Maandag 29 April 2013


TUGAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TENTANG
SURVEILERS DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
OLEH        :

Nama         : FITNATADIA
Nim            :11211116
Tingkat      : II.B
Prodi          : D III KEBIDANAN
DOSEN PEMBIMBING: ETY APRIANTI,SKM
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2012/2013

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah ini dengan maksud sebagai bahan penilaian atas tugas – tugas yang di berikan guru bidang studi, selain itu makalah ini juga di susun pula dengan maksud dapat di jadikan sebagai penuntun dalam mempelajari dan memahami materi  pelajaran yang berhubungan dengan “surveilans dalam praktik kebidanan”.Oleh sebab itu, makalah ini di susun sedemikian supaya mudah dipahami dan dibaca oleh siapapun yang berminat. Dengan tersusunnya makalah ini, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan limpah terima kasih kepada semua belah pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis pun menyadari bahwa susunan ini belum dapat mencapai hasil yang sempurna, oleh karena itu, kritikan dan saran sangat di harapkan yang bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga  makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal – hal yang belum diungkapkan dalam membahas mengenai “surveilans dalam praktik kebidanan.”



Padang, 25 april 2013

                                                                                                         Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAULUAN
A.    Tujuan............................................................................................................ 1
B.     Latar Belakang............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Epidemiologi.................................................................................................. 2
B.     Defenisi  Epidemiologi.................................................................................. 6
C.     Ruang lingkup Epidemiologi......................................................................... 8
D.    Macam-macam Epidemiolgi........................................................................... 10
E.     Kegunaan/peranan Epidemiologi................................................................... 21
F.      Kelemahan survailan Epidemiologi................................................................ 23
G.    Prinsip-prinsip Epidemiolgi............................................................................ 23
H.    Frekuensi Maslah Kesehatan.......................................................................... 24
I.       Masalah kesehatan......................................................................................... 24
J.       Ruang lingkup Epidemiologi dalam kesehatan.............................................. 26
K.    Ukuran Morbiditas dan Mortalitas Dalam Epidemiologi............................... 27

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 48
B.     Saran.............................................................................................................. 48



                                                        BAB I
                                               PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
     Istilah Surveillance sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya banyak orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan penyelidikan KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia belum berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah kesehatan.
Surveilans Kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang epidemiologi, namun dengan berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi diluar bidang epidemiologi, maka surveilans menjadi cabang ilmu tersendiri yang diterapkan luas dalam kesehatan masyarakat. Surveilans sendiri mencakup masalah borbiditas, mortalitas,masalah gizi, demografi, Peny. Menular, Peny. Tidak menular, Demografi,Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan beberapa factor risiko pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Demikian pula perkembangan Surveilens Epidemiologi dimulai dengan surveilens penyakit menular, lalu meluas ke penyakit tidak menular, misalnya cacat bawaan, kekurangan gizi dan lain-lain.Bahkan baru-baru ini, surveilens epidemiologi digunakan untuk menilai, memonitor, mengawasi dan merencanakan program-program kesehatan pada umumnya.
Surveilens epidemiologi pada umumnya digunakan untuk:
1.      Untuk menentukan penyakit mana yang diprioritaskan untuk diobati atau diberantas.
2.      Untuk meramalkan terjadinya wabah.
3.      Untuk menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular, dan program-program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi, program gizi, dll.
4.      Untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan.
Jadi surveilans epidemiologi bukan hanya sekedar pengumpulan data dan  penyelidikan KLB saja tetapi kegunaan dari surveilans epidemiologi lebih dari itu misalnya untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan,untuk meramalkan terjadinya wabah dan masih banyak lagi manfaat dari surveilans epidemiologi,untuk itu penulis terdorong untuk melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar mengubah pemikiran masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiolog.
B.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.       Untuk mengetahui konsep dasar dari epidemiologi
2.       Sejarah perkemvangan epidemiologi
3.       Untuk mengetahui defenisi dari epidemiologi
4.       Untuk mengetahui ruang lingkup epidemiologi
5.       Untuk mengetahhui macam-macam epidemiologi
6.       Untuk mengetahui kegunaan/perananan epidemiologi
7.       Untuk mengetahui cara penyajian data














BAB  II
                                                  PEMBAHASAN

SURVEILERS DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
A.    Epidemiologi
1.      Konsep dasar Epidemiologi
Epidemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public healt) yang menekankan perhatian pada keberadaan penyakit maupun masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Menurut asal katanya secara elimologis epidemiologi berarti ilmu mengenai ilmu kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu dari epi atau upon yang berarti pada atau tentang demos atau people yang berarti penduduk;dan logika atau knowledge yang berarti ilmu. Dengan demikian,epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Pada awal perkembangannya epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit,dianggap sebatas ilmu tentang epidemis selanjutnya dalam perkembangan hingga dewasa ini,epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan.epidemiologi tidak hanya dimaksudkan mempelajari penyakit dan epinya saja.tetapi juga menyangkut masalah kesehatan secara keseluruhan.
2.      Sejarah perkembangan epidemilogi
Faktor yang melatarbelakangi berkembangnya epidemologi adalah sebagaii berikut:
1.      Tantangan zaman,di mana terjadi perubahan maslah dan perubahan pola penyakit.di mana lalu (era john snow) epidemiologi mengarah penyakit menular dan wabah.dewasa ini terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit  tidak menular sehingga epidemiologi tidak  hanya dihadapkan masalah penyakit semata tetapi juga hal lain yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan penyakit serta maslah kesehatan secara umum.
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.perkembangan berbagai ilmu yang pesat akan memberikan angin segar untuk perkembangan daya piker para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman di manan mereka berada, Dari latar belakang di atas muncullah beberapa pandangan terhadap teori terjadinya penyakit yang berkembang seiring perkembangan zaman atau peradaban.
a.       Zaman prasejarah.penyembuhan penyakit dilakukan dengan menggunakan ramuan sederhana dari bahan yang ada di alam sekitarnya.
b.      Peradaban kuno (india,5000 SM) dalam kitab suci Weda.sistem kedokteran Ayurweda:science of life
c.       Dataran tiongkok (2700 SM) dibandingkan kedokteran kuno mesir
d.      Zaman kuno (1500 SM) sudah mengenai ilmu pengetahuan kedokteran (medical manuscript).
e.       Yunani kuno,Asclepius (dewa penyembuhan) dan anaknya Hygeia dipuja sebagai Dewi kesehatan dan kebersihan.
f.       Hippocrates (460-377 SM), dikenal sebagai Bapak kedokteran modem.dia berpendapat bahwa penyakit akibat perubahan suatu faktor tertentu yang berasal dari alam (cuaca dan lingkungan).perubahan lingkungan dan cuaca dianggap sebagai penyebab penyakit.teori ini mampu menjawab maslah penyakit yang ada pada waktu itu dan dipakai hingga tahun 1800-an.selanjutnya teori ini tidak mampu menjawab tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang lebih rumit.
g.      Inggris (1775).saat terjadi wabah pes,muncul suatu cabang ilmu kedokteran yang mengobati wabah epidemic dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan.
h.      Contagion theory mengemukakan bahwa suatu penyakit terjadi karena adanya kontak antara satu orang dengan orang lain.teori ini dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu di mana kebanyakan penyakit yang melanda adalah penyakit yang menular dan terjadi karena adanya kontak langsung.awalnya dikembangkan,berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan penyakit kusta di mesic.
i.        Miastic theory mengatakan bahwa penaykit diakibatkan oleh gas-gas busuk dari perut bumi.teori ini mempunyai arah cukup spesifik namun kurang mampu menjawab pertanyaan tentang berbagai penyakit.
j.        Epidemic theory mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan faktor geografis (tempat).suatu zat organik dari dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit.misalnya air tercemar menyebabkan gastroenteritis.teori ini diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis terjadinya diare di London (inggris).
k.      Gern  theory menyebutkan bahwa suatu kuman (mikroorganisme) adalah penyebab penyakit.teori ini sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi kedokteran,yaitu penemuan mikroorganisme.kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit .namun selanjutnya,teori mendapatkan tantangan dari berbagai penyakit kronis,misalnya penyakit jantung dan kanker yang bukan disebabkan kuman.
l.        Theory multikausa menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi sebagai faktor.interaksi antara lingkungan yang berupa faktor biologis,kimiawi,dan sosial memegang peranan terjadinya penyakit.
Contoh,infeksi tuberculosis paru yang disebabkan oleh invasi mikobakterium tuberculosis pada jaringan paru tidak di anggap sebagai penyebab tunggal terjadinya TBC.TBC tidak hanya terjadi akibat paparan kuman TBC semata,tetapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor genetic,malnutrisi,kepadatan penduduk,dan derajat kemiskinan.

