Woensdag 15 Mei 2013


                                                                LATAR BELAKANG

               Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
               Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.
Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah kebidanan.










                                                                                TUJUAN
     
      Tujuan Umum
               Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah patologi persalinan prematur dan manajemennya dalam asuhan kebidanan

       Tujuan Khsusus
Agar dapat mngetahui mengenai :
      a.       pengertian prematur
      b.      penyebab bayi premature
      c.       tanda dan gejala persalinan premature
      d.      factor resiko persalinan prematur
      e.       klasifikasi bayi prematur
      f.       patofisiologi premature
      g.      masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
      h.      pengelolaan persainan prematur
      i.        konsep manajemen asuhan kebidanan prematur


PERSALINAN PREMATUR

Kematian perinatal yang tinggi (70%) disebabkan oleh persalinan premature,karena tumbuh organ vitalnya,menyebabkan ia masih belim mampu untuk hidup di luar kandungan,sehingga sering mengalami kegagalan adaptasi yang dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas yang tinggi.
Menurut WHO,persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 g.dengan demikian,persalinan premature dapat terjadi:
1.       Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK).
2.       Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah:
a.       Small for gestational age (SGA).
b.      Intrauteri growth retardation (IUG Rad).
c.       Intrauteri growth restriction (IUG Rst).


Faktor etiologi
Penyebab sekitar 50% kelahiran tidak diketahui.namun,sepertiga persalinan prematur terjadi setelah ketuban pecah dini  (PROM).komplikasi kehamilan lain,yang berhubungan denga n persalinan prematur ,meliputi kehamilan multi janin,hidramnion,serviks tidak kompeten,plasenta lepas secara prematur,dan infeksi tertentu polinefritis dan koriamnionitis.
Faktor resiko persalinan dan kelahiran prematur telah diidentifikasi dan beberapa kategori faktor resiko ini umumnya disepakati oleh petugas kesehatan professional.kategori ini terdiri dari risiko demografi,risiko medis,resiko kehamilan saat  ini dan risiko prilaku dan lingkungan
Iritabilitas uterus dan kejadian uterus yang merangsang kontraksi uterus,seperti aktivitas seksual,defisiensi progesterone,ketidakadekuatan volume plasma,dan infeksi tertentu,misalnya Chlamydia,bisa terlibat dalam awitanpersalinan prematur .pengaruh faktor-faktor ini ini belum dipahami dengan jelas.

.                                         faktor resiko kelahiran prematur

Resiko Demografik
·         Ras
·         Usia (<> 40 tahun)
·         Status sosio ekonomi rendah
·         Belum menikah
·         Tingkat pendidikan rendah

Resiko Medis
·         Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
·         Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
·         Anomali uterus
·         Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
·         Resiko kehamilan saat ini :
               Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin


 Resiko Perilaku dan Lingkungan
·         Nutrisi buruk
·         Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
·         Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
·         Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

Faktor Resiko Potensial
·         Stres
·         Iritabilitas uterus
·         Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
·         Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
·         Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
·         Defisiensi progesterone
·         Infeksi

Tanda dan gejala
Tanda-tanda persalinan premature yaitu:
1.       Kram seperti ketika dating bulan atau rasa sakit pada punggung
2.       Kram perut,atau tanpa diare.
3.       Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
4.       Rasa tertekan pada perut bagian bawah,terasa berat atau seperti bayi yang mendorong kebawah.
5.       Keluar air atau cairan lainnya dari vagina

klasifikasi
Persalinan premature murni sesuai dengan defenisi WHO masih dapat di golongkan menurut usia kehamilan dan berat badan lahir .
         Batasan
              kriteria
                 keterangan
Sangat premature
·         usia kehamilan 24-30 minggu
·         BB bayi 1000-1500
·         Sangat sulit untuk hidup,kecuali dengan incubator canggih
·         Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ neurologis dan pertumbuhan fisiknya.


Prematur  sedang
·         Usia kehamilan 31-36 minggu
·         BB bayi 1501-2000 g
·         Dengan perawatan canggih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat.
Premature borderline
·         Usia kehamilan  36-38 minggu.
·         Berat bayi 2001-2499 g.
·         Lingkaran kepala 33 cm.
·         Lingkaran dada 30 cm.
·         Panjang badan sekitar 45 cm.
·         Masih sangat mungkin hidup tanpa dampak  sisa yang berat.
·         Perhatian kemungkinan:
ü  Gangguan nafas.
ü  Daya isap lemah.
ü  Tidak tahan terhadap hipotermi.
ü  Mudah terjadi infeksi


       
Faktor yang dapat menimbulkan persalinan premature  adalah:
1.       Faktor yang berasal dari maternal:
a.       Ginjal.
·         Hipertensi.
·         Penyakit diabetes mellitus.
·         Penyakit hati.
·         Kelainan uterus.
b.      Faktor gaya hidup wanita.
2.       Pertumbuhan janin yang kurang selaras dan serasi:
a.       Pertumbuhan janin terlambat dan menimbulkan  “kesil untuk masa kehamilan” (KMK)
·         Akibat gangguan sirkulasi retroplasenter.
·         Kekurangan nutrisi/gizi menahun.
b.      Terdapat pemicu persalinan premature:
·         Terjadi solusio plasenta.
·         Terdapat plasenta previa.
·         Terjadi infeksi yang menimbulkan korioamnionitis tanpa disertai ketuban pecah.
·         Pada persalinan hamil ganda.
c.       Terdapat faktor inkompatibilitas darah:
·         Faktor rhesus inkompatibilitas.
·         Faktor  inkompatibilitas darah:AB/O
3.       Faktor khusus:serviks inkompeten
a.       Dapat dijumpai pada  abortus /persalinan premature
b.      Overdistensi uterus
c.       Kehailan ganda.
d.      Kehailan dengan hidramnion.
Memperhatikan berbagai faktor yang dapat menimbulkan  persalinan prematur ada
kemungkinan bahwa terdapat beberapa faktor yang  bekerja sama dalam satu proses persalinan premature.
                Untuk dapat menekan sebanyak mungkin persalinan premature,berdasarkan penggolongan faktor  penyebab dapat dijabarkan
           Penggolongan
                  Criteria
               keteranagan
Golongan  I
ü  Dapat terjadi premature,tetapi tidak menimbulkan proses “rekuren”
ü  Solusio plasenta
ü  Plasenta previa
ü  Hidramnion/oligohidramnion
ü  Kehamilan ganda
ü  Kejadia persalinan sangat jarang berulang dengan sebab yang sama
Golongan II
ü  Risiko kejadian persalinan prematur tidak dapat dikontrol oleh penderita sendiri
ü  Hamil usia muda,tua (umur kurang 18 tahun atau diatas 40 tahun)
ü  Terdapat anomaly alat reproduksi
·         Sebagian masih dapat diupayakan un tuk dikendalikan
·         Anomaly alat reproduksi sebagian sulit dikendalikan sekalipun dengan tindakan operasi
Golongan III

·         Faktor yang menimbulkan persalinan prematur dapat dikendalikan,sehingga kejadian premature dapat diturunkan
ü  Kebiasaan:
o   Merokok,ketagihan obat.
o   Kebiasaan kerja keras,kurang tidur dan istirahat.
·         Keadaan sosial ekonomi yang menyebabkan konsumsi gizi nutrisi rendah.
·         Kenaikan berat badan ibu hamil yang yang kurang.
·         Anomaly serviks:serviks inkompeten
·         Permasalahan yang dihadapi golongan III sebagian besar beraspek sosial sehingga perannya sebagai faktor pemicu  persalinan prematur dapat dikendaki.
·         Kemampuan pengendalian faktor sosial yang berada ditengah masyarakat,merupakan program obstetric sosial.
·         Keberhasilannya akan dapat dirasakan masyarakat dan memepunyai nilai untuk meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan bermutu dan menyeluruh,segabai strategi nasional.


Sebab-sebab kematian bayi premature
Dikemukakan bahwa kematian perinatal sebagian besar (70%) terjadi di akibat persalinan premature,terutama yang dapat digolongkan:
1.       Prematur  sedang (moderately prematur).
2.       Sangat prematur (extremely/premature).
Berkaitan dengan prematur sedang/sangat premature,dapat dikemukakan bahwa sebab
kematiannya:
1.       Prematuritas alat vital.
2.       Gangguan tumbuh-kembang paru,sehingga tidak mampu beradaptasi dengan dunia di luar kandungan.
3.       Perdarahan intracranial.
4.       Kemungkinan infeksi  karena  daya tahan tubuh yang rendah.
5.       Gangguan adaptasi nutrisi yang diberikan.
6.       Kegagalan dalam memberikan pertolongan adekuat dirumah sakit tersier.
Perawatan dan pelayanan terhadap bayi prematur memerlukan tim dan alat canggih serta biaya yang tidak murah.hasilnya setelah hidup masih harus diperhitungkan aspek neorologis dan aspek psikologis serta IQ-nya,sehingga dapat menjadi beban keluarga yang berkepanjangan.
Daftar pustaka:
Manuaba Ida Bagus Gde.Kapita Selekta penatalaksanaan Rutin obstetric,bagian B,hlm 343-349.
Colombo David F and Jay 2008.preterm Birth,practical Strategies in obstetrics and Gynekology,Tokyo:WB saunderss,section obstetrics,Chapter 33,p.344-353

Patofisiologi

                    Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor ato minor.faktor resiko minor adalah penyakit yang disertai demam,perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu,riwayat pielonefritis,merokok lebih dari 10 batang perhari,riwayat abortus pada trimester II,riwayat abortus  pada trimester 1 lebih dari 2 kali.
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple,hidramnion,anomali uterus,serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamialn 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya.

Diagnosis persalinan prematur
Sebelum persalinan berlangsung telah dapat dirasakan tanda sebagai berikut:
1.       Terdapat nyeri di pinggang bagian belakang
2.       Rasa tertekan pada perut bagian bawah.
3.       Terdapat kontaksi irreguler  sejak sekitar 24-48 jam.
4.       Terdapat pembawa tanda seperti:
a.       Bertambahnya cairan vagina.
b.      Terdapat lendir bercampur darah.
Jika proses persalinan prematur berkelanjutan,akan terjadi gejala klinis berikutnya.
1.       Kontraksi uterus berlangsung sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali per 60 menit.
2.       Terhadi perubahan progresif serviks:
a.       Pembukaan lebih dari 1 cm.
b.      Perlunakan sekitar 75-80%
c.       Bahkan terjadi penipisan serviks.
Pemeriksaan yang masih penting dilakukan adalah pemeriksaan fibronektin janin,yang merupakan substansi ekstrasel untuk melekatkan jaringan.
                    Masalah dan komplikasi yang dapat terjadi pada bayi prematur

masalah kesehatan yang sering dialami bayi lahir prematur:
      1) Masalah kardiovaskular seperti PDA atau Duktus Arteriosus Paten dimana ductus arteriosus tetap terbuka bahkan setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur sangat rentan terhadap masalah seperti masalah hipertensi, diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.
      2) Penyakit paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia bronkopulmonalis, pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan.
      3) Ada beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati hipoksik iskemik, retinopati prematuritas, apnea, serebral palsi, cacat perkembangan, perdarahan intraventrikular. Beberapa bayi cenderung mengalami pendarahan otak. Pendarahan otak parah dapat berakibat fatal. Keterbelakangan mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran prematur.
      4) Masalah hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran prematur adalah trombositopenia, anemia, ikterus atau hiperbilirubinemia yang menyebabkan kernikterus.
      5) Bayi prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang seperti tingkat pertumbuhan di bawah rata-rata.
      6) Beberapa masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa terjadi pada bayi prematur seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis, nekrosis enterocolitis, hipoglikemia, dll. Pengamatan yang dilakukan menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan dalam menyusu, karena kurang energi untuk menghisap susu.
      7) Anak yang lahir antara minggu ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap kematian bayi dan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
      8) Para ahli menyatakan bahwa anak-anak yang lahir prematur menghadapi masalah reproduksi.
      9) Beberapa masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau parsial, masalah penglihatan, infeksi saluran kemih, masalah sosial dan emosional, keterampilan mengucap yang kurang, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan dan IQ lebih rendah.



                                Pengelolaan persalinan prematur

               Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:
      1.      Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
      2.      Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
      3.      Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
               Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.
      1.      Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak.
      2.      Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
      3.      Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.
      4.      Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).


KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

               Konsep Manajemen  Asuhan Kebidanan

               Manajemen Asuhan Kebidanan atau sering disebut Manajemen Kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis dn logis dalam memberi asuhan kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi  asuhan (suryani,2007).
               Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan,keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien,(suryani,2007).
                asuhan kebidan pada bayi prematur merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pad bayi prematur.manajemen asuhan kebidanan disusun dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat oleh langkah sebelumnya.
               Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembang kan oleh Helen Varney dalam buku Varney Midwifery,edisi ketiga tahun 1997: mengambarkan proses manajemen asuhan kebidan yang terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistematis dan klinis (suryani,2007).













A.    Pengumpulan Data

Langkah I  ( Pengkajian )
Data-data yang dikumpulkan meliputi :
a.       Data subjektif
-          Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien melalui anamnesa.yang termasuk data subjektif untuk pasien dengan prematur antara lain Biodata atau identitas klien dan suami
Yang perlu dikaji : nama, umur, bangsa, agama, dan alamat. Tujuan dilakukan anamnesa            ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal) pasien lebih dekat .
-          Keluhan utama
           Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan apa-apa saja yang keluhan dirasakan .
           Misalnya ibu datang dengan keluhan
·         pasien mengatakan yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat pada usia kehamilan 32 minggu.
           (Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10   menit)
·         Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low back pain)
·         Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
·         Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
·         Ibu mengatakan pada kehamilannya yang kurang bulan ini, ketubannya telah pecah
-         Riwayat Pernikahan
      Dapat mngakibatkan kehamilan muda. Kehamilan muda merupakan kehamilan beresiko     karena belum matangnya system alat reproduksi.          
-         Riwayat Menstruasi
      Yang dinyatakan adalah HPHT untuk menentukan tafsiran persalinan, siklus, banyak, bau, warna, dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan mendapat haid pertama kali.


-          Riwayat obstetric yang lalu

            Kehamilan yang lalu, kemungkinan ibu pernah mengalami persalinan premature dan  mengeluhkan hal yang sama pada kehamilan sekarang.
Kehamilan yang lalu, jika ibu mengalami persalianan preterm, berat badan bayi lahir  rendah,    bayi lahir dengan cacat congenital.

-          Riwayat penyakit kehamilan
   Untuk Mengetahui apakah selama kehamilan ibu dari bayi pernah mengalami masalah seperti pendarahan ,preeklamsia, eklamsi, hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia. Dari kasus bayi prematur ini selama kehamilan ibu pernah mengalami keadaan seperti diabetes maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan pertumbuhan intrauterine.
-          Riwayat Kehamilan ini
Yang dikaji adalah HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan Tp. Kelahiran bayi dengan prematur ini tidak sesuai dengan tafsiran persalinan .
-         Riwayat kesehatan
Mengetahui apakah dulu atau pun sekarang klien memiliki riwayat kehamilan premature atau penyakit yang membahayakan lainnya.
-          Riwayat kesehatan keluarga
Mengetahui apakah Anggota keluarga klien ada yang mempunyai penyakit seperti  kehamilan prematur yang membahayakan lainnya.
-          Riwayat kontrasepsi
Mengetahui apakah klien sudah pernah atau tidak menggunakan alat kontrasepsi
-          Riwayat seksualitas
Apakah ibu mengalami masalah selama berhubungan atau tidak.


-         Riwayat social, ekonomi, dan budaya,
            ika ekonomi ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi
            Social budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan telur selama masa kehamilan. Serta social budaya yang beranggapan wanita hamil beristirahat adalah tindakan negative.

-          Kegiatan spiritual
Untuk mengetahui ibadah yang dilakukan ibu karena akan lebih cenderung berpengaruh terhadap kestabilan emosional ibu.
-          Riwayat psikologis
Mengetahui kemungkinan adanya tanggapan baik/buruk klien dan keluarga tentang kehamilan klien yang mungkin akan menimbulkan masalah bagi klien.
-          Kebutuhan dasar
Untuk menegetahui apakah klien membutuhkan dukungan dan semangat dari suami dan keluarga, pemenuhan nutrisi, eliminasi, istirahat, personal hiegene dan sebagainya.
-          Pola Kebiasaan
Gunanya untuk mengetahui apakah nutrisi, pola aktifitas dan gerak bayi, pola hygine, pola istirahat bayi sudah benar dan cukup atau tidak .


B.      Data objektif

               Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.Data objektif mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.
-          Pemeriksaan umum
Menggambarkan keadaan umum klien baik yang mencangkup kesadaran, tekanan darah normal, nadi, suhu dan pernapasan dalam keadaan normal,berat badan,keadaan emosional serta tinggi badan normal.
-          Pemeriksaan Khusus meliputi ( inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
                  Inspeksi
            Yaitu periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah mata (konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema), leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.
-         Palpasi
Leopold 1 :
Untuk menentukan TFU (tidak sesuai dengan TFU normal, > TFU normal) dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin.
-          Leopold II:\
Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.
-          Leopold III:
Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
-          Leopold IV:
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP.
-          Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bisa kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak teratur.
-          Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.
-          Pemeriksaan Panggul
Yang dinilai adalah keadaan servik, pembukaan, keadaan ketuban, presentasi dan posisi, adanya caput atau moulage, bagian menumbung atau terkemuka, dan kapasitas panggul (bentuk promontorium, linea innominata, sacrum, dinding samping panggul, spina ischiadica, coksigis dan arcus pubis > 900).
-          Penghitungan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – 13) x 155 yang bertujuan untuk mengetahui taksiran berat badan janin dan dalam persalinan prematur biasanya berat badan janin rendah
-          Pemeriksaan penunjang :

·         Pemeriksaan darah rutin glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
·         Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8jam atau didapat / diperkirakan akan terjadi sidrom  gawat nafas.
·         USG kepala
               Didapatkan hasil ukuran janin kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.




B.      Langkah II (Iterprestasi data dasar)
Data yang telah dikumpulkan,diolah dan dianalisa.bidan melakukan analisis berdasarkan urutan sebagai berikut :
-          Mencari hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat .
-          Menentukan masalah dan apa masalah utamanya.
-          Menentukan penyebab utamanya
-          Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil  analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup   praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama), yaitu:
-          Mencari hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat.
-          Menentukan masalah dan apa masalah utamanya
-          Menentukan penyebab utamanya
-          Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk   menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama),yaitu :
-          Diakui dan telah disahkan oleh profesi bidan
-          Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
-          Didukung oleh klinikal judgement dalam lingkup lingkup kebidanan
Diagnosa untuk bayi prematur ditegakan atas dasar bayi telah ditimbang ,menerima dan menanyakan informasi dari keluarga mengenai bayi prematur sesuai dengan usia kehamilan ibu saat melahirkan dan tangal kelahiran bayi.Diagnosa nya : bayi baru lahir,usia bayi,dengan prematur,ku bayi buruk(sesuai dengan keadaan umum bayi yang dilihat dari keadaan bayi dan hasil vital sign.
              




Berdasarkan kasus ini ,maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :


      1)      Kehamilan prematur, G...,P...,A....,H...., hamil 32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin tunggal, hidup intrauterine memanjang, presentasi kepala dengan partus premature.
Dasar :
HPHT,TP, jumlah air  ketuban lebih dari 2 liter ddapat diketahui dari USG,hasil pemeriksaan sitology vaginal ,hasil test tanpa tekanan dengan CTG.
      a)      Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut bagian bawah serta mengeluarkan cairan pervaginam lendir bercampur darah.
      b)       Ibu merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan karena kehamilan yang kurang cukup bulan.
      c)      Pada pemeriksaan dalam di dapat pemukaan 3 cm, konsistensi lembut, bagian terendah Hodge III, dilatasi serviks 30%.
      d)     Tekanan darah 140/90 mmHg.
      e)      Protein urine (-)

      2)      Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah :
      a)      Ada nyeri His
Dasar    :      Ibu merasa kesakitan di bagian perut.
      b)      Gangguan peningkatan tekanan darah.
Dasar    :      Hasil pemeriksaan TD 140/90mmHg,protein urine (-)
      c)      Cemas
Dasar    :      Ibu merasa takut dan gelisah dalam menghadapi persalinan.
                           Karena kehamilan yang kurang cukup bulan.

      3)      Kebutuhan
      a. Masase ibu
Dasar : ibu merasakan nyeri bagian abdomen
      b.Memberikan rasa aman dan nyaman
Dasar : ibu mnegalami peningkatan tekanan darah, dengan memberikan rasa aman dan nyaman, keaadan emosional ibu akan membaik, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah Ibu
      c. Dukungan Psikology
Dasar : Kehamilan yang kurang dari waktunya.

C.      Langkah III : ( mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial )
Diagnosa potensial dalam kaitanya dengan diagnosa kebidanan adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengangu keselamatan  pasien . Berdasarkan teori diagnosa potensial yang akan dapat terjadi  adalah :
a.       Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada Ibu :
      1. Perdarahan
Dasarnya : karena persalinan premature yang diakibatkan oleh plasenta previa atau solusio plasanta yang membuat perdarahan banyak pada Ibu
      2.   Infeksi
Dasarnya : terbukanya jalan lahir pada Ibu yang mngalami premature akibat diabetes beresiko untuk infeksi
      3.   Terjadinya atonia uteri
Dasarnya : adanya kelainan bawaan uterus dan ketuban pecah dini yng mengakibatkan prematuritas

      b.      Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada bayi :
      1.      Hipotermia
               Dalam kandungan ,bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 360 c sampai dengan 37 0c. Segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi.
      2.      sindrom gawat nafas
               Kesukaran pernapasan pada bayi prematur dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan membrane hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru,pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada mingu ke -35 kehamilan.
     
      3.      BBLR
               Dapat terjadi karena perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
      4.      Hipoglikemia
               Penyelidikan kadar gula darah pada 12jam pertama menunjukan bahwa hipoglikemia dapat terjadi  sebanyak 50% pada bayi prematur.glukosa merupakan sumber pertama energi selama masa janin . Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi ,Hipoglikemia bila kadar gula sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl.
      5.      Pendarahan intracranial
               Pada bayi premature pembuluh darah masih sangat rapuh hinga mudah pecah . pendarahan intracranial dapat terjadi karna trauma lahir.
      6.      Rentan terhadap infeksi
               Pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada mingu terakhir masa kehamilan.
      7.      Hiperbilirubinemia
               Hal ini dapat terjadi karena belum matur nya fungsi hepar. Kurangnya enzim glukorinil transferase sehinga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna . dan kadar albumin darah yang berperan dalam transfortasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang.kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10mg/dl.
      8.      Kerusakan integritas kulit
               Lemak subkutan kurang atau sedikit.struktur kulit yang belum matang dan rapuh.sensitivitas yang kurang akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas kulit,terutama pada daerah yang sering tertekan dalam waktu yang lama.
Pemakaian plester dapat mengakibatkan kulit bayi lecet atau bahkan lapisan atas ikut terangkat
      9.      Ikterus (kadar bilirubin yang tingi )
               Ikterus adalah menjadi kuningnya warna kulit,selaput lendir dan berbagai jaringan oleh zat warna empedu.



D.     Langkah IV : (Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera)

Tindakan segera ditujukan pada masalah potensial demi keselamatan pasien. Harus bersifat segera disiapkan tindakan ataupun kolaborasi penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien .
           Tindakan segera yang dibutuhkan pasien :
a.       Kolaborasi dengan dokter ahli kebidanan.
b.      Segera merujuk.

E.      Langkah V : (Perencanaan asuhan yang menyeluruh )
               Berdasarkan diagnosa yang ditegakan ,bidan menyusun rencana kegiatannya mencangkup tujuan dan langkkah yang akan dilakukan dalam melakukan intervensi pemecahan masalah.
Langkah penyusun rencana kegiatan :
      1.      Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan
      2.      Menentukan langkah-lahgkah tindakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
      3.      Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan
               Semua rencana haruslah rasional dan sebelumnya dilaksanakan harus disepakati  oleh pasien terlebih dahulu .dalam asuhan yang menyeluruh pada bayi prematur harus mencerminkan rasional yang benar-benar valid berdasarkan pengetahuan teori prematur yang berhubungan langsung dan asumsi tentang apa yang akan atau tidakakan mau dilakukan .jika tidak menghasilkan asuhan pasien yang tidak lengkap dan berbahaya.Perencanan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain :
      1.      Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
      2.      Jelaskan kondisi ibu saat ini.
      3.      Buat tanda persetujuan tertulis untuk  perawatan dan tindakan klien dirumah sakit/rumah bidan dan jelaskan tentang peraturan di kamar bersalin.
      4.      Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan selanjutnya
      5.      Jelaskan tentang kemajuan persalinan.
      6.      Lakukan Perawatan dan pengawasan kala I
      7.      Siapkan alat-alat
      8.    Siapkan ruang untuk persalinan.
9.       Alat untuk persalinan.
      10.  Perlengkapan untuk ibu dan bayi.
      11.  Siapkan ibu
      12.  Ganti pakaian ibu
      13.  Tempatkan di ruang bersalin.
      14.  Atur posisi ibu senyaman mungkin
      15.  Anjurkan miring ke kiri.
      16.  Ajarkan cara mengedan yang baik dan anjurkan untuk relaksasi
      17.  Libatkan orang-orang untuk memberi dukungan psikologis.
      18.  Hadirkan pendamping yang dianggap penting bagi ibu.
      19.  Beri ibu kebutuhan nutrisi berupa makanan dan minuman.
      20.  Pantau tanda-tanda vital
      21.  Pantau kemajuan persalinan.
      22.  Lakukan pengawasan kala I atau observasi dengan partograf
      23.  Rawat klien dikamar bersalin untuk memantau proses persalinan .
      24.  Dukungan psikologis
      25.  Bantu kala II jika lahir spontan.
      26.  Lakukan manajemen aktiv kala III
      27.  Lakukan perawatan bayi baru lahir
      28.  Lakukan pengawasan kala 1V



SOAP

d.      Pendokumentasian SOAP
S = Subjectif
-          Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnesa.
-          Segala sesuatu yang dikeluhankan pasien (semua data yang datang dari pasien.
·         pasien mengatakan yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat pada usia kehamilan 32 minggu.
 (Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10   menit)
·         Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low back pain)
·         Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
·         Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
·         Ibu mengatakan pada kehamilannya yang kurang bulan ini, ketubannya telah pecah

O = Objectif
-          Data yang di dapatkan dari hasil pemeriksaan maupun pemeriaksaan penunjang dari laboraturium
-          Yaitu periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah mata (konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema), leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.



A = Assessment
-          Masalah / diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif tang dikumpulkan atau di simpulkan.
Ibu  hamil  Kehamilan prematur, G...,P...,A....,H...., hamil 32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin tunggal, hidup intrauterine memanjang, presentasi kepala dengan partus premature
P = Planning
-          Perencanaan
·         Kesejahteraan bagi ibu di lihat dari TTV, pantau kandung kemih ibu, keadaan dehidrasi ( makan, minum)perhatikanminum ibu terpenting dengan mempertimbangkan kandung kemih ibu karena ibu mengalami gangguan saluran perkemihan.
·         Kesejahteraan janin, pergerakan janin selama 24 jam  20 – 24 kali,keadaan sesuai dengan TFU berdasarkan usia kehamilan.






















BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

               Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan.
               Faktor penyebat persalinan bayi prematur adalah adanya faktor maternal, faktor fetal, dan faktor lain, seperti kehamilan, kondisi medis, faktor sosial ekonomi dan faktor gaya idup
kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
      1.      Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
      2.      Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
      3.      Perdarahan bercak
      4.      Perasaan menekan daerah serviks
      5.      Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
      6.      Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
      7.      Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
      8.      Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

                      SARAN
               Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam melakukan pembinaan kasus. Sehingga asuhan yang diberikan dapat diterapkan sesuai dengan teori yang didapat di institusi pendidik


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I.B.G, dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC










              

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking