LATAR
BELAKANG
Bayi
Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37
minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir
rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan
1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai
periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Masalah
Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi
prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan
cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi
peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan
keperawatan kepada klien.
Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi
prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan
masalah kebidanan.
TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk
dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah patologi persalinan prematur dan
manajemennya dalam asuhan kebidanan
Tujuan Khsusus
Agar dapat mngetahui mengenai :
a.
pengertian prematur
b. penyebab
bayi premature
c.
tanda dan
gejala persalinan premature
d. factor
resiko persalinan prematur
e.
klasifikasi
bayi prematur
f.
patofisiologi
premature
g. masalah dan
komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
h. pengelolaan
persainan prematur
i.
konsep
manajemen asuhan kebidanan prematur
PERSALINAN PREMATUR
Kematian perinatal
yang tinggi (70%) disebabkan oleh persalinan premature,karena tumbuh organ
vitalnya,menyebabkan ia masih belim mampu untuk hidup di luar
kandungan,sehingga sering mengalami kegagalan adaptasi yang dapat menimbulkan
morbiditas bahkan mortalitas yang tinggi.
Menurut
WHO,persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat bayi kurang dari 2500 g.dengan demikian,persalinan premature
dapat terjadi:
1.
Persalinan premature dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK).
2.
Persalinan premature dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah:
a.
Small for gestational age (SGA).
b.
Intrauteri growth retardation (IUG Rad).
c.
Intrauteri growth restriction (IUG Rst).
Faktor etiologi
Penyebab sekitar
50% kelahiran tidak diketahui.namun,sepertiga persalinan prematur terjadi
setelah ketuban pecah dini
(PROM).komplikasi kehamilan lain,yang berhubungan denga n persalinan
prematur ,meliputi kehamilan multi janin,hidramnion,serviks tidak kompeten,plasenta
lepas secara prematur,dan infeksi tertentu polinefritis dan koriamnionitis.
Faktor resiko
persalinan dan kelahiran prematur telah diidentifikasi dan beberapa kategori
faktor resiko ini umumnya disepakati oleh petugas kesehatan professional.kategori
ini terdiri dari risiko demografi,risiko medis,resiko kehamilan saat ini dan risiko prilaku dan lingkungan
Iritabilitas
uterus dan kejadian uterus yang merangsang kontraksi uterus,seperti aktivitas
seksual,defisiensi progesterone,ketidakadekuatan volume plasma,dan infeksi
tertentu,misalnya Chlamydia,bisa terlibat dalam awitanpersalinan prematur
.pengaruh faktor-faktor ini ini belum dipahami dengan jelas.
.
faktor
resiko kelahiran prematur
Resiko
Demografik
·
Ras
·
Usia (<> 40 tahun)
·
Status sosio ekonomi rendah
·
Belum menikah
·
Tingkat pendidikan rendah
Resiko Medis
·
Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
·
Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan
atau elektif)
·
Anomali uterus
·
Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
·
Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan
multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal :
plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal :
pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
Resiko Perilaku dan
Lingkungan
·
Nutrisi buruk
·
Merokok (lebih
dari 10 rokok sehari)
·
Penyalahgunaan
alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
·
Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
Faktor Resiko Potensial
·
Stres
·
Iritabilitas uterus
·
Perestiwa yang
mencetuskan kontraksi uterus
·
Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
·
Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
·
Defisiensi progesterone
·
Infeksi
Tanda dan gejala
Tanda-tanda persalinan premature
yaitu:
1. Kram
seperti ketika dating bulan atau rasa sakit pada punggung
2. Kram
perut,atau tanpa diare.
3. Kontraksi
rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi
ini tidak harus terasa sakit.
4. Rasa
tertekan pada perut bagian bawah,terasa berat atau seperti bayi yang mendorong
kebawah.
5. Keluar
air atau cairan lainnya dari vagina
klasifikasi
Persalinan
premature murni sesuai dengan defenisi WHO masih dapat di golongkan menurut
usia kehamilan dan berat badan lahir .
Batasan
|
kriteria
|
keterangan
|
Sangat premature
|
·
usia kehamilan 24-30 minggu
·
BB bayi 1000-1500
|
·
Sangat sulit untuk hidup,kecuali dengan
incubator canggih
·
Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ
neurologis dan pertumbuhan fisiknya.
|
Prematur sedang
|
·
Usia kehamilan 31-36 minggu
·
BB bayi 1501-2000 g
|
·
Dengan perawatan canggih masih mungkin hidup
tanpa dampak sisa yang berat.
|
Premature borderline
|
·
Usia kehamilan
36-38 minggu.
·
Berat bayi 2001-2499 g.
·
Lingkaran kepala 33 cm.
·
Lingkaran dada 30 cm.
·
Panjang badan sekitar 45 cm.
|
·
Masih sangat mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat.
·
Perhatian kemungkinan:
ü
Gangguan nafas.
ü
Daya isap lemah.
ü
Tidak tahan terhadap hipotermi.
ü
Mudah terjadi infeksi
|
Faktor yang dapat menimbulkan persalinan premature adalah:
1. Faktor
yang berasal dari maternal:
a.
Ginjal.
·
Hipertensi.
·
Penyakit diabetes mellitus.
·
Penyakit hati.
·
Kelainan uterus.
b.
Faktor gaya hidup wanita.
2. Pertumbuhan
janin yang kurang selaras dan serasi:
a.
Pertumbuhan janin terlambat dan menimbulkan “kesil untuk masa kehamilan” (KMK)
·
Akibat gangguan sirkulasi retroplasenter.
·
Kekurangan nutrisi/gizi menahun.
b.
Terdapat pemicu persalinan premature:
·
Terjadi solusio plasenta.
·
Terdapat plasenta previa.
·
Terjadi infeksi yang menimbulkan korioamnionitis
tanpa disertai ketuban pecah.
·
Pada persalinan hamil ganda.
c.
Terdapat faktor inkompatibilitas darah:
·
Faktor rhesus inkompatibilitas.
·
Faktor
inkompatibilitas darah:AB/O
3. Faktor
khusus:serviks inkompeten
a.
Dapat dijumpai pada abortus /persalinan premature
b.
Overdistensi uterus
c.
Kehailan ganda.
d.
Kehailan dengan hidramnion.
Memperhatikan
berbagai faktor yang dapat menimbulkan
persalinan prematur ada
kemungkinan bahwa terdapat beberapa
faktor yang bekerja sama dalam satu
proses persalinan premature.
Untuk
dapat menekan sebanyak mungkin persalinan premature,berdasarkan penggolongan
faktor penyebab dapat dijabarkan
Penggolongan
|
Criteria
|
keteranagan
|
Golongan I
|
ü
Dapat terjadi premature,tetapi tidak
menimbulkan proses “rekuren”
ü
Solusio plasenta
ü
Plasenta previa
ü
Hidramnion/oligohidramnion
ü
Kehamilan ganda
|
ü
Kejadia persalinan sangat jarang berulang
dengan sebab yang sama
|
Golongan II
|
ü
Risiko kejadian persalinan prematur tidak
dapat dikontrol oleh penderita sendiri
ü
Hamil usia muda,tua (umur kurang 18 tahun atau
diatas 40 tahun)
ü
Terdapat anomaly alat reproduksi
|
·
Sebagian masih dapat diupayakan un tuk
dikendalikan
·
Anomaly alat reproduksi sebagian sulit
dikendalikan sekalipun dengan tindakan operasi
|
Golongan III
|
·
Faktor yang menimbulkan persalinan prematur
dapat dikendalikan,sehingga kejadian premature dapat diturunkan
ü
Kebiasaan:
o
Merokok,ketagihan obat.
o
Kebiasaan kerja keras,kurang tidur dan
istirahat.
·
Keadaan sosial ekonomi yang menyebabkan
konsumsi gizi nutrisi rendah.
·
Kenaikan berat badan ibu hamil yang yang kurang.
·
Anomaly serviks:serviks inkompeten
|
·
Permasalahan yang dihadapi golongan III
sebagian besar beraspek sosial sehingga perannya sebagai faktor pemicu persalinan prematur dapat dikendaki.
·
Kemampuan pengendalian faktor sosial yang
berada ditengah masyarakat,merupakan program obstetric sosial.
·
Keberhasilannya akan dapat dirasakan
masyarakat dan memepunyai nilai untuk meningkatkan kemampuan memberikan
pelayanan bermutu dan menyeluruh,segabai strategi nasional.
|
Sebab-sebab kematian bayi premature
Dikemukakan bahwa
kematian perinatal sebagian besar (70%) terjadi di akibat persalinan
premature,terutama yang dapat digolongkan:
1.
Prematur
sedang (moderately prematur).
2.
Sangat prematur (extremely/premature).
Berkaitan dengan prematur sedang/sangat premature,dapat
dikemukakan bahwa sebab
kematiannya:
1.
Prematuritas alat vital.
2.
Gangguan tumbuh-kembang paru,sehingga tidak
mampu beradaptasi dengan dunia di luar kandungan.
3.
Perdarahan intracranial.
4.
Kemungkinan infeksi karena
daya tahan tubuh yang rendah.
5.
Gangguan adaptasi nutrisi yang diberikan.
6.
Kegagalan dalam memberikan pertolongan adekuat
dirumah sakit tersier.
Perawatan dan
pelayanan terhadap bayi prematur memerlukan tim dan alat canggih serta biaya
yang tidak murah.hasilnya setelah hidup masih harus diperhitungkan aspek
neorologis dan aspek psikologis serta IQ-nya,sehingga dapat menjadi beban
keluarga yang berkepanjangan.
Daftar pustaka:
Manuaba Ida Bagus Gde.Kapita
Selekta penatalaksanaan Rutin obstetric,bagian B,hlm 343-349.
Colombo David F and Jay 2008.preterm
Birth,practical Strategies in obstetrics and Gynekology,Tokyo:WB
saunderss,section obstetrics,Chapter 33,p.344-353
Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan
mencari faktor resiko mayor ato minor.faktor resiko minor adalah penyakit yang
disertai demam,perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12
minggu,riwayat pielonefritis,merokok lebih dari 10 batang perhari,riwayat
abortus pada trimester II,riwayat abortus
pada trimester 1 lebih dari 2 kali.
Faktor resiko mayor adalah
kehamilan multiple,hidramnion,anomali uterus,serviks terbuka lebih dari 1 cm
pada kehamialn 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan
preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau
lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila
ditemukan keduanya.
Diagnosis
persalinan prematur
Sebelum persalinan berlangsung
telah dapat dirasakan tanda sebagai berikut:
1.
Terdapat nyeri di pinggang bagian belakang
2.
Rasa tertekan pada perut bagian bawah.
3.
Terdapat kontaksi irreguler sejak sekitar 24-48 jam.
4.
Terdapat pembawa tanda seperti:
a. Bertambahnya
cairan vagina.
b. Terdapat lendir
bercampur darah.
Jika proses persalinan prematur
berkelanjutan,akan terjadi gejala klinis berikutnya.
1.
Kontraksi uterus berlangsung sekitar 4 kali per 20
menit atau 8 kali per 60 menit.
2.
Terhadi perubahan progresif serviks:
a. Pembukaan lebih
dari 1 cm.
b. Perlunakan sekitar
75-80%
c. Bahkan terjadi
penipisan serviks.
Pemeriksaan yang masih penting dilakukan adalah pemeriksaan fibronektin
janin,yang merupakan substansi ekstrasel untuk melekatkan jaringan.
Masalah dan komplikasi yang dapat terjadi pada bayi
prematur
masalah
kesehatan yang sering dialami bayi lahir prematur:
1) Masalah kardiovaskular seperti PDA
atau Duktus Arteriosus Paten dimana ductus arteriosus tetap terbuka bahkan
setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur sangat rentan terhadap masalah
seperti masalah hipertensi, diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.
2) Penyakit paru-paru kronis dan infeksi
seperti displasia bronkopulmonalis, pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan.
3) Ada beberapa masalah neurologis
seperti Ensefalopati hipoksik iskemik, retinopati prematuritas, apnea, serebral
palsi, cacat perkembangan, perdarahan intraventrikular. Beberapa bayi cenderung
mengalami pendarahan otak. Pendarahan otak parah dapat berakibat fatal.
Keterbelakangan mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran prematur.
4) Masalah hematologi yang bisa
terjadi pada kelahiran prematur adalah trombositopenia, anemia, ikterus atau
hiperbilirubinemia yang menyebabkan kernikterus.
5) Bayi prematur menghadapi masalah
pertumbuhan jangka panjang seperti tingkat pertumbuhan di bawah rata-rata.
6) Beberapa masalah metabolik dan
pencernaan yang juga bisa terjadi pada bayi prematur seperti hernia inguinalis,
hipokalsemia, rakhitis, nekrosis enterocolitis, hipoglikemia, dll. Pengamatan
yang dilakukan menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan dalam
menyusu, karena kurang energi untuk menghisap susu.
7) Anak yang lahir antara minggu
ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap kematian bayi dan SIDS (Sudden Infant Death
Syndrome).
8) Para ahli menyatakan bahwa
anak-anak yang lahir prematur menghadapi masalah reproduksi.
9) Beberapa masalah lainnya seperti
sepsis, kebutaan total atau parsial, masalah penglihatan, infeksi saluran
kemih, masalah sosial dan emosional, keterampilan mengucap yang kurang, ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan dan
IQ lebih rendah.
Pengelolaan persalinan prematur
Beberapa langkah yang dapat
dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas dan mortalitas
neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan preterm
dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru janin
dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan pencegahan
terhadap infeksi
Setiap persalinan preterm harus
dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah
termasuk risiko tinggi atau rendah.
1. Sebelum dirujuk, berikan air minum
1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila kontraksi masih berlanjut,
berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan
pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua, atau
Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
beri dukungan.
4. Persalinan tidak boleh ditunda bila
ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis, perdarahan antepartum
yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan janin
terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Konsep
Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen
Asuhan Kebidanan atau sering disebut Manajemen Kebidanan adalah suatu metode
berpikir dan bertindak secara sistematis dn logis dalam memberi asuhan
kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan (suryani,2007).
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan-temuan,keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan
suatu keputusan yang berfokus pada klien,(suryani,2007).
asuhan kebidan pada bayi prematur merupakan
bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pad bayi
prematur.manajemen asuhan kebidanan disusun dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat oleh langkah sebelumnya.
Manajemen
kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembang kan oleh Helen Varney
dalam buku Varney Midwifery,edisi ketiga tahun 1997: mengambarkan proses
manajemen asuhan kebidan yang terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistematis
dan klinis (suryani,2007).
A.
Pengumpulan Data
Langkah I
( Pengkajian )
Data-data yang dikumpulkan meliputi :
a.
Data subjektif
-
Data
subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
pasien melalui anamnesa.yang termasuk data subjektif untuk pasien dengan
prematur antara lain Biodata atau
identitas klien dan suami
Yang perlu
dikaji : nama, umur, bangsa, agama, dan alamat. Tujuan dilakukan anamnesa ini adalah untuk mengidentifikasi
(mengenal) pasien lebih dekat .
-
Keluhan
utama
Merupakan
alasan utama pasien untuk datang dan apa-apa saja yang keluhan dirasakan .
Misalnya ibu
datang dengan keluhan
·
pasien
mengatakan yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
meningkat pada usia kehamilan 32 minggu.
(Kontraksi yang berulang sdikitnya
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit)
·
Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low
back pain)
·
Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
·
Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
·
Ibu mengatakan pada kehamilannya yang
kurang bulan ini, ketubannya telah pecah
-
Riwayat Pernikahan
Dapat
mngakibatkan kehamilan muda. Kehamilan muda merupakan kehamilan beresiko karena belum matangnya system alat
reproduksi.
-
Riwayat Menstruasi
Yang dinyatakan
adalah HPHT untuk menentukan tafsiran persalinan, siklus, banyak, bau, warna,
dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan mendapat haid pertama kali.
-
Riwayat
obstetric yang lalu
Kehamilan yang lalu, kemungkinan ibu
pernah mengalami persalinan premature dan mengeluhkan hal yang sama pada kehamilan
sekarang.
Kehamilan
yang lalu, jika ibu mengalami persalianan preterm, berat badan bayi lahir rendah, bayi lahir dengan cacat congenital.
-
Riwayat
penyakit kehamilan
Untuk Mengetahui apakah selama kehamilan ibu
dari bayi pernah mengalami masalah seperti pendarahan ,preeklamsia, eklamsi,
hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia. Dari kasus bayi prematur ini
selama kehamilan ibu pernah mengalami keadaan seperti diabetes maternal,
penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan pertumbuhan
intrauterine.
-
Riwayat
Kehamilan ini
Yang
dikaji adalah HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan Tp. Kelahiran bayi
dengan prematur ini tidak sesuai dengan tafsiran persalinan .
-
Riwayat kesehatan
Mengetahui apakah dulu atau pun sekarang klien
memiliki riwayat kehamilan premature atau penyakit yang
membahayakan lainnya.
-
Riwayat kesehatan
keluarga
Mengetahui apakah Anggota keluarga klien ada
yang mempunyai penyakit seperti kehamilan
prematur yang membahayakan lainnya.
-
Riwayat
kontrasepsi
Mengetahui apakah klien sudah pernah atau
tidak menggunakan alat kontrasepsi
-
Riwayat
seksualitas
Apakah ibu mengalami masalah selama
berhubungan atau tidak.
-
Riwayat social, ekonomi, dan budaya,
ika ekonomi ibu tidak memadai akan
mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi
Social
budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan
telur selama masa kehamilan. Serta social budaya yang beranggapan wanita hamil
beristirahat adalah tindakan negative.
-
Kegiatan
spiritual
Untuk mengetahui ibadah yang dilakukan ibu
karena akan lebih cenderung berpengaruh terhadap kestabilan emosional ibu.
-
Riwayat
psikologis
Mengetahui kemungkinan adanya tanggapan
baik/buruk klien dan keluarga tentang kehamilan klien yang mungkin akan
menimbulkan masalah bagi klien.
-
Kebutuhan dasar
Untuk menegetahui apakah klien membutuhkan
dukungan dan semangat dari suami dan keluarga, pemenuhan nutrisi, eliminasi,
istirahat, personal hiegene dan sebagainya.
-
Pola
Kebiasaan
Gunanya
untuk mengetahui apakah nutrisi, pola aktifitas dan gerak bayi, pola hygine,
pola istirahat bayi sudah benar dan cukup atau tidak .
B.
Data
objektif
Data
objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.Data objektif
mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,hasil laboratorium
dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.
-
Pemeriksaan umum
Menggambarkan keadaan umum klien baik yang
mencangkup kesadaran, tekanan darah normal, nadi, suhu dan pernapasan dalam
keadaan normal,berat badan,keadaan emosional serta tinggi badan normal.
-
Pemeriksaan
Khusus meliputi ( inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
Inspeksi
Yaitu
periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah
mata (konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak,
muka (edema), leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid
maupun limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya
teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola
mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia
kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta
pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.
-
Palpasi
Leopold 1 :
Untuk menentukan TFU (tidak sesuai
dengan TFU normal, > TFU normal) dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU
dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus
teraba bulat, tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin.
-
Leopold
II:\
Untuk menentukan dimana letaknya
punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah
kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau
kepala.
-
Leopold
III:
Untuk menentukan apa yang yang
terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ sudah terpegang oleh PAP, dan
normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
-
Leopold
IV:
Untuk menentukan seberapa jauh
masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan
seberapa masuknya ke PAP.
-
Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi
normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang
atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bisa kurang dari
110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak teratur.
-
Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan
kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau penyakit saraf,
intoksikasi magnesium sulfat.
-
Pemeriksaan
Panggul
Yang dinilai adalah keadaan servik,
pembukaan, keadaan ketuban, presentasi dan posisi, adanya caput atau moulage,
bagian menumbung atau terkemuka, dan kapasitas panggul (bentuk promontorium,
linea innominata, sacrum, dinding samping panggul, spina ischiadica, coksigis
dan arcus pubis > 900).
-
Penghitungan
TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam
cm – 13) x 155 yang bertujuan untuk mengetahui taksiran berat badan janin dan
dalam persalinan prematur biasanya berat badan janin rendah
-
Pemeriksaan
penunjang :
·
Pemeriksaan
darah rutin glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
·
Foto
dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8jam atau didapat / diperkirakan akan terjadi
sidrom gawat nafas.
·
USG
kepala
Didapatkan
hasil ukuran janin kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
B.
Langkah II (Iterprestasi data dasar)
Data
yang telah dikumpulkan,diolah dan dianalisa.bidan melakukan analisis
berdasarkan urutan sebagai berikut :
-
Mencari
hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan
akibat .
-
Menentukan
masalah dan apa masalah utamanya.
-
Menentukan
penyebab utamanya
-
Menentukan
tingkat resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu
perumusan masalah untuk menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
(tata nama), yaitu:
-
Mencari
hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan
akibat.
-
Menentukan
masalah dan apa masalah utamanya
-
Menentukan
penyebab utamanya
-
Menentukan
tingkat resiko masalah
Hasil
analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama),yaitu :
-
Diakui
dan telah disahkan oleh profesi bidan
-
Berhubungan
langsung dengan praktik kebidanan
-
Didukung
oleh klinikal judgement dalam lingkup lingkup kebidanan
Diagnosa
untuk bayi prematur ditegakan atas dasar bayi telah ditimbang ,menerima dan
menanyakan informasi dari keluarga mengenai bayi prematur sesuai dengan usia
kehamilan ibu saat melahirkan dan tangal kelahiran bayi.Diagnosa nya : bayi
baru lahir,usia bayi,dengan prematur,ku bayi buruk(sesuai dengan keadaan umum
bayi yang dilihat dari keadaan bayi dan hasil vital sign.
Berdasarkan kasus ini ,maka
kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :
1) Kehamilan prematur,
G...,P...,A....,H...., hamil 32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin
tunggal, hidup intrauterine memanjang, presentasi kepala dengan partus
premature.
Dasar :
HPHT,TP,
jumlah air ketuban lebih dari 2 liter
ddapat diketahui dari USG,hasil pemeriksaan sitology vaginal ,hasil test tanpa
tekanan dengan CTG.
a) Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut
bagian bawah serta mengeluarkan cairan pervaginam lendir bercampur darah.
b) Ibu merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan karena
kehamilan yang kurang cukup bulan.
c) Pada pemeriksaan dalam di dapat
pemukaan 3 cm, konsistensi lembut, bagian terendah Hodge III, dilatasi serviks
30%.
d) Tekanan darah 140/90 mmHg.
e) Protein urine (-)
2) Masalah
Kemungkinan
masalah yang timbul adalah :
a) Ada nyeri His
Dasar : Ibu merasa kesakitan
di bagian perut.
b) Gangguan peningkatan tekanan darah.
Dasar : Hasil pemeriksaan TD
140/90mmHg,protein urine (-)
c) Cemas
Dasar : Ibu merasa takut dan
gelisah dalam menghadapi persalinan.
Karena
kehamilan yang kurang cukup bulan.
3)
Kebutuhan
a. Masase ibu
Dasar : ibu merasakan nyeri bagian
abdomen
b.Memberikan
rasa aman dan nyaman
Dasar : ibu mnegalami peningkatan
tekanan darah, dengan memberikan rasa aman dan nyaman, keaadan emosional ibu
akan membaik, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah Ibu
c. Dukungan Psikology
Dasar : Kehamilan yang kurang dari waktunya.
C. Langkah III : ( mengidentifikasi diagnose atau
masalah potensial )
Diagnosa
potensial dalam kaitanya dengan diagnosa kebidanan adalah masalah yang mungkin
timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengangu keselamatan pasien . Berdasarkan teori diagnosa potensial
yang akan dapat terjadi adalah :
a.
Diagnosa potensial yang dapat
terjadi pada Ibu :
1. Perdarahan
Dasarnya : karena persalinan
premature yang diakibatkan oleh plasenta previa atau solusio plasanta yang
membuat perdarahan banyak pada Ibu
2. Infeksi
Dasarnya : terbukanya jalan lahir
pada Ibu yang mngalami premature akibat diabetes beresiko untuk infeksi
3. Terjadinya atonia uteri
Dasarnya : adanya kelainan bawaan
uterus dan ketuban pecah dini yng mengakibatkan prematuritas
b. Diagnosa potensial yang dapat
terjadi pada bayi :
1. Hipotermia
Dalam
kandungan ,bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 360
c sampai dengan 37 0c. Segera setelah lahir bayi dihadapkan pada
suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi.
2. sindrom gawat nafas
Kesukaran
pernapasan pada bayi prematur dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan
membrane hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan
tegangan dinding alveoli paru,pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada
mingu ke -35 kehamilan.
3. BBLR
Dapat terjadi
karena perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan
kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin
kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
4. Hipoglikemia
Penyelidikan
kadar gula darah pada 12jam pertama menunjukan bahwa hipoglikemia dapat
terjadi sebanyak 50% pada bayi
prematur.glukosa merupakan sumber pertama energi selama masa janin . Hal ini
disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi ,Hipoglikemia bila kadar gula
sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl.
5. Pendarahan intracranial
Pada
bayi premature pembuluh darah masih sangat rapuh hinga mudah pecah . pendarahan
intracranial dapat terjadi karna trauma lahir.
6.
Rentan terhadap infeksi
Pemindahan
substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada mingu terakhir masa
kehamilan.
7. Hiperbilirubinemia
Hal
ini dapat terjadi karena belum matur nya fungsi hepar. Kurangnya enzim
glukorinil transferase sehinga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin
direk belum sempurna . dan kadar albumin darah yang berperan dalam transfortasi
bilirubin dari jaringan ke hepar kurang.kadar bilirubin normal pada bayi
prematur 10mg/dl.
8. Kerusakan integritas kulit
Lemak
subkutan kurang atau sedikit.struktur kulit yang belum matang dan
rapuh.sensitivitas yang kurang akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas
kulit,terutama pada daerah yang sering tertekan dalam waktu yang lama.
Pemakaian plester dapat
mengakibatkan kulit bayi lecet atau bahkan lapisan atas ikut terangkat
9. Ikterus (kadar bilirubin yang tingi
)
Ikterus
adalah menjadi kuningnya warna kulit,selaput lendir dan berbagai jaringan oleh
zat warna empedu.
D. Langkah IV : (Identifikasi kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera)
Tindakan
segera ditujukan pada masalah potensial demi keselamatan pasien. Harus bersifat
segera disiapkan tindakan ataupun kolaborasi penanganan segera bersama anggota
tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien .
Tindakan segera yang dibutuhkan
pasien :
a. Kolaborasi dengan dokter ahli
kebidanan.
b. Segera merujuk.
E. Langkah V :
(Perencanaan asuhan yang menyeluruh )
Berdasarkan
diagnosa yang ditegakan ,bidan menyusun rencana kegiatannya mencangkup tujuan
dan langkkah yang akan dilakukan dalam melakukan intervensi pemecahan masalah.
Langkah penyusun rencana kegiatan :
1. Menentukan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
2. Menentukan langkah-lahgkah tindakan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
3. Menentukan kriteria evaluasi dan
keberhasilan tindakan
Semua
rencana haruslah rasional dan sebelumnya dilaksanakan harus disepakati oleh pasien terlebih dahulu .dalam asuhan
yang menyeluruh pada bayi prematur harus mencerminkan rasional yang benar-benar
valid berdasarkan pengetahuan teori prematur yang berhubungan langsung dan
asumsi tentang apa yang akan atau tidakakan mau dilakukan .jika tidak
menghasilkan asuhan pasien yang tidak lengkap dan berbahaya.Perencanan tindakan
yang mungkin dilakukan antara lain :
1. Beritahu ibu tentang hasil
pemeriksaan.
2. Jelaskan kondisi ibu saat ini.
3. Buat tanda persetujuan tertulis
untuk perawatan dan tindakan klien
dirumah sakit/rumah bidan dan jelaskan tentang peraturan di kamar bersalin.
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk
tindakan selanjutnya
5. Jelaskan tentang kemajuan
persalinan.
6. Lakukan Perawatan dan pengawasan
kala I
7. Siapkan alat-alat
8.
Siapkan ruang untuk persalinan.
9. Alat untuk persalinan.
10. Perlengkapan untuk ibu dan bayi.
11. Siapkan ibu
12. Ganti pakaian ibu
13. Tempatkan di ruang bersalin.
14. Atur posisi ibu senyaman mungkin
15. Anjurkan miring ke kiri.
16. Ajarkan cara mengedan yang baik dan
anjurkan untuk relaksasi
17. Libatkan orang-orang untuk memberi
dukungan psikologis.
18. Hadirkan
pendamping yang dianggap penting bagi ibu.
19. Beri
ibu kebutuhan nutrisi berupa makanan dan minuman.
20. Pantau tanda-tanda vital
21. Pantau kemajuan persalinan.
22. Lakukan
pengawasan kala I atau observasi dengan partograf
23. Rawat
klien dikamar bersalin untuk memantau proses persalinan .
24. Dukungan
psikologis
25. Bantu
kala II jika lahir spontan.
26. Lakukan
manajemen aktiv kala III
27. Lakukan
perawatan bayi baru lahir
28. Lakukan
pengawasan kala 1V
SOAP
d.
Pendokumentasian SOAP
S = Subjectif
-
Menggambarkan
pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnesa.
-
Segala
sesuatu yang dikeluhankan pasien (semua data yang datang dari pasien.
·
pasien
mengatakan yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
meningkat pada usia kehamilan 32 minggu.
(Kontraksi yang berulang sdikitnya
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit)
·
Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low
back pain)
·
Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
·
Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
·
Ibu mengatakan pada kehamilannya yang
kurang bulan ini, ketubannya telah pecah
O = Objectif
-
Data
yang di dapatkan dari hasil pemeriksaan maupun pemeriaksaan penunjang dari
laboraturium
-
Yaitu
periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah
mata (konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak,
muka (edema), leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid
maupun limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya
teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola
mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia
kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta
pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.
A = Assessment
-
Masalah
/ diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun
objektif tang dikumpulkan atau di simpulkan.
Ibu hamil Kehamilan prematur,
G...,P...,A....,H...., hamil 32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin
tunggal, hidup intrauterine memanjang, presentasi kepala dengan partus
premature
P = Planning
-
Perencanaan
·
Kesejahteraan bagi ibu di lihat dari TTV, pantau
kandung kemih ibu, keadaan dehidrasi ( makan, minum)perhatikanminum ibu
terpenting dengan mempertimbangkan kandung kemih ibu karena ibu mengalami
gangguan saluran perkemihan.
·
Kesejahteraan
janin, pergerakan janin selama 24 jam 20
– 24 kali,keadaan sesuai dengan TFU berdasarkan usia kehamilan.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Premature
adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi
kurang dari 2500 gram. Masalah Kesehatan pada bayi
prematur, membutuhkan asuhan kebidanan.
Faktor penyebat
persalinan bayi prematur adalah adanya faktor maternal, faktor fetal, dan
faktor lain, seperti kehamilan, kondisi medis, faktor sosial ekonomi dan faktor
gaya idup
kriteria
dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low
back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah
terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai
mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat
merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37
minggu
SARAN
Dalam
pelaksanaan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif
dalam melakukan pembinaan kasus. Sehingga asuhan yang diberikan dapat
diterapkan sesuai dengan teori yang didapat di institusi pendidik
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,
I.B.G, dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta : EGC
Soepardan,
Suryani.2008. Konsep Kebidanan.
Jakarta : EGC