B.     Defenisi  Epidemiologi
Asal mula istilah epidemiologi hanya di pakai untuk mempelajari terjadinya wabah penyakit menular.sesuai perkembangan ilmu,maka kemudian epidemiologi juga mempelajari penyakit tidak menular,seperti halnya penyakit degenerative,penyakit akibat polusi,penyakit kanker dan lain sebagainya,bahkan kemudian epidemiologi juga termasuk mempelajari dan membicarakan secara luas pada cedera akibat kecelakaan lalu lintas,kecelakaa trauma dan lain sebagainya,seperti halnya telah dikemukakan dibagian dasar-dasar epidemiologi diatas.mengenai defenisi epidemiologi,banyak para ahli memberikan batasan yang sedikit berbeda-beda,seperti di bawah ini.
1.      Last (1988)
Mendefinisikan Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan atau yang berkait dengan status dan kejadian spesifik pada populasi serta ilmu yang menjelaskan kejadian suatu penyakit di masyarakat.
2.      Wade Hampton frost (1972)
Seorang guru besar Epidemiologi mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena missal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit menular.
3.      Greenwood (1934)
Professor di school of Hyangiene and Tropical Medicine London,mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas,yaitu mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang berkaitan dengan kelompok penduduk (herd people)
4.      Brian Mac Mahon (1970)
Pakar epidemiologi di Amerika Serikat,bersama Thomas F. pugh menulis buku Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.walaupun defenisinya cukup sederhana,disini tampak bahwa epidemiologi di tekankan pada suatu pendekatan metodologi dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab mengapa terjadi distribusi tersebut dari suatu penyakit.
5.      Omran (1974)
Merupakan suatu studi mengenai penyebab,pola distribusi keadaan kesehatan,penyakit,dan perubahan pada penduduk,serta determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk atau masyarakat.
6.      Hacmohan dan Pugh (1970)
Mengatakan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan faktor-faktor  yang menentukan terjadinya penyakit pada masyarakat.
7.      Fox, Hall, Dlreback
Mengatakan epidemiologi merupakan suatu pengetahuan tentang penyebaran/distribusi dan faktor penyakit dalam suatu populasi.

8.      Mausner/Bahn
Berpendapat bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran/distribusi dan faktor penyakit serta kecelakaan dalam suatu populasi.
9.      Edwin D Kill Bourne
Mengatakan epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran dari pada penyakit di masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran tersebut.
10.  WHO ( Regional Committee Nacting ke-42 di Bandung)
Mendefinisikan epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-maslah tersebut.


11.  Garry D. Friedman (1974)
Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentng frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi maslah kesehatan tersebut.
12.  Azrul Azhar
Epidemiolgi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran maslah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi maslah kesehatan tersebut.

C.    Ruang lingkup Epidemiologi
Ruang lingkup epidemiologi sangat luas,seperti dibawah ini.
1.      Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang saat ini sudah sangat dirasakan manfaat atau hasilnya.
2.      Epidemiologi penyakit tidak menular.
Upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular seperti kanker,penyakit sistemis,penyakit akibat kecelakaan lalu lintas,penyalahgunaan obat,termasuk penyakitatau gangguan industri.

3.      Epidemiologi klinik.
Suatu kegiatan epidemiologi yang dikembangkan para dokter dan paramedis yang bekerja diklinik guna mengatasi berbagai masslah epidemiologi melalui kegiatan dan segala sesuatu yang terjadi didalam klinik.
4.      Epidemiologi kependudukan.
Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permaslahan yang berkaitan dengan bidang demografi,serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi didalam masyarakat.cabang ini dapat memberikan analisis tentang sifat karekteristik penduduk secara demografi dalam hubungan dengan masslah kesehatan dalam masyarakat.cabang ini juga berperan pada berbagai aspek kependudukan dan keluarga berencana yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan menyusun perencanaan yang baik.
5.      Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan.
Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masslah adalah mencari faktor penyebab timbulnya suatu maslah lalu menyususn rencana pemecahan maslah secara menyeluruh dan terpadu.bentuk pendekatan ini dapat digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan,baik dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun khusus.
6.      Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja.
Occupational and environmental epidemiologi merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh paparan,baik yang bersifat fisik,kimia,biologis,maupun sosial budaya,serta kebiasaan hidup para pekerja dilingkungan kerja.kegunaannya adalah menganalisis tingkat kesehatan,menilai keadaan atau lingkungan kerja,serta mengidentifikasi penyakit akibat kerja (PAK).
7.      Epidemiologi kesehatan jiwa.
Salah satu pendekatan dan analisis maslah gangguan jiwa dalam masyarakat,baik mengenai kelainan jiwa kelompok pendududk tertentu maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8.      Epidemiolgi gizi
Epidemiologi gizi banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat,dimana maslah ini berhubungan erat denagn berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat,baik yang bersifat biologis maupun yang berkaitan dengan maslah sosial.
Bila hal itu semua disimpulkan ruang lingkup tersebut akan dapat ditulis sebagai berikut
1.      Epidemiologi yang menyangkut masalah kesehatan sebagai subjek dan objek kesehatan,yakni mempelajari masalah kesehatan yang sangat luas tidak hanya sekedar penyakit saja,antara lain:maslaj KB,kesehatan lingkungan,pengadaan tenaga kesehatan dan sarana dan prasarana kesehatn,sehingga maslah kesehatan yang dipelajari sebagai subjek maupun objek.
2.      Maslah kesehatan sekelompok manusia.
Dalam mempelajari maslah kesehatan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia menyangkut masalah penyakit,KB maupun kesehatan lingkungan.setelah dianalisis dilakukan upaya penanggulangannya.
3.      Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran kesehatan.
Hasil analisi dari data tentang frekuensi dan penyebaran maslah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia setelah dilakukan uji statistic maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

D.    Macam-macam Epidemiolgi
Epidemiolgi dibagi dalam 2 tipe pokok pendekatan atau metode yakni:
1.      Epidemiologi deskriptif ( Descriptive Epidemiolgy)
Epidemiologi deskriptif ialah epidemiologi yang member gambaran mengenai suatu keadaan atau suatu penyakit yang terjadi atau terdapat di dalam masyarakat.di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable-variabel yang berasal orang person),tempat (place) dan waktu ( time)
a.      Orang ( person)
Dari subjek orang dibicarakan peranan variable-variabel umur,jenis kelamin,kelas sosial,pekerjaan,golongan etnik,status perkawinan,besarnya keluarga,struktur keluarga,dan paritas.

1)      Umur
Variable umur selalu di perhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi.angka-angka kesakitan maupun kemayian didalam hamper semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.hal ini digunakan juga untuk melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur.peneliti epidemiologi hatus hati-hati menerima informasi pada masyarakat pedesaan yang kebanyakan masih berpendidikan rendah bahkan buta huruf karena informasinya sangat mungkin tidak adekuat.oleh karena itu perlu memanfaatka sumber informasi seperti cacatan petugas agama,guru,lurah,dan sebagainya.
WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagai berikut:
1.      Menurut tingkat kedewasaan,yaitu:
0-14 tahun             :bayi dan anak-anak
15-49 tahun           :orang muda dan dewasa
50 tahun keatas     :orang tua
2.      Interval 5 tahun
Kurang dari 1 tahun
1-4,
5-9
10-14,dan sebagainya
3.      Untuk mempelajari penyakit anak:
0-4 bulan
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
9-14 tahun


2)      Jenis kelamin
Data-data dari beberapa Negara menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggidikalangan wanita,sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria pada semua golongan umur.di Indonesia belun mendapatkan data yang adekuat,karena belum efektifnya pelaporan.
Mengenai masalah kematian diantaranya dapat diduga pertama,adanya faktor instrinstik.mislanya faktor keturunan yang berkaitan dengan jenis kelamin,atau perbedaan hormonal.kedua di duga pengaruh variable lingkungan,misalnya pria menghisap rokok lebih banyak di banding wanita,pria lebih banyak menggunakan minuman keras,narkoba.pria lebih banyak pekerja berat,melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya,dan lain-lain.
Angka kematian yang lebih rendah dikalangan wanita,di amerika serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari perawatan.
a.       Tingkat sosial
Variable tingkat sosial seringkali ada hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian.variabel ini menuliskan tingkat kehidupan seseorang.tingkat sosial ini ditentukan oleh hal-hal seperti tingkat variable-variabel tersebut berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan misalnya mengenai pemeliharaan kesehatan didalam pengadakan obat-obatan di arumah bagi keluarganya,memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas,polindes dsb.
b.      Jenis pekerjaan
1.      Variabel yang berkaitan dengan lingkungan kesehatan tempat kerja seperti bahan-bahan kimia,gas beracun,radiasi,dan segala macam yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kecelakaan atau penyakit.
2.      Kondisi managemen organisasi kerja yang tidak kondusif dan menyebabkan para pegawai mengalami stress juga sangat berperan di dalam evalusi epidemiologi.hal ini tidak lain karena stress berpengaruh pada terjadinya psikosomatis.
3.      Apakah ada system olahraga di lingkungan perkantoran atau tempat kerja bagi para pegawainya? Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan dikalangan pegawai atau karyawan yang tidak ada kegiatan olahraga di temapt kerjanya.
4.      Tempat kerja yang terlalu sempit dengan jumlah pekerja yang banyak memudahkan terjadinya penyakit.
5.      Di daerah tambang sudah terkenal sejak dulu banyak hidup cacing tambang yang dapat menyerang pekerja dan penduduk yang tinggal tidak jauh dari tambang itu.
6.      Jenis pekerjaan apa saja yang hendakdipelajari hubungannya dengan suatu penyakit dapat pula memperhitungkan pengaruh variable umur dan kelamin.
c.       Penghasilan
Tingkat sosial ekonomi dari hasil pekerjaannya sudah banyak diteliti ada kaitan erat dengan kesehatan,karena ketidak mampuan menjaga kesehatan yang berkaitan dengan pengeluaran dana,seperti membeli obat,ongkos perjalanan ke layanan kesehatan semacam puskesmas,polindes dan lain-lain.
d.      Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,susunan genetika,gaya hidup,dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan di dalam angka kesakitan atau kematian.
Tentu saja di dalam peneliti angka kesakitan atau angka kematian atau angka lain-lainnya,kaitannya dengan etnik ini harus jugadistandairisai kelompoknyaumurnya,jenis kelamin,dan faktor-faktor lain yang berpengaruh dala meneliti hubungan-hubungan tersebut.
e.       Status perkwinanan
Status perkawinanan yang dimaksud adalah apakah sudah kawin atau belum,janda atau duda,semuanya berguna di dalam penelitian epidemiologi.misalnya dari hasil penelitian diperoleh hipotesis bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi dari pada yang tidak menikah dibandingkan dengan yang menikah ialah karena ada kecendrungan pada orang-orang yang tidak menikah kurang sehat.barangkali karena perbedaan gaya hidup,yang berhubungan dengan penyebab kematian,atau lain-lain sebab.
f.       Struktur keluarga
Struktur keluarga yang dimaksud ialah apakah keluarga tersebut keluar kecil atau keluar besar.keluarga besar dengan tingkat ekonomi rendah apalagi tinggal dirumah kecil,akan memudahkan terjadinya penyebaran bibit penyakit.disamping itu kondisi hidup sehari-hari akan kurang nyaman dan mudah menyebabkan stress,dan seterusnya akan tampak mudah sekali semua hal ini akan menjadi variable yang signifikan dengan penyebab timbulnya penyakit.
g.      Paritas
Tingkat paritas rendah berarti memiliki kejarangan tinggi melahirkan anak,sehingga jumlah anak terbatas.keseringannya melahirkan atau berparitas tinggi,akan menjadi penyebab langsung terhadap kesehatan.dikatakan umpamanya terdapat kecendrungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dan yang berparitas tinggi,terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu,seperti asma bronchiale,ulkus peptikum,pilorik,stenosis,dan seterusnya.

b.      Tempat
Geografis erat sekali hubungannya dengan timbulnya penyakit dan jenis penyakit.pola penyakit seringkali diperbandingkan dengan sifat-sifat tempat geografis sebagai berikut.
a.       Batas daerah pemerintah
b.      Kota dan pedesaan
c.       Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan,sungai,laut daerah kering,padang rumput,padang pasir,dll)
d.      Negara-negara dan
e.       Regional
Kondisi geografis tersebut berhubungan denagn keadaan lingkungan yang berkaitan dengan temperature,kelembaban,curah hujan,ketinggian diatas permukaan laut,keadaan tanah,sumber air,derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang menggambar dalam tingkat kemajuan ekonomi,pendidikan industry,pelayanan kesehatan,bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan hambatan pembangunan,faktor sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan,faktor sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan,sifat-sifat lingkungan yang biologis (ada tidaknya vector penyakit menular tertentu,reservoir penyakit menular tertentu,dan susunan genetika)dan sebagainya.
c.       Waktu (Time)
Mendasrkan panjangan waktu terjadinya perubahan angka kesakitan maka dibedakan:
a.       Fluktuasi jangka pendek.
Yakni perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam,tahun,minggu,dan bulan.contohnya epidemic keracunan makanan,adalah jangka pendek.epidemi influenza berlangsung beberapa minggu.cacar beberapa bulan.epidemi jangka pendek member petunjuk bahwa penderita terserang penyakit jenis yang sama dalam waktu bersamaan atau hamper bersamaan.disamping itu,waktu inkubasi juga jangka pendek.
b.      Perubahan-perubahan secara siklus ( berulang-ulang)
Perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara brulang-ulang yakni trejadi beberapa hari,beberapa bulan (musiman),tahunan,beberapa tahun.hal ini dimaksudkan timbulnya dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan,tiap tahun,atau tiap beberapa tahun.peristiwa semacam ini pada penyakit infeksi atau penyakit infeksi.
Hal ini bisa terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1.      Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan tranmisis penyakit oleh vector yang bersangkutan,seperti kondisi yang temperature dan kelembaban yang memungkinkan transmisi.
2.      Adanya tempat perkembangbiakan alami dari vector sedemikian banyak untuk menjamin adanya kepadatan vector yang perlu dalam transmisi.
3.      Selalu ada kerentanan dan atau
4.      Adanya kegiatan-kegiatan yang berkala dan orang-orang rentan yang menyebabkan orang-orang terserang oleh vector bornedisease tertentu.
5.      Tetapnya kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit.
6.      Adanya fakotr-faktor lain yang belum diketahui.
Sebagai contoh,belum dapat diterangkan secara pasti mengapa wabah influenza A bertendensi timbul setiap 2-3 tahun,mengapa influenza B timbul setiap 4-6 tahun,mengapa wabah campak timbul 2-3 tahun ( di Amerika Serikat).dan masih banyak contoh lagi yang perlu dipelajari baik dari berbagai literature atau penelitian-penelitian.
c.       Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu panjang,yakni beberapa tahun bahkan puluhan tahun,yang dikenal dengan istilah secular trends.
2.      Epidemiologi analitik ( Analytic Epidemiology).
Epidemiologi analitik adalah epidemiologi yang menjelaskan penyebab penyakit,meneliti dan mengakji hubungan penyakit dengan faktor-faktor risiko.studi epidemiologi analitik ini pun karenanya,menguji data dan informasi-informasi yang diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif.artinya bahwa ketika melangkah ke studi epidemiologi analitik,harus mengumpulkan data terlebih dahulu dan menyajikannya.pekerjaan mengumpulkan data dan penyajiannya itu adalah epidemiologi deskriptif.
Di dalam penelitian epidemiologi analitik hubungan kausal,antara penyakit dan penyebabnya,harus dilakukan uji hipotesis penelitian.berdasarkan cara menguji hipotesis tersebut,maka epidemiologi analitik di bagi menjadi dua,yakni melalui penelitian observasional dan penelitian eksperimental.
a.       Penelitian observasional.metode yang di lakukan pada penelitian observasional ialah:
1.      Kasus control (case control)di sebut juga studi riwayat kasus (case history studies).
2.      Penelitian kohort (cohort studies)atau prospektif.
b.      Penelitian eksperimental.pada penelitian eksperimental,peneliti melakukan intervensi/manipulasi/perlakuan,pada faktor resiko yang dicurigai dengan individu,sehingga timbul penyakit yang di harapkan.
1)      Kasus kontrol (case control ) disebut juga studi riwayat kasus (casehistory studies).
Cara ini mengamati variable-variabel yang sudah terjadi dari dua kelompok (retrospektif).dua kelompok ini ialah kelompok orang yang akan terkena penyakit (di sebut kelompok control).
Misalnya,hipotesisi mengatakan bahwa penyebab kanker paru-paru adalah rokok.untuk menguji hipotesis ini di ambil sekelompok orang penderita kanker paru-paru.kepada penderita di wawancarai mengenai kebiasaan merokok.
Dari hasiljawaban pertanyaan tersebut akan di peroleh dua kelompok,yakni kelompok penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan kelompok penderita yang tidak merokok.selain itu,kedua kelompok tersebut diuji dengan uji static lama (sesaat) maka penelitian ini disebut penelitian dengan pendekatan cross-sectional.
2)      Penelitian kohort (cohort studies) atau prospektif.
Cara ini dilakukan dengan mengamati sekelompok orang yang dsehat dari kelompok risiko dari penyebab penyakit (terpapar) dengan sekelompok lain yang tidak terpapar penyebab penyakit.kelompok ini harus memilki cirri-ciri yang sama dengan kelompok ini disebut dengan kelompok control.hal ini merupaka studi kasus yang jarang di lakukan.setelah beberapa waktu yang biasanya cukup lama,dan sudah trelihat timbulnya penyakit yang menjadihipotesis,maka kedua kelompok tersebut diuji dengan uji statistic,untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna,seperti pada studi resprokpetif di atas.oleh karena studi ini memakan waktu lama,maka disebut juga sebagai studi longitudinal.
Sebagai contoh ialah untuk membuktikan hipotesis,bahwa merokok merupakan faktor penyebab kanker paru-paru,maka diambil lah dua kelompok orang.kelompok pertama adalah orang-orang mempunyai kebiasaan merokokdan kelompok kedua adalah orang-orang yang tidak memiloki kebiasaan merokok.setelah sekian lama (dari penelitian yang pernah dilakuka sampai    tujuh tahun)kemudian,di periksa apakah ada perbedaan antara kelompok yang memiliki kebiasaan merokok dan kelompok yang tidak memiliki kebiasaan merokok.dengan uji static akan terlihat apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak,sehingga dapat dilihat kenyataan bahwa bial terbukti akan tampak bagi kelompok yang memiliki kebiasaan merokok memiliki kemungkinan sekian kali lebih besar akan terjadi kanker paru dari pada kelompok yang tidak merokok.
3)      Epidemiologi eksperimen atau epidemiologi dengan pendekatan penelitian eksperimental
Epidemiologi eksperimen adalah suatu cara penelitian epidemiologi dengan cara melakukan suartu perlakuan atau intervensi/manipulasi/treatmen kepada satu kelompok subjek penelitian.kemudian dari kelompok lain dengan cirri-ciri yang sama,utamanya jenis kelamin atau usia.kelompok kedua ini tidak diberikan perlakuan dan adanya sebagai control.kalau diberikan semacam perlakaun sifatnya perlakuannya palsu,umpama kalau kelompok pertama diberi kapsul obat,maka kelompok control diberikan piacebo.setelah beberapa lama,kemudian di bandingkan hasil dari percobaan ini,diuji secara statistickada kada perbedaan yang bermakna atau tidak contoh yang di paparkan oleh Notoatmodjo (2007) ialah menguji keampuhan suatu vaksin.diambil suatu kelompok anak diberika vaksin tersebut.
Kelompok control diberi placebo.setelah beberapa tahun kemudian,dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit,yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut.seterusnya kedua kelompok dibandingkan ada perbedaan yang bermakna atau tidak.
3.      Langkah-langkah kegiatan survailan Epidemiologi.
Apabila kita ingin mendapatkan rash yang optimal maka kegiatan survailan epidemiologi hendaknya dilakukan secar sistematis dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut.



1.      Tetapkan tujuan
Sebelum melakukan suatu kegiatan,menetapkan tujuan yang hendak dicapai hendaknya menjadi langkah pertama,tetapkan luasnya wilayah dan lamanya waktu kegiatan.
2.      Tentukan data yang hendak dikumpulkan.
Data yang hendak dikumpulkan sebaiknya hanya data yang berhubungan dengan tujuan yang hendak diperoleh dari kegiatan survailan epidemiologi.
3.      Tetapka metode yang hendak di gunakan.
Langkah berikutnya adalah menetukan bagaimana system pengumpulannya,dari sumber data yang akan diambil,serta frekuensi pengumpulannya.
4.      Membuat/menetapkan,mempersiapkan instrument untuk pengumpulan data dan pengolahan data.
5.      Pengumpulan dan pengolahan data.
Pengumpulan data yang diperlukan untuk selanjutnya mengola data tersebut,pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan computer tergantung pada kompleksitas data yang dikumpulkannya.
6.      Analisis data.
Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai inti pemecahan maslah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7.      Membuat rencana penanggulangan.
Apabila ini pemecahan maslah telah diketahui,barulah ditentukan penaggulangan dari permaslahan tersebut baik berupa peristiwa kesakitan,kematian maupun peristiwa-peristiwa kesehatan lainnya.



8.      Pembuatan laporan.
Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam kegiatan survailan epidemiologi adalah membuat laporan lengkap serta menyampaikan atau menyebarluaskannya untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

E.     Kegunaan/peranan Epidemiologi.
Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.hal ini dapat dilakukan melalui kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor penyebab maslah kesehatan dengan mengarahkan intervensi yang diperlukan.adapun peranan epidemiologi dapat dilihat dibawah ini.
1.      Dalam bidang kesehatan masyarakat.
Dalam bidang kesehatan masyarakat,epidemiologi mempunyai tiga fungsi yang utama
a.       Menerapkan tentang besarnya maslah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.
b.      Menyiapkan data atau informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,pelaksanna program,serta evaluasi berbagai pelayanan (kesehatan) pada masyarakat,penanggulangan penyakit,maupun bentuk lain serta menentukamn skala prioritas terhadap kegiatan.
c.       Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi oenyebab masalah atau faktor yang berhubungan dengan terjadinya maslah tersebut.
2.      Peran utama epidemiologi menurut WHO (1977)
a.       Mencari kausa,yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan yang menyebabkan terjadinya penyakit.
b.      Riwayat alamiah penyakit,yaitu berlangsungnya penyakit,bisa sangat mendadak (emergency),akut,subakut,dan kronis.
c.       Deskripsi status kesehatan masyarakat,yaitu menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi seperti promosi kesehatan,upaya pencegahan,dan pelayanan kesehatan.
d.      Evaluasi hasil intervensi,yaitu menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi seperti promosi kesehatan,upaya pencegahan,dan pelayanan kesehatan.
3.      Peran utama epidemiologi menurut vanalis B (1999) dalam bukunya epidemiologiin healt care.
a.       Untuk menginvestigas penyebab dari suatu penyakit.
b.      Mengidentifikasi faktor resiko penyakit.
c.       Identifikasi sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.
d.      Melakukan diagnose banding,(differential diagnosis) dan perencanaa pengobatan.
e.       Kepentingan surveilars status kesehatan penduduk.
f.       Sebagai diagnosis komunitas dan perencanaaan  pelayanan kesehatan.
g.      Evalusai pelayanan kesehatandan intervensi kesehatan masyarakat.
4.      Dari aspek kemampuan epidemiologi.
Untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan      intervensi yang di perlukan maka epidemilogi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan msysarakat berikut.
a.       Mengidentifikasi maslah kesehatan utama yang sedaangdihadapi oleh masyarakat.
b.      Mengidentifijsi faktor0faktornyang berperan dalam trjadinya penyakit atau maslah kesehatan utama masyarakat.
5.      Epidemilogi dengsn displin ilmu lainya
Dunia ilmu pengtrahuan secara garsis besar terdiri atas dunia ilmu : ilmu sosial (sociology),ilmu kesehatan (public healt) dan ilmu kedoktersn (medicine). Masing-masing ilmu berkembang dari waktu kewaktu sehingga lama-kelamaan batasan amsing-masing ilmusemakin tidak jelas dan sebaiknya antara satu ilmu dan ilmu lainnya semakin erat.epidemiologi pada dasarnya menaung di bawah dunia kesehatan sebagai salah satu cara ilmu kesehatan masyarakat.dalam epidemiolgi dipelajari distribusi penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.dalam kaitan ini epidemiologi tidak dapat berdiri sendiri karena timbulnya penyakit berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam penjamu,agen,dan lingkungan.dengan demikian,dapat dipahami bahwa epidemiologi tidak dapat melepaska diri dengan bidang ilmu lainnya.dalam bidang kedokteran epidemiologi berhubungan erat dengan mikrobiologi,parasitologi,patologi,virology dan ilmu laboratorium praklinik lainnya,sera tidak terkecuali hubungannya dengan ilmu-ilmu penyakit/klinik seperti ilmu penyakit dalam,ilmu bedah dan lain sebahainya.

F.     Kelemahan survailan Epidemiologi1.
1.      Memerlukan aktifitas petugas yang intensif.
2.      Pengumpulan,pengolahan dan analisa data yang menyita waktu
3.      Terbatas pada indicator-indikator tertentu.
4.      Untuk mengetahui kecendrungan suatu peristiwa di perlukan waktu beberapa tahun.
5.      Sulit di pakai untuk menilai dampak jika opulasi yang di pantau kecil ato jika tidak ada populasi pembanding.
6.      Laporkan data survailan seringkali tidak lengkap baik jenis data,jumlah data,sumber data,maupubn frekuensinya.

G.    Prinsip-prinsip Epidemiolgi
1.      Mempelajari sekelompok manusia.
2.      Menunjuk kepada banyaknya maslah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka frekuensi baik absolute maupun ratio.
3.      Menunjukkan bnyaknya maslah kesehatan menurut keadaan tertentu mislanya keadaan waktu,tempat,dan orang.
4.      Merupaka rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji maslah-maslah kesehatan sehingga diperoleh informasi yang jelas dari maslah tersebut.

H.    Frekuensi Maslah Kesehatan
Frekuensi maslah kesehtan merupakan besarnya maslah kesehatan yang terjadi pada sekelompok masyarakat yang terserang penyakit.jika dikaitkan dengan masalah penyakit merupakan banyaknya sekelompok orang yang terserang penyakit
Langkah-langkah untuk mengetahui frekuensi maslah kesehatan sebagai berikut.
1.      Menemukan masalah kesehatan melalui puskesmas dan melakukan kunjunga rumah.
2.      Melakukan survey atau observasi.
3.      Studi kasus.
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada kesehatan lingkungan fisik,biologis,maupun sosial.hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis.terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

I.       Masalah kesehatan
a.       Ruang lingkup
Luas maslah kesehatan tidaklah seluas bidang yang sederhana dan sempit.kesehatan dapat mencakup keadaan fisik.mental dan sosial tidak terbatas pada bebeas dari penyakit ato kelemahan saja.
1.      WHO tahun 1948 menyatakan bahwa”sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik,mental dan sosial  tidak terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja”
2.      UU NO.9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan.pada 2 dalam UU ini menyatakan bahwa kesehatan meliputi kesehatan badan,rohani (mental),sosial,dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit campak dan kelemahan.
3.      UU RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan.pada 1 mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan.jiwa,dan sosial dan ekonomis.
Dengan demikian sehat mempunyai pengertian yang luas,yaitu sehat fisisk,sehat mental,dan sosial.secara jelas ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan dapat meliputi 6 D:
1.      Disease (penyakit)
Yaitu kondisi di mana ada gangguan pada cirri seseorang di mana mereka telah terekspor/terpapar oleh kuman,bakteri,virus,jamur,dan lain sebagainya sehingga mengakibatkan hambatan dalam melakukan aktifitas sebagai dampak langsung pada aspek fisik,sosial,dan mental (psikologis).
2.      Destitution (kelemahann/kemelaratan).
Dalam hal ini mencakup masalah sosial ekonomi.maslah kemiskinan akan memberikan risiko tinggi terjadinya penyakit.selain itu,orang miskin yang sakit lebih susah berobat dan sembuh karena jeterbatasan kemampuan ekonominya mendapatkan atau memperoleh pelayanan kesehatan.
3.      Discomfort (kekurangnyamanan),
penyakit dapat berdampak pada diri seseorang yang tidak menyenangkan akibat dari respon yang ditimbulkan sehingga individu sering mengeluh yang di manifestasikan dengan merasa yang tidak sehat,tidak nyaman,mudah lelah,dan lain sebagainya.
4.      Dissatisfaction (kekurangpuasan)
Respon ini dapat berupa kekurangpuasan akibat dampak pengobatan atau pelayanan kesehatan yang telah diberikan.
5.      Disability (kecacatan)
Penyakit jika mendapatkan pengobatan segaera dan terdeteksi secepatnya maka penyakit akan sembuh,bamun tidak sedikit pula bahwa penyakit menjadi komplikasi bahkan berlanjut sehingga menimbulkan kecacatan yang bersifat permanen.

6.      Death (kematian)
Hal ini terjadi jika penyakit sudah dalam tahap lanjut dan tidak tertolong mengakibatkan kematian.

J.      Ruang lingkup Epidemiologi dalam kesehatan.
Ruang lingkup Epidemiologi dalam masalah kesehatan dapat meliputi 6 B (etiology,efficiency,evalution,education)
1.      Etiology ( penyebab).
Etiology berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya,misalnya:etiology dari malaria adalah parasit plasmodium.
2.      Efficacy (efikasi)
Berkaitan dengan aspek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan.efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi,misalnya efiksai vaksinasi.hal ini merupakan kemujaraban teoritis dari suatu obat yang dapat di lakukan dengan melakukan uji klinis.misalnya efikasi pemberian vaksin malaria adalah 60%.
3.      Effectiveness (efektifitas)
Yaitu besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan  (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari satu tindakan yang satu dengan yang lainnya.efektifitas ini ditujukan untuk mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi dilapangan yang sebenarnya sangat berbeda-beda.untuk pengobatan maka ini berkait dengan kemujaraban praktis dan kenyataan khasiat obat klinik.
4.      Efficiency (efesiensi)
Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan.efesiensi ini ditujukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil  yang diperoleh berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.

5.      Evaluation (evaluasi)
Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat.evaluasi melihat dan memebri nilai keberhasilan program seutuhnya.
6.      Education (edukasi).
Intervensi yang berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.edukasi merupakan salah satu bentuk intervensi andaln kesehatn masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh epidemiologi.

K.    Ukuran Morbiditas dan Mortalitas Dalam Epidemiologi
1.      Rasio, Proporsi,dan angka.
Data yang terkumpul merupakan data kasar yang perlu diolah untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan.hasil pengolahan berupa nilai absolute dengan cirri:berupa jumlah,diperoleh dengan cepat,dan tidak dapat digunakan untuk membandingkan.agar data morbiditas dan mortalitas dapat digunakan untuk membandingkan,data absolute diubah menjadi data relative.dalam epidemiologi,ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas dan mertalitas adalah angka,rasio,dan proporsi
Rasio,meruoakan nilai relative yang dihasilkan dari oerbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merpakan bagian dari penyebut.misalnya,sebuah nilai kuantitatif A dan nilai kuantitatif yang lain adalah B maka rasio kedua ini tersebut adalah A/B contoh:pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 ornag penderrita dan 12 di antaranya adalah anak-anak,rasio anak terhadap orang dewasa adalah 12+20=0,6
Proporsi,proporsi iaalah perbandinga dua kali kuantitatifyang pembilangnya merupakan nagian dari penyebut.pada proporsi,perbandingan menjadi: A + ( A + B).pada contoh diatas proporsi menjadi 12 per (12+20)= 0,375
Bila proporsi dikalikan 100 disebut persen (%) sehingga presentasi pada contoh diatas menjadi 37,5%
Angka.angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang dan penyebut dinyatakan dalam bentuk batas waktu tertentu.insidensi merupakan bentuk kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.ini merupakan cara terbaik untuk menentukan risiko timbulnya penyakit.
Angka insiden.batasan untukm angka insiden ialah proporsi kelompok individu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah atau Negara yang semula tudak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru.rumusnya sebagai berikit
P =  x k
P = (d per n × k)
P= estimasi
D= jumlah kasus baru
N= jumlah individu yang awalnya tidak sakit
K= konstanta
Akan jumlah kejadian dalam kurun waktu tertentu dibagi penduduk yang mempunyai resiko (population at risk) terhadap kejadian tersebut dalam kurun waktu tertentu di kalikan dengan konstan “k”
Angka insidensi =
2.      Beberapa pertimbnagan
Untuk  memperoleh insidensi harus dilakuakn dengan pengamatan kelompok penduduk yang mempunyai resiko terkena penyakit sasaran yaitu dengan cara mengikuti sarana prospektif untuk menentukan insidensi kasus baru.untuk menghitung angka insidensi hendaknya mempertimbangkan hal berikut
1.      Pengetahuan tentang status kesehatan populasi studi.
Kelompok individu dalam populasi menurut status kesehatan yang diklasifikasikan menjadi “sakit” atau :tidak sakit”.penemuan ini dapat dilakuakn melalui cacatan yang ada atau melalui penyaringan atau pemeriksaan lain.hal ini penting untuk menentukan keadaan awal,bahwa penyakit yang diteliti kelompok individu  belum terjadi.selain itu,penentuan keadaan awal tersebut juga penting bil hasilnya akan dibandingkan dengan kelompok lain.kedua kelompok harus memiliki angka insedensi yang dapat di bandingkan dengan variable-variabel penting yang sama antara kedua kelompok.
2.      Menentukan waktu awal penyakit.
Menentukan kriterian diagnostic saat mulai timbulnya penyakit bagi kelompok penduduk yang akan dicari insidensinya merupakan hal yang sangat penting.dalam beberapa hal penemuan ini relative mudah ditemukan dengan timbulnya gejala,misalnya influenza,kadang-kdang kita mengalami kesulitan untuk menentukan awal dari penyakit,terutama penyakit kronis yang awalnya tidak menunjukkan gejala khusus.oleh karena itu hendaknya di tunjukan tanda-tanda sedini mungkin yang dapat ditentukan secara objektif.misalnya,penyakit kanker ditemuakn saat terdiagnosisi secara pasti sebagai wal terjadinya penyakit dan bukannya ditentukan berdasarkan keluhan yang di rasakan oleh penderita atau hanya kecurigaan dokter yang memeriksanya.
3.      Spesifikasi penyebut.
Bila penelitian epidemiologis untuk mencari insidensi penyakit dilakukan dalam jangka waktu lama,tidak semua subjek study dapat mengikuti sepenuhnya sampai penelitian berakhir dan hal ini disebabkan ada sebagian hal ini disebabkan sebagian ada yang meninggal karena penyakit lain,pindah atau mengundurkan diri.


4.      Spesifikasi pembilang jumlah orang atau jumlah kejadian.
Contohnya,dapat hal tertentu seorang dapat mengalami sakit yang sama beberapa akali dalam kurun waktu tertentu,misalnya,influenza.hal ini mengakibatkan dua angka insidensi dari data yang sam,yaitu angka insidensi berdsarkan orang yang menderita dan angka insidensi berdasarkan kejadian penyakit.angka insidensi berdasarkan orang yang menderita dapat ditulis dalam rumus berikut.
Angka insedensi =
5.      Periode pengamatan.
Angka insidensi harus dinyatakan dalam waktu kurun tertentu,biasanya satu tahun,tetapi dapt juga dalam periode waktu lain asalkan cukup panjang.misalnya,pada penyakit dengan frekuensi yang sangat sedikit membutuhka waktu bertahun-tahun.pada populasi besar,penyebut hendaknya menggunakan penduduk hasil sensus,misalnya pada pengamatan insidensi penyakit TBC suatau kota.pada populasi kecilatau terbatas  seperti sekolah atau industry,untuk penyebut di gunakan individu yang benar-benat tidak menderita sakit pada saat di lakukan pengamatan.untuk penyakit insidensi yang terjadi  dalam waktu yang pendek,digunakan istialh Attack rate
3.      Indeks penilain kesehatan masyarakat
Untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai indicator,indeks kesehatan yang dapat digunakan dalam epidemiologi,yaitu:ukuran yang banyak digunakan pada indeks kesehatan adalah angka di samping rasio dan proporsi.
4.      Indeks Fertilitas
Ukuran –ukuran fertilitas yang banyak digunaka dalam kesehatan dan epidemiologi dalah sebagai berikut.

5.      Angka kelahiran kasar ( Crude Bitrh Rate CBR).
Angka kelahiran kasar  ( crude birth rate CBR) ialah semua kelahiran hidup yang cacat dalam satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan pada tahun yang sama dan dikalikan konstanta (1,000).
Angka kelahiran kasar =
Atau
Angka kelahiran kasar =
Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran ini disebut “kasar” karena sebagai penyebut digunakan jumlah penduduk yang berarti termasuk pendududk yang tidak mempunyai peluang melahirkan dan juga diikut sertakan,seperti anak-anak,laki-laki,dan wanita lanjut usia.angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat,tetapi kurang sensitive untuk:
1.      Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah,dan
2.      Mengukur perubahan fertilitas karena perubahan tingkat kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah pendududk.
6.      Angka Fertilitas menurun golongan umur ( Age Specific Fertility Rate ASFR)
Angka fertilitas golongan umur (ASRF) ialah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang di catat selama sati tahun per 1.000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama
Angka fertilitas menurut golongan umur
= .
Angka Fertilitas menurut golongan umur dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti.perhitungan angka fertilitas menurut golongan umur biasanya dilakuakn denagninterval 5 tahun hingga bila wanita di anggap berusia subur terletak antara umur 15-49 tahun,akan diperoleh sebanyak 7 golongan umur.dengan demikian dapat di sususn menjadi distribusi frekuensi pada setiap golongan umur.dari distribusifrekuensi tersebut,dapat diketahui pada golongan umur berapa yang mempunyai tingakt keseburan yang tinggi.hal ini penting untuk menentukan prioritas program keluarga berencana.
7.      Angka Fertilitas Total ( Total Fertility Rate TFR)
Angka fertilitas total (AFT) atau total fertility rate (TFR) merupakan jumlah angka fertilitas menurut golongan umur yang dicatat selama satu tahun.angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut golongan umur dikalikan konstanta.kelemahan pada perhitungan AFT ialah pada AFT semua wanita selama masa subur dianggap tidak ada yang meninggal,semuanya menikah,serta mempunyai anak dengan pola seperti ASFR,padahal hal ini tidak sesuai dengan kenyataan.
8.      Indeks Mortalitas dan Morbiditas
Angka kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.indeks kesehatan mortalitas dan motbiditas yang banyak digunakan dalam epidemiologi adalah sebagai berikut.
1.      Angka kematian kasar ( crude death rate CDR)
2.      Angka kematian berhubungan dengan umur.
a.       Angka kematian menurut golongan umur.
b.      Angka kematian bayi.
c.       Angka kematian neonatal.
d.      Angka kematian perinatal
e.       Proporsi kematian blita.
3.      Angka kematian yang berhubungan dengan sebab tertentu.
4.      Angka morbiditas.


9.      Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate CDR).
Angka kematian kasar (AKK atau CDR) ialah jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun per 1.000 penduduk.pada pertengahan tahun yang sama.angka ini disebut kasar karena perhitungan kematian dilakukan secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok di dalam populasi dengan tingkat kematian yang berbeda-beda.angka kematian dapat ditulis dalam rumus berikut.
AKK =
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
AKK =
D = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun.
P = jumlah penduduk pertengahna tahun yang sama
K =konstanta = 1.000
Dari rumus tersebut bahwa sebagai pembilang,angka kematian dihitung sepanjang tahun,sedangkan untuk penyebut jumlah penduduk di hitung pada satu saat yaitu pertengahan  tahun.karena tidak semua orang dalam satu satu tahun akan meninggal pada waktu yang bersamaan maka untuk penyebut sebaiknya dihitung jumlah tahun hidup orang yaitu tahun hidup yang diikuti selama satu tahun.
10.  Angka  Kematian Menurut Golongan Umur ( Age Specipic Dealt Rte ASDR)
Untuk memperhalus kematian kasar,dilakukan perhitungan kematian pada setiap golongan umur.angka kematian berdasarkan golongan umur ini disebut angka kematian spesifik.spesifikasi dapat pula dilakukan berdasarkan jenis kelamin,pekerjaan ,pendidikan,dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan.ASDR dapt dihitung dengan rumus.
AKK rata-rata 1/3 ( )
D = jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun pada penduduk golongan umur        tertentu
P = jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tertentu.
K = konstanta
AKK atau ASDR memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
1.      AKK digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat denagn melihat kematian tertinggi pada golongan umur.misalnya,bila tingkat kematian tertinggi terletak pada golongan umur bayi dan anak dibawah lima tahun,keadaan ini menggambarkan kematian tertinggi terletak pada golongan lanjut usia menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat yang baik.
2.      AKK dapat pula dignakan untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
3.      AKK dapat digunakan pula untuk menghitung rata-rata harapan hidup.



11.  Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate IMR)
Angka kematian bayi ialah jumlah kematian penduduk berumur kurang dan satu tahun yang di catat selama satu tahun per 1.000 kelairan hidup pada tahun yang sam.rumusnya sebagai berikut.
Angka kematian bayi =
Atau
Angka kematian Bayi =
D = jumlah kematian bayi yang belum mencapai ulang tahunnya yang pertama yang        dicatat  selama satu tahun.
B = jumlah lahir hidup pada tahun yang sama.
K = konstanta = 1.000

Perhitungan angka kematian bayi berdasarkan rumus di atas secara demografis disebut infant death rate dan hanya menggambarkan kematian bayi secara sepintas dan kurang terinci karena perhitungan dilakukan terhadap kedua jenis kelamin,sedangkan kita ketahui bahwa kematian laki-laki sama dengan kematian bayi perempuan.selain itu,pada infant deth rate,kematian dan kelahiran di hitung pada tahun yang sama yang tidak menggambarkan kohort yang sama.
Perhitungan angka kematian bayi mempunyai cara yang berbeda dengan cara perhitungan angka kematian golongan umur yang lain karena sebagai penyebut tidak digunakan angka kematian golongan umur yang lain karena sebagai penyebut tidak digunakan jumlah penduduk pertengahan tahun,tetapi digunakan jumlah lahir hidup.hal ini disebabkan perhitungan jumalh tahun hidup pada bayi sulit dilakukan karena umumnya kematian bayi tidak merata sepanjang tahun.kita ketahui bahwa kematian bayi pada hari-hari pertama setelah dilahirkan hingga jumlah penduduk pertengahan tahun tidak dapat digunakan untuk menafsirkan jumlah tahun hidup.
Berdasarkan pengalaman dan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah lahir hidup dapat digunakan untuk menafsirkan jumlah tahun hidup hingga dapat digunakan sebagai penyebut pada hitungan angka kematian bayi.berdasarkan batasan angka kematian bayi,jumlah kematian dan kelahiran bayi dicatat pada tahun yang sama,sedangkan bayi yang mati pada suatu tahun tertentu tidak seluruhnya berasal dari kohort kelahiran tahun yang sama,tetapi sebagian berasal dari kelahiran tahun sebelumnya.misalnya kita akan menghitung kematian bayi selama tiga tahun berturut-turut maka dapat dilihat bahwa kematian bayi pada tahun ke-2 berasal dari kelahiran bayi yang terjadi pada tahun yang sama ditambah dengan kohort kelahiran bayi tahun sebelumnya.demikian pula jumlah kematian bayi pada tahun ke-3 berasal dari kohort kelahiran bayi pada tahun yang sama ditambah dengan kohort kelahiran payi pada tahun ke-2.

12.  Angka Kematian Neonatal ( Neonatal Mortakity Rate NMR)
Neonatal ialah bayi yang berumur kurang dari 28 hari.angka kematian neonatal (AKN atau NMR) ialah jumlah kematian bayi berumur kurang dari hari yang di catat selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.rumusnya sebagai brtikut.

AKN =
Tinggi rendahnya AKN dapat digunakan untuk mengetahui hal0hal berikut.
1.      Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
2.      Program imunisasi
3.      Pertolongan persalianan.
4.      Penyakit infeksi terutama salutran nafas bagian atas.
13.  Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate PMR)
Untuk perinatal,terdapat beberapa batasan yang dapat digunakan untuk menghitung perinatal (AKP atau PMR).batasan atas kematian perinatal yang dianjurkan oleh WHO adalah:angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehailan 28 minggu atau lebih ditambah denagn jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari tujuhhari dicatat selama satu tahun per 1.000 kelahiran pada tahun yang sama.rumusnya sebagai berikut :

AKN = 
Batasan lainnya dalahuntuk pembilang tidak digunakan kematian bayi yang kurang dari tujuh hari,tetapi sampai bayi yang berumur 28 hari.selain itu,pada angka kematian perinatal dimasukkan juga kematian janin berumur 28 minggu atau lebih yang ditambahkan pada pembilang maupun penyebut.
Jadi,sebagai penyebut,jumlah lahr ditambah dengan kematian janin berumur 28 minggu ke atas.dalam hal ini sebagian ahli epidemiologi dan kesehatan tidak setuju dengan batasan ini karena kematian janin berarti lahir mati dan tidak termasuk ke dalam lahir hidup.batasan untuk perinatal juga ada dua.
1.      Batasan 1.
Perinatal dimulai pada kehamilan 28 minggu sampai 7 hari.
2.      Batasa 2.
Perinatal diawali pada janin berumur 28 minggu sampai 28 hari setelah dilahirkan.
Manfaat angka kematian perinatal,anataralain:angka kematian dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi.faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya AKP adalah sebagai berikut.
1.      Banyaknya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
2.      Status gizi ibu dan bayi.
3.      Keadaan sosial ekonomi.
4.      Penyakit infeksi terutama ISPA.
5.      Pertolongan persalinan.
14.  Angka Kematian Balita ( Under Five Mortality Rate).
Angka kematian balita merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak 1-4 tahun.angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indicator yang sensitive untuk mengukur status kesehatan bayi dan anak.untuk Negara berkembang,sebagian besar kematian balita disebabkan infeksi dan gizi kurang.angka kelahiran yang tinggi dengan jarak antara kelahiran yang pendek,keadaan sosial ekonomi,dan tingkat pendidikan yang rendah  mengakibatkan kurangnya pengertian ibu dan masyarakat memperberat kondisi tersebut.angka kematian balita ialah jumlah balita yang dicacat selama satu tahun per 1.000 penduduk balita pada tahun yang sama.rumusnya sebagai berikut.
Angka kematian balita =
Angka kematian balit dapat digunakan sebagai indicator kesehatan untuk mengukur status kesehatan masyarakat.tinggi rendahnya angka kematian balita dipengaruhi oleh program pelayanan kesehatan,program imunisasi,program perbaikan gizi,dan lain-lain.
15.  Proporsi Kematian Balita
Proporsi kematian balita merupakan perbandingan antara jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun dengan jumlah seluruh kematian pada tahun yang sama yang dinyatakan dalam persen dalam rumus  berikut.
Angka kematian balita =
Perhitungan proporsi kematian balita lebih praktis dibandingkan dengan perhitungan angka kematian balita karena pada perhitungan proporsi kematian balita tidak dibutuhkan jumlah penduduk balita yang sering sulit diperoleh,tetapi nilai yang dihasilkan  dari perhitungan proporsi kematian balita tidak dapat di bandingkan dengan daerah lain.adapun manfaat proporsikematian balita sama dengan angka kematian bayi.
16.  Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate MMR).
Angka kematian ibu (AKI) atau maternal mortality rate (MMR) ialah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan,persalinan,dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.rumusnya sebagai berikut.
Angka kematian ibu =
Pembilang tidak bergantung dari bahaya lamanya kehamilan,tetapi tidak termasuk kematian ibu karena kecelakaan dan sebab lainnya yang tidak berkaitan dengan kehamilan atau persalinan.bila pengamatan masa nifas dirasakan terlalu lama,dapat digunakan pengamatan tujuh hari atau 42 jam setelah berakhirnya kehamilan.kesulitan dalam perhitungan AKI adalah memperoleh data tentang ibu hamil dan kematian ibu yang jarang dilaporkan.pengumpulan data yang dilakukan dengan survey khusus terhadap ibu-ibu pasangan usia subur yang diikuti prospektif untuk menentukan kehamilan sampai persalinan dan masa nifas,untuk menjamin ketepatan hasil pengamatan dibutuhkan minimal 50 kematian ibu dank arena kematian ibu cukup kecil akan dibutuhkan sampel yang sangat besar.contoh:bila diperkirakan angka kematian ibu sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup maka untuk memperoleh sebanyak 50 kematian ibu dibutuhkan sebanyak 5.000 ibu hamil dan bila diperkirakan angka sebesar 40 per 1.000 penduduk maka besarnya sampel yang dibutuhkan untuk mendapatkan 50 kematian ibu adalah 125.000 ibu hamil.
Tingkat rendahnya AKI berkaitan dengan hal berikut.
1.      Sosial ekonomi.
2.      Kesehatan ibu sebelum hamil,bersalin,dan nifas.
3.      Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
17.  Angka Morbiditas
Angka mortalitas  ialah jumlah penderita yang dicatat selama atau tahun per 1.000 penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama.rumusnya sebagai berikut.  
Angka morbiditas =  x 1.000
Angka ini dapat digunakan untuk hal-hal berikut.
1.      Menggambarkan keadaan kesehatan secara umum.
2.      Mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit.
3.      Mengetahui keadaan sanitasi lingkungan.
4.      Memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan.
18.  Uji Tipis Untuk Deteksi Penyakit ( Screening Test)
Pencegahan primer merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit,tetapi bila hal ini tidak mungkin dilakukan maka mendeteksi tanda,gejala,dan pengobatan penyakit secara tuntas merupakan pertahanan kedua.untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini menemukan penyakit sebelum menimbulkan gejala dapat dilakukan dengan cara berikut.
1.      Deteksi tanda dan gejala dini.
Untuk dapat mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini dibutuhkan pengetahuan tentang tanda dan gejala tersebut yang dilakukan oleh tenaga kesehatan serta masyarakat dengan cara demikian timbulnya kasus baru dapat segera diketahui dan diberikan pengobatan.biasanya penderita  datang untuk mencari pengobatan setelah menimbulkan gejala dan mengganggu kegiatan sehari-hari yang berarti telah berada dalam stadium lanjut.hal ini disebabkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan penderita.
2.      Penemuan kasus sebelum menimbulkan gejala.
Penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengadakan uji tapis terhadap orang-orang yang tampaknya sehat,tetapi mungkin menderita penderita penyakit.diagnosis dan pengobatan penyakit yang diperoleh dari penderita yang dating untuk mencari pengobatan setelah timbul gejala relative sedikit,sekali dibandingkan dengan penderita tanpa gejala.
19.  Batasan Uji Tapis
Secara garis besar,uji tapis ialah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang-orang yang mungkin tidak menderita.jadi,tes untuk uji tapis tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis sehingga pada hasil tes uji tapis yang positif harus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk menentukan aoakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi diagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya,khususnya bagi penyakit-penyakit menular.



20.  Proses Pelaksanaan Uji Tapis
Dari uraian diatas,jelaslah bahwa proses uji tapis terdiri atas dua tahap yang tahap pertamanya melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai risiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil tes negative maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.bila hasil tes positif maka dilakukan pemeriksaan.tahap kedua yaitu pemeriksaan diagnostic yang bila hasilnya negative uji tapis adalah  pemeriksaan pada tahap pertama pada sekelompok individu yang tampak sehat dilakuakn pemeriksaan (tes) dan hasil tes dapat positif dan negatif.
Individu dengan hasil negative pada suatu saat dapat dilakukan tes ulang sedangkan pada individu dengan hasil tes positif dilakuakn pemeriksaan diagnostic yang lebih spesifik dan bila hasilnya dilakukan pengobatan secara intensif,sedangakn individu dengan hasil tes negative dapat dilakukan tes ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.
Pemeriksaan yang biasa digunakan untuk uji tapi dapat berupa pemeriksaan laboratorium atau radiologis,misalnya:pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan radiologis untuk tapis penyakit TBC.pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan alasan:
1.      Dengan cepat dapat memilih sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut (pemeriksaan diagnostic)
2.      Tidak mahal.
3.      Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan,dan
4.      Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.
21.  Tujuan Uji Tapis
Tujuan uji tapis adalah sebagai berikut.
1.      Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap ornag-orang yang tampak sehat,tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai risiko tinggi untuk terkena penyakit (population at risk)
2.      Dengan ditemuksn penderita tanpa gejala dapat dilakuakn pengobatan secar tuntas hingga mudah disembuhkandan tidak membahayakn dirinya maupun lingkungannya dan tidak sumber penularan hingga kejadian edemi dapat dihindari.Sasaran utama uji tapis adalah penyakit kronis seperti:
1.      Infeksi bakteri (lepra,TBC,dan lain sebaiknya)
2.      Infeksi virus lepra (hepatitis)
3.      Penyakit noninfeksi,anatar lain:hipertensi,diabetes mellitus,penyakit jantung,karsinoma serviks,prostat,dan glukoma).
4.      AIDS.
22.  Istilah-istialh dalam Epidemiologi
1.      Karier adalah orang atau binatang yang mengandung bibit penyakittertentu tanpa menunjukkan gejala klinis yang jelas dan berpotensi sebagi sumber penularan penyakit.status sebagai karier bisa bertahan dalam individu dalam waktu yang lama perjalanan penyakit tanpa menunjukkan gejala klinis yang jelas (dikenal  sebagai karier sehat atau asimptomatik).bisa juga status karier ini terjadi pada waktu masa inkubasi,yaitu pada saat atau sesudah masa pemulihan di mana gejala klinis penyakitnya jelas (dikenal sebagai karier inkubasi atau pemulihan).dari berbagai jenis karier di atas,status karier bisa pendek atau sanagt panjang (disebut sebagai karier sementara atau transier atau kronis).
2.      Angka kematian kasus (case fatally rate).biasanya dinyatakan dalam persontase orang yang terdiagnosis penyakit tertentu kemudian meninggal karena penyakit tersebut dalam kurun waktu tertentu.
3.      Kamoprofilaksis.
Kemoprofilaksis adalah pemberian bahan kimia termasuk antibiotic yang ditujukanuntuk mencegah berkembangnya infeksi menjadi penyakit  yang menetap kemoprifilaksis juga dimaksudkan untuk mencegah penularan penyakit kepada orang lain.sementara kemoterapi dimaksudkan pemberian bahan kimia denagn tujuan untuk mengobati suatu penyakit yang secara klinis sudah manifest dan untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut.
4.      Pembersihan.
Pembersihan adalah menghilangkan bahan organic atau bahan infeksius dari suatu permukaan dengan cara mencuci dan menggosok menggunakan deterjen atau pembersih vakum di mana agen infeksi ini kemungkinan tempat yang cocok untuk hidup dan berkembang biak pada permukaan tersebut.
5.      Penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toksin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toksin,yang diproduksi oleh  bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi;dari reservoir kepada orang yang rentan,baik secara langsung maupun tidak langsnung ;tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu,vector,atau melalui lingkunagan.
6.      Masa penularan.
Yaitu pada saat bibit penyakit mulai ditularkan,baik secara langsung maupun tidak langsung dari orang yang sakit ke orang lain,dari binatang yang sakit ke manusia atau dari orang sakit ke binatang yang sakit ke manusia atau dari orang yang sakit ke binatang termasuk ke artropoda.untuk penyakit tertentu seperti difteri dan infeksi strepiococcus di mana selaput lender terkena sejak awal masuknya bibit penyakit,maka masa penularannya dihitung mulai dari saat kontak pertama dengan sumber infeksi sampai dengan saat bibit penyakit tidak lagi ditularkan dari selaput lender yang terinfeksi,yaitu waktu sebelum munculnya gejala prodromal sampai berhentinya status sebagai karier (jika yang bersangkutan berkembang menjadi karier).


7.      Kontaminasi
Yaitu ditemukannya bibit penyakit dipermukaan tubuh,pakaian,tempat tidur,mainan anak-anak,instrument,duk atau pada benda-benda lainnya termasuk air dan makanan.polusi berbeda dengan kontaminasi,di mana polusi di artikan adanya bahan pencemar dalam jumlah yang berlebihan di dalam lingkungan dan tidak harus berupa agen infeksius.kontaminasi permukaan tubuh manusia tidak harus berupa agen infeksius.kontaminasi permukaan tubuh manusia tidak berarti orang tersebut berperan sebagai “karier”
8.      Disinfeksi
Yaitu upaya untuk membunuh bibit penyakit di luar tubuh manusia dengan menggunakan bahan kimia atau bahan fisis.disinfeksi pada tingkat yang tinggiakan membunuh semua mikroorganisme kecuali spora.diperlukan upaya lebih jauh untuk membunuh spora dari bakteri.untuk membunuh spora diperlukan kontak yang lebih lama dengan disinfektan dalam kosentrasi tertentu setelah dilakukan pencucian dengan deterjen secara benar. Kosentrasi bahan kimia yang diperlukan antara lain Glutaraldehid 2%,H2,O2,6% yang sudah distabilkan, asam parasetat 1%, paling sedikitnya diberikan minimal 20 menit.
Beberapa istilah terkait dengan desinfeksi adalah sebagai berikut.
a.       Disinfeksi segera adalah disinfeksi yang dilakukan segera setelah lingkungan tercemar oleh cairan tubuh dari orang yang sakit atau suatu barang yang tercemar oleh bahan infeksius. Sebelum dilakukan disinfeksi terhadap barang atau lingkungan upayakan agar sesedikit mungkin kontak dengan cairan tubuh atau barang – barang yang terkontaminasi tersebut.
b.      Disinfeksi terminal adalah upaya disinfektar yang dilakukan setelah penderita meninggal atau setelah penderita dikirim ke rumah sakit atau setelah penderita berhenti sebagai sumber infeksi atau setelah dilakukan isolasi di rumah sakit atau setelah tindakan – tindakan lain dihentikan.
c.       Sterilisasi adalah penghancuran semua bentuk dari bibit penyakit baik dengan cara memenaskan, penyiraman, menggunakan gas ( etilen, oksida, dan formaldehid ) atau dengan pemberian bahan kimia.
9.      Disinfestasi
Adalah tindakan yang dilakukan baik fisik maupun kimiawi dengan maksud untuk menghancurkan atau menghilangkan binatang – binatang kecil yang tidak diinginkan khususnya artropoda atau rodensia yang hadir di lingkungan manusia, binatang peliharaan, atau dipakaian di sinfestasi termasuk menghilangkan kutu yaitu pediculus humanus pada manusia
10.  Endemis
Adalah suatu keadaan di mana suatu penyakit atau agen infeksi tertentu secara terus menerus ditemukan disuatu wilayah tertentu bisa juga dikatakan sebagai suatu penyakit yang umum ditemukan disuatu wilayah.
11.  Epidemi ( wabah )
Adalah timbulnya suatu penyakit yang menimpa sekelompok masyarakat atau suatu wilayah dengan angka kejadian yang melebihi angka normal dari kejadian penyakit tersebut. Beberapa jumlah penderita untuk bisa dikatakan telah terjadi epidemi sangat bergantung pada jenis penyakit, jumlah dan tipe pendukung yang tertimpa pengalaman masa lalu jarangnya terpanjang dengan penyakit tersebut serta waktu dan tempat kejadian.
12.  Penyinaran makanan
Adalah teknologi tertentu yang dapat memberikan dosis spesifik dari radiasi pengion dari suatu sumber radio isotop ( kobalt 60 ) atau dari mesin yang dapat menghasilka sinar electron atau sinar x
13.  Fumigasi
Yaitu proses yang ditujukan untuk membunuh binatang tertentu seperti artropoda dan rodensia dengan menggunakan gas kimia.
14.  Penyuluhan kesehatan
Yaitu suatu proses yang ditujukan kepada individu atau kelompok penduduk agar mereka bisa berprilaku sehat dalam menjaga dam memelihara kesehatan mereka. Penyuluhan kesehatan mereka dimulai dari masyarakat dalam keadaan seperti apa adanyacyaitu pandangan mereka selama ini terhadap masalah kesehatan. Dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada mereka dimaksudkan untuk mengembangkan sikap tanggung jawab sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dalam masalah kesehatan.
15.  Kekebalan kelompok ( herd immunity )
Yaitu kekebalan dari kelompok orang atau masyarakat. Kemampuan dari sekolompok orang untuk menangkal invasi atau penyebaran suatu penyakit infeksi jika mereka yang kebal mencapai proporsi yang cukup tinggi di masyarakat.
16.  Pejamu / tuan rumah / inang ( host )
Ialah orang atau binatang termasuk burung dan artropoda yang mengandung bibit penyakit tertentu yang didapatkan secara alamiah ( bukan sebagai hasil eksperimen ).
17.  Individu yang kebal (resisten).
Adalah orang atau binatang yang memiliki antibodi spesifik dan atau memiliki antibodi seluler akibat infeksi atau bemberian imunisasi yang dialami sebelumnya. Atau suatu kondisi sebagai akibat pengalaman spesifik sebelumnya sebagai suatu respons sedemikian rupa mencegah berkembangnya penyakit terhadap reinfeksi dari bibit penyakit tertentu.
18.  Iminitas
Adalah kekebalan yang dikaitkan dengan adanya antibodi atau sel yang mempunyai tanggap kebal terhadap mikroorganisme dari penyakit infeksi tertentu atau terhadap toksinnya. Kekebalan yang efektif meliputi kekebalan seluler berkaitan dengan sentisisasi T-limfosit dan imunitas humural yang didasarkan kepada reaksi B-limfosit. Kekebalan pasif didapat secara alamiah maupun dari ibu melalui plasenta atau didapat secara alamiah buatan dengan memberikan suntikan zat kebal (dari serum binatang yang sudah dikebalkan, serum hiperium dari orang yang baru sembuh au human immune serumglobulin), kekebalan yang diberikan relative pendek.
19.  Infeksi yang tidak kelihatan (inapparent infection)
Adalah terjadinya infeksi pada penjamu tanpa disertai dengan gejala klinis yang jelas. Infeksi ini hanya bisa diketahui malalui pemeriksaan laboratorium seperti melalui pemeriksaan darah dan tes kulit.
20.  Angka insideni (incidence rate)
Adalah jymlah kasus baru penyakit  tertentuyang dilaporkan pada periode waktu tertentu,tempat tertentu dibagi dengan jumlah penduduk di mana penyakit tersebut terjangkit.biasanya dinyatakan dalam jumlah kasus per 1.000 atau per 100.000penduduk pertahun.
21.  Masa inkubasi
Yaitu interval waktu antara kontak awal dengan bibit penyakit dan awal munculnya gejala penyakit penyakit yang dikaitkan dengan infeksi tersebut.di dalam tubuh vector adalah waktu antara masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh vector dan waktu di manan vector tersebut mampu mrnyebarkan penyakit (masa inkubasi ekstrinsik).
22.  Infeksi adalah bibit penyakit atau parasit masuk dan berkembang biak kedalam tubuh manusia atau bintang.infeksi tidak sama dengan penyakit infeksius,akibatnya mungkin tidak kelihatan
23.  Agen infeksius adalah organisme (virus,riketsia,bakteri,jamur,protozoa dan cacing) yang bisa menimbulkan infeksi atau penyakit infeksi infektivitas menunjukkan kemampuan dari agen infeksius untuk masuk hidup dan berkembangbiak di dalam tubuh pejamu.
24.  Penyakit infeksius adalah penyakit pada manusia atau binatang yang manifest secara klinis sebagai akibat dari infeksi.










BAB III
        PENUTUP


A.    Kesimpulan
Epidemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public healt) yang menekankan perhatian pada keberadaan penyakit maupun masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Menurut asal katanya secara elimologis epidemiologi berarti ilmu mengenai ilmu kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu dari epi atau upon yang berarti pada atau tentang demos atau people yang berarti penduduk;dan logika atau knowledge yang berarti ilmu. Dengan demikian,epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Pada awal perkembangannya epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit,dianggap sebatas ilmu tentang epidemis selanjutnya dalam perkembangan hingga dewasa ini,epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan.epidemiologi tidak hanya dimaksudkan mempelajari penyakit dan epinya saja.tetapi juga menyangkut masalah kesehatan secara keseluruhan.


B.     Saran
1.        Pemerintah harus menjalankan system SKD daan memantau system tersebut setiap waktu supaya betul-betul dijalankan agar dapat mencegah timbulnya kasus KLB
2.        Masyarakat harus mengetahui kegunaan dari surveilans epidemiologi yang bukan hanya sebagai pengumpul data atau penyelidikan KLB,sehingga tidak menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia tidak  berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah kesehatan.



















DAFTAR PUSTAKA

1.      Wahyuningsih, puji heni dkk ;2009, ”Dasar – dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kebidanan”,yogyakarta, FITRAMAYA
2.      Syafrudin,dkk;2009, “ Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan”; jakarta; TRANS INFO MEDIA
3.      Mubarak wahit iqbal; 2012; “ Ilmu Kesehatan Masyarakat ( konsep dan aplikasi dalam kebidanan ) “; jakarta; SALEMBA MEDIKA
4.      Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
5.      Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal    386-397. Jakarta: YBPSP
                                             












Soal

1.      Sebutkan langkah-langkah kegitan surveilan Epidemiologi
a.       Tetapkan tujuan,Tetapkan metode yang hendak di gunakan. Membuat/menetapkan,mempersiapkan instrument untuk pengumpulan data dan pengolahan data,Pengumpulan dan pengolahan data,Analisis data,Membuat rencana penanggulangan,Pembuatan laporan.
b.      Penelitian observasional,Penelitian kohort,mengolah data.
c.       Dalam bidang kesehatan masyarakat,menerapkan target.
d.      Tidak melakukan diagnosa trhadap klien,tidak melakukan perencanaan penanggulangan.
Jawabannya:
a.       Tetapkan tujuan,Tetapkan metode yang hendak di gunakan. Membuat/menetapkan,mempersiapkan instrument untuk pengumpulan data dan pengolahan data,Pengumpulan dan pengolahan data,Analisis data,Membuat rencana penanggulangan,Pembuatan laporan

2.      apakah yang dapat menyebabkan sehingga angka kematian balita tersebut tidak menurun bahkan angka kematian balita penting untuk mengukur taraf dalam kesehatan.coba anda jelaskan.
Jawab.
Angka kematian balita merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak 1-4 tahun.angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indicator yang sensitive untuk mengukur status kesehatan bayi dan anak.untuk Negara berkembang,sebagian besar kematian balita disebabkan infeksi dan gizi kurang.angka kelahiran yang tinggi dengan jarak antara kelahiran yang pendek,keadaan sosial ekonomi,dan tingkat pendidikan yang rendah  mengakibatkan kurangnya pengertian ibu dan masyarakat memperberat kondisi tersebut.angka kematian balita ialah jumlah balita yang dicacat selama satu tahun per 1.000 penduduk balita pada tahun yang sama




Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking