TUGAS
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TENTANG
SURVEILERS
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
OLEH :
Nama
: FITNATADIA
Nim :11211116
Tingkat
: II.B
Prodi
: D III KEBIDANAN
STIKES
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Syukur
dan terima kasih penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah ini dengan maksud sebagai
bahan penilaian atas tugas – tugas yang di berikan guru bidang studi, selain
itu makalah
ini juga di susun pula dengan maksud dapat
di jadikan sebagai penuntun dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang berhubungan dengan “surveilans dalam praktik kebidanan”.Oleh
sebab itu, makalah ini di susun sedemikian supaya mudah dipahami dan dibaca
oleh siapapun yang berminat. Dengan
tersusunnya makalah ini, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan limpah
terima kasih kepada semua belah pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis pun menyadari bahwa susunan ini
belum dapat mencapai hasil yang sempurna, oleh karena itu, kritikan dan saran
sangat di harapkan yang bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini.
Akhir
kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai
hal – hal yang belum diungkapkan dalam membahas mengenai “surveilans dalam praktik kebidanan.”
Padang, 25 april 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR
ISI............................................................................................................
BAB
I PENDAULUAN
A. Tujuan............................................................................................................ 1
B. Latar Belakang............................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Epidemiologi.................................................................................................. 2
B. Defenisi
Epidemiologi.................................................................................. 6
C. Ruang lingkup Epidemiologi......................................................................... 8
D. Macam-macam Epidemiolgi........................................................................... 10
E. Kegunaan/peranan Epidemiologi................................................................... 21
F. Kelemahan survailan Epidemiologi................................................................ 23
G. Prinsip-prinsip Epidemiolgi............................................................................ 23
H. Frekuensi Maslah Kesehatan.......................................................................... 24
I. Masalah kesehatan......................................................................................... 24
J. Ruang lingkup Epidemiologi dalam kesehatan.............................................. 26
K. Ukuran Morbiditas dan Mortalitas Dalam Epidemiologi............................... 27
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 48
B.
Saran.............................................................................................................. 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Surveillance
sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya banyak orang
menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan penyelidikan
KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia belum
berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah
kesehatan.
Surveilans Kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang epidemiologi, namun dengan berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi diluar bidang epidemiologi, maka surveilans menjadi cabang ilmu tersendiri yang diterapkan luas dalam kesehatan masyarakat. Surveilans sendiri mencakup masalah borbiditas, mortalitas,masalah gizi, demografi, Peny. Menular, Peny. Tidak menular, Demografi,Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan beberapa factor risiko pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Demikian pula perkembangan Surveilens Epidemiologi dimulai dengan surveilens penyakit menular, lalu meluas ke penyakit tidak menular, misalnya cacat bawaan, kekurangan gizi dan lain-lain.Bahkan baru-baru ini, surveilens epidemiologi digunakan untuk menilai, memonitor, mengawasi dan merencanakan program-program kesehatan pada umumnya.
Surveilans Kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang epidemiologi, namun dengan berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi diluar bidang epidemiologi, maka surveilans menjadi cabang ilmu tersendiri yang diterapkan luas dalam kesehatan masyarakat. Surveilans sendiri mencakup masalah borbiditas, mortalitas,masalah gizi, demografi, Peny. Menular, Peny. Tidak menular, Demografi,Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan beberapa factor risiko pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Demikian pula perkembangan Surveilens Epidemiologi dimulai dengan surveilens penyakit menular, lalu meluas ke penyakit tidak menular, misalnya cacat bawaan, kekurangan gizi dan lain-lain.Bahkan baru-baru ini, surveilens epidemiologi digunakan untuk menilai, memonitor, mengawasi dan merencanakan program-program kesehatan pada umumnya.
Surveilens
epidemiologi pada umumnya digunakan untuk:
1. Untuk menentukan penyakit mana yang
diprioritaskan untuk diobati atau diberantas.
2. Untuk meramalkan terjadinya wabah.
3. Untuk menilai dan memantau
pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular, dan program-program
kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi,
program gizi, dll.
4. Untuk mengetahui jangkauan dari
pelayanan kesehatan.
Jadi
surveilans epidemiologi bukan hanya sekedar pengumpulan data dan penyelidikan KLB saja tetapi kegunaan dari
surveilans epidemiologi lebih dari itu misalnya untuk mengetahui jangkauan dari
pelayanan kesehatan,untuk meramalkan terjadinya wabah dan masih banyak lagi
manfaat dari surveilans epidemiologi,untuk itu penulis terdorong untuk
melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar mengubah pemikiran
masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiolog.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari
epidemiologi
2. Sejarah perkemvangan epidemiologi
3. Untuk mengetahui defenisi dari
epidemiologi
4. Untuk mengetahui ruang lingkup
epidemiologi
5. Untuk mengetahhui macam-macam
epidemiologi
6. Untuk mengetahui kegunaan/perananan
epidemiologi
7. Untuk mengetahui cara penyajian data
BAB II
PEMBAHASAN
SURVEILERS
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
A. Epidemiologi
1. Konsep dasar Epidemiologi
Epidemiologi
merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public healt) yang menekankan
perhatian pada keberadaan penyakit maupun masalah kesehatan lainnya dalam
masyarakat. Menurut asal katanya secara elimologis epidemiologi berarti ilmu
mengenai ilmu kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa
Yunani,yaitu dari epi atau upon yang berarti pada atau tentang demos atau
people yang berarti penduduk;dan logika atau knowledge yang berarti ilmu.
Dengan demikian,epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa
penduduk.
Pada
awal perkembangannya epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit,dianggap
sebatas ilmu tentang epidemis selanjutnya dalam perkembangan hingga dewasa
ini,epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan
determinan (faktor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan
untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi
masalah kesehatan.epidemiologi tidak hanya dimaksudkan mempelajari penyakit dan
epinya saja.tetapi juga menyangkut masalah kesehatan secara keseluruhan.
2. Sejarah perkembangan epidemilogi
Faktor
yang melatarbelakangi berkembangnya epidemologi adalah sebagaii berikut:
1. Tantangan
zaman,di mana terjadi perubahan maslah dan perubahan pola penyakit.di mana lalu
(era john snow) epidemiologi mengarah penyakit menular dan wabah.dewasa ini
terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular sehingga epidemiologi
tidak hanya dihadapkan masalah penyakit
semata tetapi juga hal lain yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan
penyakit serta maslah kesehatan secara umum.
2. Perkembangan
ilmu pengetahuan lainnya.perkembangan berbagai ilmu yang pesat akan memberikan
angin segar untuk perkembangan daya piker para ahli kesehatan masyarakat dari
masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman di manan mereka berada, Dari latar
belakang di atas muncullah beberapa pandangan terhadap teori terjadinya
penyakit yang berkembang seiring perkembangan zaman atau peradaban.
a.
Zaman prasejarah.penyembuhan penyakit
dilakukan dengan menggunakan ramuan sederhana dari bahan yang ada di alam
sekitarnya.
b.
Peradaban kuno (india,5000 SM) dalam
kitab suci Weda.sistem kedokteran Ayurweda:science
of life
c.
Dataran tiongkok (2700 SM) dibandingkan
kedokteran kuno mesir
d.
Zaman kuno (1500 SM) sudah mengenai ilmu
pengetahuan kedokteran (medical
manuscript).
e.
Yunani kuno,Asclepius (dewa penyembuhan)
dan anaknya Hygeia dipuja sebagai Dewi kesehatan dan kebersihan.
f.
Hippocrates (460-377 SM), dikenal
sebagai Bapak kedokteran modem.dia berpendapat bahwa penyakit akibat perubahan
suatu faktor tertentu yang berasal dari alam (cuaca dan lingkungan).perubahan
lingkungan dan cuaca dianggap sebagai penyebab penyakit.teori ini mampu menjawab
maslah penyakit yang ada pada waktu itu dan dipakai hingga tahun
1800-an.selanjutnya teori ini tidak mampu menjawab tantangan berbagai penyakit
infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang lebih rumit.
g.
Inggris (1775).saat terjadi wabah
pes,muncul suatu cabang ilmu kedokteran yang mengobati wabah epidemic dengan
menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan.
h.
Contagion
theory mengemukakan bahwa suatu penyakit terjadi karena
adanya kontak antara satu orang dengan orang lain.teori ini dikembangkan
berdasarkan situasi penyakit pada masa itu di mana kebanyakan penyakit yang
melanda adalah penyakit yang menular dan terjadi karena adanya kontak
langsung.awalnya dikembangkan,berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan
penyakit kusta di mesic.
i.
Miastic
theory mengatakan bahwa penaykit diakibatkan oleh gas-gas
busuk dari perut bumi.teori ini mempunyai arah cukup spesifik namun kurang
mampu menjawab pertanyaan tentang berbagai penyakit.
j.
Epidemic
theory mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan
cuaca dan faktor geografis (tempat).suatu zat organik dari dari lingkungan
dianggap sebagai pembawa penyakit.misalnya air tercemar menyebabkan
gastroenteritis.teori ini diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis
terjadinya diare di London (inggris).
k.
Gern theory menyebutkan bahwa
suatu kuman (mikroorganisme) adalah penyebab penyakit.teori ini sejalan dengan
kemajuan di bidang teknologi kedokteran,yaitu penemuan mikroorganisme.kuman
dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit .namun selanjutnya,teori mendapatkan
tantangan dari berbagai penyakit kronis,misalnya penyakit jantung dan kanker
yang bukan disebabkan kuman.
l.
Theory
multikausa menekankan bahwa suatu penyakit terjadi
sebagai hasil dari interaksi sebagai faktor.interaksi antara lingkungan yang
berupa faktor biologis,kimiawi,dan sosial memegang peranan terjadinya penyakit.
Contoh,infeksi tuberculosis paru yang
disebabkan oleh invasi mikobakterium tuberculosis pada jaringan paru tidak di
anggap sebagai penyebab tunggal terjadinya TBC.TBC tidak hanya terjadi akibat
paparan kuman TBC semata,tetapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor
genetic,malnutrisi,kepadatan penduduk,dan derajat kemiskinan.
B. Defenisi Epidemiologi
Asal mula istilah
epidemiologi hanya di pakai untuk mempelajari terjadinya wabah penyakit menular.sesuai
perkembangan ilmu,maka kemudian epidemiologi juga mempelajari penyakit tidak
menular,seperti halnya penyakit degenerative,penyakit akibat polusi,penyakit
kanker dan lain sebagainya,bahkan kemudian epidemiologi juga termasuk
mempelajari dan membicarakan secara luas pada cedera akibat kecelakaan lalu
lintas,kecelakaa trauma dan lain sebagainya,seperti halnya telah dikemukakan
dibagian dasar-dasar epidemiologi diatas.mengenai defenisi epidemiologi,banyak
para ahli memberikan batasan yang sedikit berbeda-beda,seperti di bawah ini.
1.
Last (1988)
Mendefinisikan
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi (penyebaran) dan
determinan (faktor penentu) masalah kesehatan atau yang berkait dengan status
dan kejadian spesifik pada populasi serta ilmu yang menjelaskan kejadian suatu
penyakit di masyarakat.
2.
Wade Hampton frost (1972)
Seorang
guru besar Epidemiologi mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan
tentang fenomena missal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat
alamiah (natural history) penyakit menular.
3.
Greenwood (1934)
Professor
di school of Hyangiene and Tropical Medicine London,mengemukakan batasan
epidemiologi yang lebih luas,yaitu mempelajari tentang penyakit dan segala
macam kejadian yang berkaitan dengan kelompok penduduk (herd people)
4.
Brian Mac Mahon (1970)
Pakar
epidemiologi di Amerika Serikat,bersama Thomas F. pugh menulis buku
Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit
pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.walaupun defenisinya
cukup sederhana,disini tampak bahwa epidemiologi di tekankan pada suatu pendekatan
metodologi dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab mengapa
terjadi distribusi tersebut dari suatu penyakit.
5.
Omran (1974)
Merupakan
suatu studi mengenai penyebab,pola distribusi keadaan kesehatan,penyakit,dan
perubahan pada penduduk,serta determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada
kelompok penduduk atau masyarakat.
6.
Hacmohan dan Pugh (1970)
Mengatakan
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada
masyarakat.
7.
Fox, Hall, Dlreback
Mengatakan
epidemiologi merupakan suatu pengetahuan tentang penyebaran/distribusi dan
faktor penyakit dalam suatu populasi.
8.
Mausner/Bahn
Berpendapat
bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran/distribusi dan faktor
penyakit serta kecelakaan dalam suatu populasi.
9.
Edwin D Kill Bourne
Mengatakan
epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran dari pada penyakit di
masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran tersebut.
10.
WHO ( Regional Committee Nacting ke-42
di Bandung)
Mendefinisikan
epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari
peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan
yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk
memecahkan masalah-maslah tersebut.
11.
Garry D. Friedman (1974)
Epidemiologi
adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi
manusia.epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentng frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhi maslah kesehatan tersebut.
12.
Azrul Azhar
Epidemiolgi
adalah ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran maslah kesehatan pada
sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi maslah kesehatan
tersebut.
C. Ruang lingkup Epidemiologi
Ruang lingkup epidemiologi sangat
luas,seperti dibawah ini.
1. Epidemiologi
penyakit menular
Sebagai
bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang saat ini
sudah sangat dirasakan manfaat atau hasilnya.
2.
Epidemiologi penyakit tidak menular.
Upaya
untuk mencegah penyakit yang tidak menular seperti kanker,penyakit
sistemis,penyakit akibat kecelakaan lalu lintas,penyalahgunaan obat,termasuk
penyakitatau gangguan industri.
3.
Epidemiologi klinik.
Suatu
kegiatan epidemiologi yang dikembangkan para dokter dan paramedis yang bekerja
diklinik guna mengatasi berbagai masslah epidemiologi melalui kegiatan dan
segala sesuatu yang terjadi didalam klinik.
4.
Epidemiologi kependudukan.
Cabang
epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis
berbagai permaslahan yang berkaitan dengan bidang demografi,serta faktor-faktor
yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi didalam
masyarakat.cabang ini dapat memberikan analisis tentang sifat karekteristik
penduduk secara demografi dalam hubungan dengan masslah kesehatan dalam
masyarakat.cabang ini juga berperan pada berbagai aspek kependudukan dan
keluarga berencana yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan
menyusun perencanaan yang baik.
5.
Epidemiologi pengolahan pelayanan
kesehatan.
Salah
satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masslah adalah mencari
faktor penyebab timbulnya suatu maslah lalu menyususn rencana pemecahan maslah
secara menyeluruh dan terpadu.bentuk pendekatan ini dapat digunakan oleh para
perencana pelayanan kesehatan,baik dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan
kesehatan yang bersifat umum maupun khusus.
6.
Epidemiologi lingkungan dan kesehatan
kerja.
Occupational
and environmental epidemiologi merupakan salah satu bagian epidemiologi yang
mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh
paparan,baik yang bersifat fisik,kimia,biologis,maupun sosial budaya,serta
kebiasaan hidup para pekerja dilingkungan kerja.kegunaannya adalah menganalisis
tingkat kesehatan,menilai keadaan atau lingkungan kerja,serta mengidentifikasi
penyakit akibat kerja (PAK).
7.
Epidemiologi kesehatan jiwa.
Salah
satu pendekatan dan analisis maslah gangguan jiwa dalam masyarakat,baik
mengenai kelainan jiwa kelompok pendududk tertentu maupun analisis berbagai
faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8.
Epidemiolgi gizi
Epidemiologi
gizi banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat,dimana maslah ini
berhubungan erat denagn berbagai faktor yang menyangkut pola hidup
masyarakat,baik yang bersifat biologis maupun yang berkaitan dengan maslah
sosial.
Bila hal itu semua disimpulkan
ruang lingkup tersebut akan dapat ditulis sebagai berikut
1.
Epidemiologi yang menyangkut masalah
kesehatan sebagai subjek dan objek kesehatan,yakni mempelajari masalah
kesehatan yang sangat luas tidak hanya sekedar penyakit saja,antara lain:maslaj
KB,kesehatan lingkungan,pengadaan tenaga kesehatan dan sarana dan prasarana
kesehatn,sehingga maslah kesehatan yang dipelajari sebagai subjek maupun objek.
2.
Maslah kesehatan sekelompok manusia.
Dalam
mempelajari maslah kesehatan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap
sekelompok manusia menyangkut masalah penyakit,KB maupun kesehatan
lingkungan.setelah dianalisis dilakukan upaya penanggulangannya.
3.
Pemanfaatan data tentang frekuensi dan
penyebaran kesehatan.
Hasil
analisi dari data tentang frekuensi dan penyebaran maslah kesehatan yang
terjadi pada sekelompok manusia setelah dilakukan uji statistic maka dapat
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
D. Macam-macam Epidemiolgi
Epidemiolgi dibagi dalam 2 tipe pokok
pendekatan atau metode yakni:
1. Epidemiologi
deskriptif ( Descriptive Epidemiolgy)
Epidemiologi
deskriptif ialah epidemiologi yang member gambaran mengenai suatu keadaan atau
suatu penyakit yang terjadi atau terdapat di dalam masyarakat.di dalam epidemiologi
deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan
variable-variabel yang berasal orang person),tempat (place) dan waktu ( time)
a. Orang ( person)
Dari subjek orang
dibicarakan peranan variable-variabel umur,jenis kelamin,kelas
sosial,pekerjaan,golongan etnik,status perkawinan,besarnya keluarga,struktur
keluarga,dan paritas.
1) Umur
Variable umur selalu di perhatikan
dalam penelitian-penelitian epidemiologi.angka-angka kesakitan maupun kemayian
didalam hamper semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.hal ini digunakan
juga untuk melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur.peneliti
epidemiologi hatus hati-hati menerima informasi pada masyarakat pedesaan yang
kebanyakan masih berpendidikan rendah bahkan buta huruf karena informasinya
sangat mungkin tidak adekuat.oleh karena itu perlu memanfaatka sumber informasi
seperti cacatan petugas agama,guru,lurah,dan sebagainya.
WHO
menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagai berikut:
1. Menurut
tingkat kedewasaan,yaitu:
0-14 tahun :bayi dan anak-anak
15-49 tahun :orang muda dan dewasa
50 tahun keatas :orang tua
2. Interval
5 tahun
Kurang dari 1 tahun
1-4,
5-9
10-14,dan sebagainya
3. Untuk
mempelajari penyakit anak:
0-4 bulan
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
9-14 tahun
2) Jenis
kelamin
Data-data dari beberapa
Negara menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggidikalangan wanita,sedangkan
angka kematian lebih tinggi di kalangan pria pada semua golongan umur.di
Indonesia belun mendapatkan data yang adekuat,karena belum efektifnya
pelaporan.
Mengenai masalah
kematian diantaranya dapat diduga pertama,adanya faktor instrinstik.mislanya
faktor keturunan yang berkaitan dengan jenis kelamin,atau perbedaan
hormonal.kedua di duga pengaruh variable lingkungan,misalnya pria menghisap
rokok lebih banyak di banding wanita,pria lebih banyak menggunakan minuman
keras,narkoba.pria lebih banyak pekerja berat,melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang berbahaya,dan lain-lain.
Angka kematian yang
lebih rendah dikalangan wanita,di amerika serikat dihubungkan dengan
kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari perawatan.
a. Tingkat
sosial
Variable tingkat sosial seringkali ada
hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian.variabel ini menuliskan
tingkat kehidupan seseorang.tingkat sosial ini ditentukan oleh hal-hal seperti
tingkat variable-variabel tersebut berkaitan erat dengan berbagai aspek
kehidupan misalnya mengenai pemeliharaan kesehatan didalam pengadakan
obat-obatan di arumah bagi keluarganya,memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas,polindes dsb.
b. Jenis
pekerjaan
1. Variabel
yang berkaitan dengan lingkungan kesehatan tempat kerja seperti bahan-bahan
kimia,gas beracun,radiasi,dan segala macam yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kecelakaan atau penyakit.
2. Kondisi
managemen organisasi kerja yang tidak kondusif dan menyebabkan para pegawai
mengalami stress juga sangat berperan di dalam evalusi epidemiologi.hal ini
tidak lain karena stress berpengaruh pada terjadinya psikosomatis.
3. Apakah
ada system olahraga di lingkungan perkantoran atau tempat kerja bagi para
pegawainya? Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa penyakit jantung
koroner sering ditemukan dikalangan pegawai atau karyawan yang tidak ada
kegiatan olahraga di temapt kerjanya.
4. Tempat
kerja yang terlalu sempit dengan jumlah pekerja yang banyak memudahkan
terjadinya penyakit.
5. Di
daerah tambang sudah terkenal sejak dulu banyak hidup cacing tambang yang dapat
menyerang pekerja dan penduduk yang tinggal tidak jauh dari tambang itu.
6. Jenis
pekerjaan apa saja yang hendakdipelajari hubungannya dengan suatu penyakit
dapat pula memperhitungkan pengaruh variable umur dan kelamin.
c. Penghasilan
Tingkat sosial ekonomi dari hasil
pekerjaannya sudah banyak diteliti ada kaitan erat dengan kesehatan,karena
ketidak mampuan menjaga kesehatan yang berkaitan dengan pengeluaran
dana,seperti membeli obat,ongkos perjalanan ke layanan kesehatan semacam
puskesmas,polindes dan lain-lain.
d. Golongan
etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di
dalam kebiasaan makan,susunan genetika,gaya hidup,dan sebagainya yang dapat
mengakibatkan perbedaan di dalam angka kesakitan atau kematian.
Tentu saja di dalam peneliti angka
kesakitan atau angka kematian atau angka lain-lainnya,kaitannya dengan etnik
ini harus jugadistandairisai kelompoknyaumurnya,jenis kelamin,dan faktor-faktor
lain yang berpengaruh dala meneliti hubungan-hubungan tersebut.
e. Status
perkwinanan
Status perkawinanan yang dimaksud adalah
apakah sudah kawin atau belum,janda atau duda,semuanya berguna di dalam
penelitian epidemiologi.misalnya dari hasil penelitian diperoleh hipotesis
bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi dari pada yang tidak menikah dibandingkan
dengan yang menikah ialah karena ada kecendrungan pada orang-orang yang tidak
menikah kurang sehat.barangkali karena perbedaan gaya hidup,yang berhubungan
dengan penyebab kematian,atau lain-lain sebab.
f. Struktur
keluarga
Struktur keluarga yang dimaksud ialah
apakah keluarga tersebut keluar kecil atau keluar besar.keluarga besar dengan
tingkat ekonomi rendah apalagi tinggal dirumah kecil,akan memudahkan terjadinya
penyebaran bibit penyakit.disamping itu kondisi hidup sehari-hari akan kurang
nyaman dan mudah menyebabkan stress,dan seterusnya akan tampak mudah sekali
semua hal ini akan menjadi variable yang signifikan dengan penyebab timbulnya
penyakit.
g. Paritas
Tingkat paritas rendah berarti memiliki
kejarangan tinggi melahirkan anak,sehingga jumlah anak terbatas.keseringannya
melahirkan atau berparitas tinggi,akan menjadi penyebab langsung terhadap
kesehatan.dikatakan umpamanya terdapat kecendrungan kesehatan ibu yang
berparitas rendah lebih baik dan yang berparitas tinggi,terdapat asosiasi
antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu,seperti asma
bronchiale,ulkus peptikum,pilorik,stenosis,dan seterusnya.
b. Tempat
Geografis erat sekali
hubungannya dengan timbulnya penyakit dan jenis penyakit.pola penyakit
seringkali diperbandingkan dengan sifat-sifat tempat geografis sebagai berikut.
a. Batas
daerah pemerintah
b. Kota
dan pedesaan
c. Daerah
atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan,sungai,laut daerah kering,padang
rumput,padang pasir,dll)
d. Negara-negara
dan
e. Regional
Kondisi geografis
tersebut berhubungan denagn keadaan lingkungan yang berkaitan dengan
temperature,kelembaban,curah hujan,ketinggian diatas permukaan laut,keadaan
tanah,sumber air,derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang menggambar dalam
tingkat kemajuan ekonomi,pendidikan industry,pelayanan kesehatan,bertahannya
tradisi-tradisi yang merupakan hambatan pembangunan,faktor sosial budaya yang
tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan,faktor sosial budaya yang tidak
menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan,sifat-sifat lingkungan yang
biologis (ada tidaknya vector penyakit menular tertentu,reservoir penyakit
menular tertentu,dan susunan genetika)dan sebagainya.
c. Waktu (Time)
Mendasrkan panjangan waktu terjadinya
perubahan angka kesakitan maka dibedakan:
a. Fluktuasi
jangka pendek.
Yakni perubahan angka kesakitan
berlangsung beberapa jam,tahun,minggu,dan bulan.contohnya epidemic keracunan
makanan,adalah jangka pendek.epidemi influenza berlangsung beberapa
minggu.cacar beberapa bulan.epidemi jangka pendek member petunjuk bahwa
penderita terserang penyakit jenis yang sama dalam waktu bersamaan atau hamper
bersamaan.disamping itu,waktu inkubasi juga jangka pendek.
b. Perubahan-perubahan
secara siklus ( berulang-ulang)
Perubahan-perubahan angka kesakitan
terjadi secara brulang-ulang yakni trejadi beberapa hari,beberapa bulan
(musiman),tahunan,beberapa tahun.hal ini dimaksudkan timbulnya dan memuncaknya
angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa
bulan,tiap tahun,atau tiap beberapa tahun.peristiwa semacam ini pada penyakit
infeksi atau penyakit infeksi.
Hal ini bisa terjadi karena hal-hal
sebagai berikut:
1. Ada
tidaknya keadaan yang memungkinkan tranmisis penyakit oleh vector yang
bersangkutan,seperti kondisi yang temperature dan kelembaban yang memungkinkan
transmisi.
2. Adanya
tempat perkembangbiakan alami dari vector sedemikian banyak untuk menjamin
adanya kepadatan vector yang perlu dalam transmisi.
3. Selalu
ada kerentanan dan atau
4. Adanya
kegiatan-kegiatan yang berkala dan orang-orang rentan yang menyebabkan
orang-orang terserang oleh vector bornedisease tertentu.
5. Tetapnya
kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit.
6. Adanya
fakotr-faktor lain yang belum diketahui.
Sebagai contoh,belum dapat diterangkan
secara pasti mengapa wabah influenza A bertendensi timbul setiap 2-3
tahun,mengapa influenza B timbul setiap 4-6 tahun,mengapa wabah campak timbul
2-3 tahun ( di Amerika Serikat).dan masih banyak contoh lagi yang perlu
dipelajari baik dari berbagai literature atau penelitian-penelitian.
c. Perubahan-perubahan
angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu panjang,yakni beberapa
tahun bahkan puluhan tahun,yang dikenal dengan istilah secular trends.
2. Epidemiologi
analitik ( Analytic Epidemiology).
Epidemiologi
analitik adalah epidemiologi yang menjelaskan penyebab penyakit,meneliti dan
mengakji hubungan penyakit dengan faktor-faktor risiko.studi epidemiologi analitik
ini pun karenanya,menguji data dan informasi-informasi yang diperoleh dari
studi epidemiologi deskriptif.artinya bahwa ketika melangkah ke studi
epidemiologi analitik,harus mengumpulkan data terlebih dahulu dan
menyajikannya.pekerjaan mengumpulkan data dan penyajiannya itu adalah
epidemiologi deskriptif.
Di
dalam penelitian epidemiologi analitik hubungan kausal,antara penyakit dan
penyebabnya,harus dilakukan uji hipotesis penelitian.berdasarkan cara menguji
hipotesis tersebut,maka epidemiologi analitik di bagi menjadi dua,yakni melalui
penelitian observasional dan penelitian eksperimental.
a. Penelitian
observasional.metode yang di lakukan pada penelitian observasional ialah:
1. Kasus
control (case control)di sebut juga studi riwayat kasus (case history studies).
2. Penelitian
kohort (cohort studies)atau prospektif.
b. Penelitian
eksperimental.pada penelitian eksperimental,peneliti melakukan
intervensi/manipulasi/perlakuan,pada faktor resiko yang dicurigai dengan
individu,sehingga timbul penyakit yang di harapkan.
1)
Kasus kontrol
(case control ) disebut juga studi riwayat kasus (casehistory studies).
Cara ini mengamati
variable-variabel yang sudah terjadi dari dua kelompok (retrospektif).dua
kelompok ini ialah kelompok orang yang akan terkena penyakit (di sebut kelompok
control).
Misalnya,hipotesisi
mengatakan bahwa penyebab kanker paru-paru adalah rokok.untuk menguji hipotesis
ini di ambil sekelompok orang penderita kanker paru-paru.kepada penderita di
wawancarai mengenai kebiasaan merokok.
Dari hasiljawaban pertanyaan
tersebut akan di peroleh dua kelompok,yakni kelompok penderita yang mempunyai
kebiasaan merokok dan kelompok penderita yang tidak merokok.selain itu,kedua
kelompok tersebut diuji dengan uji static lama (sesaat) maka penelitian ini
disebut penelitian dengan pendekatan cross-sectional.
2)
Penelitian
kohort (cohort studies) atau prospektif.
Cara ini dilakukan
dengan mengamati sekelompok orang yang dsehat dari kelompok risiko dari
penyebab penyakit (terpapar) dengan sekelompok lain yang tidak terpapar penyebab
penyakit.kelompok ini harus memilki cirri-ciri yang sama dengan kelompok ini
disebut dengan kelompok control.hal ini merupaka studi kasus yang jarang di
lakukan.setelah beberapa waktu yang biasanya cukup lama,dan sudah trelihat
timbulnya penyakit yang menjadihipotesis,maka kedua kelompok tersebut diuji
dengan uji statistic,untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna,seperti
pada studi resprokpetif di atas.oleh karena studi ini memakan waktu lama,maka
disebut juga sebagai studi longitudinal.
Sebagai contoh ialah
untuk membuktikan hipotesis,bahwa merokok merupakan faktor penyebab kanker
paru-paru,maka diambil lah dua kelompok orang.kelompok pertama adalah
orang-orang mempunyai kebiasaan merokokdan kelompok kedua adalah orang-orang
yang tidak memiloki kebiasaan merokok.setelah sekian lama (dari penelitian yang
pernah dilakuka sampai tujuh
tahun)kemudian,di periksa apakah ada perbedaan antara kelompok yang memiliki
kebiasaan merokok dan kelompok yang tidak memiliki kebiasaan merokok.dengan uji
static akan terlihat apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak,sehingga
dapat dilihat kenyataan bahwa bial terbukti akan tampak bagi kelompok yang
memiliki kebiasaan merokok memiliki kemungkinan sekian kali lebih besar akan
terjadi kanker paru dari pada kelompok yang tidak merokok.
3)
Epidemiologi
eksperimen atau epidemiologi dengan pendekatan penelitian eksperimental
Epidemiologi eksperimen
adalah suatu cara penelitian epidemiologi dengan cara melakukan suartu
perlakuan atau intervensi/manipulasi/treatmen kepada satu kelompok subjek
penelitian.kemudian dari kelompok lain dengan cirri-ciri yang sama,utamanya
jenis kelamin atau usia.kelompok kedua ini tidak diberikan perlakuan dan adanya
sebagai control.kalau diberikan semacam perlakaun sifatnya perlakuannya
palsu,umpama kalau kelompok pertama diberi kapsul obat,maka kelompok control
diberikan piacebo.setelah beberapa lama,kemudian di bandingkan hasil dari
percobaan ini,diuji secara statistickada kada perbedaan yang bermakna atau
tidak contoh yang di paparkan oleh Notoatmodjo (2007) ialah menguji keampuhan
suatu vaksin.diambil suatu kelompok anak diberika vaksin tersebut.
Kelompok control diberi
placebo.setelah beberapa tahun kemudian,dilihat kemungkinan-kemungkinan
timbulnya penyakit,yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut.seterusnya kedua
kelompok dibandingkan ada perbedaan yang bermakna atau tidak.
3. Langkah-langkah
kegiatan survailan Epidemiologi.
Apabila
kita ingin mendapatkan rash yang optimal maka kegiatan survailan epidemiologi
hendaknya dilakukan secar sistematis dengan menempuh langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Tetapkan
tujuan
Sebelum melakukan suatu
kegiatan,menetapkan tujuan yang hendak dicapai hendaknya menjadi langkah
pertama,tetapkan luasnya wilayah dan lamanya waktu kegiatan.
2. Tentukan
data yang hendak dikumpulkan.
Data yang hendak dikumpulkan sebaiknya
hanya data yang berhubungan dengan tujuan yang hendak diperoleh dari kegiatan
survailan epidemiologi.
3. Tetapka
metode yang hendak di gunakan.
Langkah berikutnya adalah menetukan
bagaimana system pengumpulannya,dari sumber data yang akan diambil,serta
frekuensi pengumpulannya.
4. Membuat/menetapkan,mempersiapkan
instrument untuk pengumpulan data dan pengolahan data.
5. Pengumpulan
dan pengolahan data.
Pengumpulan data yang diperlukan untuk
selanjutnya mengola data tersebut,pengolahan data dapat dilakukan secara manual
maupun menggunakan computer tergantung pada kompleksitas data yang
dikumpulkannya.
6. Analisis
data.
Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis
untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai inti pemecahan maslah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7. Membuat
rencana penanggulangan.
Apabila ini pemecahan maslah telah
diketahui,barulah ditentukan penaggulangan dari permaslahan tersebut baik
berupa peristiwa kesakitan,kematian maupun peristiwa-peristiwa kesehatan
lainnya.
8. Pembuatan
laporan.
Langkah terakhir yang harus dilakukan
dalam kegiatan survailan epidemiologi adalah membuat laporan lengkap serta
menyampaikan atau menyebarluaskannya untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
E. Kegunaan/peranan Epidemiologi.
Epidemiologi diharapkan dapat
berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.hal ini
dapat dilakukan melalui kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan
faktor penyebab maslah kesehatan dengan mengarahkan intervensi yang
diperlukan.adapun peranan epidemiologi dapat dilihat dibawah ini.
1.
Dalam bidang kesehatan masyarakat.
Dalam
bidang kesehatan masyarakat,epidemiologi mempunyai tiga fungsi yang utama
a. Menerapkan
tentang besarnya maslah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit) serta
penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.
b. Menyiapkan
data atau informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,pelaksanna
program,serta evaluasi berbagai pelayanan (kesehatan) pada
masyarakat,penanggulangan penyakit,maupun bentuk lain serta menentukamn skala
prioritas terhadap kegiatan.
c. Mengidentifikasi
berbagai faktor yang menjadi oenyebab masalah atau faktor yang berhubungan
dengan terjadinya maslah tersebut.
2.
Peran utama epidemiologi menurut WHO
(1977)
a. Mencari
kausa,yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan yang
menyebabkan terjadinya penyakit.
b. Riwayat
alamiah penyakit,yaitu berlangsungnya penyakit,bisa sangat mendadak
(emergency),akut,subakut,dan kronis.
c. Deskripsi
status kesehatan masyarakat,yaitu menilai bagaimana keberhasilan berbagai
intervensi seperti promosi kesehatan,upaya pencegahan,dan pelayanan kesehatan.
d. Evaluasi
hasil intervensi,yaitu menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi seperti
promosi kesehatan,upaya pencegahan,dan pelayanan kesehatan.
3.
Peran utama epidemiologi menurut vanalis
B (1999) dalam bukunya epidemiologiin healt care.
a. Untuk
menginvestigas penyebab dari suatu penyakit.
b. Mengidentifikasi
faktor resiko penyakit.
c. Identifikasi
sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.
d. Melakukan
diagnose banding,(differential diagnosis) dan perencanaa pengobatan.
e. Kepentingan
surveilars status kesehatan penduduk.
f. Sebagai
diagnosis komunitas dan perencanaaan
pelayanan kesehatan.
g. Evalusai
pelayanan kesehatandan intervensi kesehatan masyarakat.
4.
Dari aspek kemampuan epidemiologi.
Untuk
mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan
mengarahkan intervensi yang di
perlukan maka epidemilogi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan
msysarakat berikut.
a. Mengidentifikasi
maslah kesehatan utama yang sedaangdihadapi oleh masyarakat.
b. Mengidentifijsi
faktor0faktornyang berperan dalam trjadinya penyakit atau maslah kesehatan
utama masyarakat.
5.
Epidemilogi dengsn displin ilmu lainya
Dunia
ilmu pengtrahuan secara garsis besar terdiri atas dunia ilmu : ilmu sosial
(sociology),ilmu kesehatan (public healt) dan ilmu kedoktersn (medicine).
Masing-masing ilmu berkembang dari waktu kewaktu sehingga lama-kelamaan batasan
amsing-masing ilmusemakin tidak jelas dan sebaiknya antara satu ilmu dan ilmu
lainnya semakin erat.epidemiologi pada dasarnya menaung di bawah dunia
kesehatan sebagai salah satu cara ilmu kesehatan masyarakat.dalam epidemiolgi
dipelajari distribusi penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.dalam
kaitan ini epidemiologi tidak dapat berdiri sendiri karena timbulnya penyakit
berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam penjamu,agen,dan
lingkungan.dengan demikian,dapat dipahami bahwa epidemiologi tidak dapat
melepaska diri dengan bidang ilmu lainnya.dalam bidang kedokteran epidemiologi
berhubungan erat dengan mikrobiologi,parasitologi,patologi,virology dan ilmu
laboratorium praklinik lainnya,sera tidak terkecuali hubungannya dengan
ilmu-ilmu penyakit/klinik seperti ilmu penyakit dalam,ilmu bedah dan lain
sebahainya.
F. Kelemahan survailan Epidemiologi1.
1.
Memerlukan aktifitas petugas yang
intensif.
2.
Pengumpulan,pengolahan dan analisa data
yang menyita waktu
3.
Terbatas pada indicator-indikator
tertentu.
4.
Untuk mengetahui kecendrungan suatu
peristiwa di perlukan waktu beberapa tahun.
5.
Sulit di pakai untuk menilai dampak jika
opulasi yang di pantau kecil ato jika tidak ada populasi pembanding.
6.
Laporkan data survailan seringkali tidak
lengkap baik jenis data,jumlah data,sumber data,maupubn frekuensinya.
G. Prinsip-prinsip Epidemiolgi
1.
Mempelajari sekelompok manusia.
2.
Menunjuk kepada banyaknya maslah
kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka
frekuensi baik absolute maupun ratio.
3.
Menunjukkan bnyaknya maslah kesehatan
menurut keadaan tertentu mislanya keadaan waktu,tempat,dan orang.
4.
Merupaka rangkaian kegiatan tertentu
yang dilakukan untuk mengkaji maslah-maslah kesehatan sehingga diperoleh
informasi yang jelas dari maslah tersebut.
H. Frekuensi Maslah Kesehatan
Frekuensi
maslah kesehtan merupakan besarnya maslah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok masyarakat yang terserang penyakit.jika dikaitkan dengan masalah
penyakit merupakan banyaknya sekelompok orang yang terserang penyakit
Langkah-langkah
untuk mengetahui frekuensi maslah kesehatan sebagai berikut.
1.
Menemukan masalah kesehatan melalui
puskesmas dan melakukan kunjunga rumah.
2.
Melakukan survey atau observasi.
3.
Studi kasus.
Frekuensi dan
distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada kesehatan lingkungan
fisik,biologis,maupun sosial.hal inilah yang dimaksud pendekatan
ekologis.terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.
I. Masalah kesehatan
a.
Ruang lingkup
Luas
maslah kesehatan tidaklah seluas bidang yang sederhana dan sempit.kesehatan
dapat mencakup keadaan fisik.mental dan sosial tidak terbatas pada bebeas dari
penyakit ato kelemahan saja.
1. WHO
tahun 1948 menyatakan bahwa”sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna
fisik,mental dan sosial tidak terbatas
pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja”
2. UU
NO.9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan.pada 2 dalam UU ini menyatakan
bahwa kesehatan meliputi kesehatan badan,rohani (mental),sosial,dan bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit campak dan kelemahan.
3. UU
RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan.pada 1 mengatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan.jiwa,dan sosial dan ekonomis.
Dengan
demikian sehat mempunyai pengertian yang luas,yaitu sehat fisisk,sehat
mental,dan sosial.secara jelas ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan dapat
meliputi 6 D:
1. Disease
(penyakit)
Yaitu kondisi di mana ada gangguan pada
cirri seseorang di mana mereka telah terekspor/terpapar oleh kuman,bakteri,virus,jamur,dan
lain sebagainya sehingga mengakibatkan hambatan dalam melakukan aktifitas
sebagai dampak langsung pada aspek fisik,sosial,dan mental (psikologis).
2. Destitution
(kelemahann/kemelaratan).
Dalam hal ini mencakup masalah sosial
ekonomi.maslah kemiskinan akan memberikan risiko tinggi terjadinya
penyakit.selain itu,orang miskin yang sakit lebih susah berobat dan sembuh
karena jeterbatasan kemampuan ekonominya mendapatkan atau memperoleh pelayanan
kesehatan.
3. Discomfort
(kekurangnyamanan),
penyakit dapat berdampak pada diri
seseorang yang tidak menyenangkan akibat dari respon yang ditimbulkan sehingga
individu sering mengeluh yang di manifestasikan dengan merasa yang tidak
sehat,tidak nyaman,mudah lelah,dan lain sebagainya.
4. Dissatisfaction
(kekurangpuasan)
Respon ini dapat berupa kekurangpuasan
akibat dampak pengobatan atau pelayanan kesehatan yang telah diberikan.
5. Disability
(kecacatan)
Penyakit jika mendapatkan pengobatan
segaera dan terdeteksi secepatnya maka penyakit akan sembuh,bamun tidak sedikit
pula bahwa penyakit menjadi komplikasi bahkan berlanjut sehingga menimbulkan
kecacatan yang bersifat permanen.
6. Death
(kematian)
Hal ini terjadi jika penyakit sudah
dalam tahap lanjut dan tidak tertolong mengakibatkan kematian.
J. Ruang lingkup Epidemiologi dalam
kesehatan.
Ruang lingkup Epidemiologi dalam
masalah kesehatan dapat meliputi 6 B (etiology,efficiency,evalution,education)
1.
Etiology ( penyebab).
Etiology
berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyakit
dan masalah kesehatan lainnya,misalnya:etiology dari malaria adalah parasit
plasmodium.
2.
Efficacy (efikasi)
Berkaitan
dengan aspek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi
kesehatan.efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi,misalnya
efiksai vaksinasi.hal ini merupakan kemujaraban teoritis dari suatu obat yang
dapat di lakukan dengan melakukan uji klinis.misalnya efikasi pemberian vaksin
malaria adalah 60%.
3.
Effectiveness (efektifitas)
Yaitu
besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya
perbedaan dari satu tindakan yang satu dengan yang lainnya.efektifitas ini
ditujukan untuk mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai
kondisi dilapangan yang sebenarnya sangat berbeda-beda.untuk pengobatan maka
ini berkait dengan kemujaraban praktis dan kenyataan khasiat obat klinik.
4.
Efficiency (efesiensi)
Sebuah
konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya
biaya yang diberikan.efesiensi ini ditujukan untuk mengetahui kegunaan dan
hasil yang diperoleh berdasarkan
besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.
5.
Evaluation (evaluasi)
Penilaian
secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan
masyarakat.evaluasi melihat dan memebri nilai keberhasilan program seutuhnya.
6.
Education (edukasi).
Intervensi
yang berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian
dari upaya pencegahan penyakit.edukasi merupakan salah satu bentuk intervensi
andaln kesehatn masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh epidemiologi.
K. Ukuran Morbiditas dan Mortalitas
Dalam Epidemiologi
1. Rasio, Proporsi,dan angka.
Data
yang terkumpul merupakan data kasar yang perlu diolah untuk dianalisis dan
ditarik kesimpulan.hasil pengolahan berupa nilai absolute dengan cirri:berupa
jumlah,diperoleh dengan cepat,dan tidak dapat digunakan untuk
membandingkan.agar data morbiditas dan mortalitas dapat digunakan untuk
membandingkan,data absolute diubah menjadi data relative.dalam epidemiologi,ukuran
yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas dan mertalitas adalah
angka,rasio,dan proporsi
Rasio,meruoakan
nilai relative yang dihasilkan dari oerbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merpakan bagian dari penyebut.misalnya,sebuah nilai
kuantitatif A dan nilai kuantitatif yang lain adalah B maka rasio kedua ini
tersebut adalah A/B contoh:pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan
terdapat 32 ornag penderrita dan 12 di antaranya adalah anak-anak,rasio anak
terhadap orang dewasa adalah 12+20=0,6
Proporsi,proporsi
iaalah perbandinga dua kali kuantitatifyang pembilangnya merupakan nagian dari
penyebut.pada proporsi,perbandingan menjadi: A + ( A + B).pada contoh diatas
proporsi menjadi 12 per (12+20)= 0,375
Bila
proporsi dikalikan 100 disebut persen (%) sehingga presentasi pada contoh
diatas menjadi 37,5%
Angka.angka
merupakan proporsi dalam bentuk khusus
perbandingan antara pembilang dan
penyebut dinyatakan dalam bentuk batas waktu tertentu.insidensi merupakan
bentuk kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.ini
merupakan cara terbaik untuk menentukan risiko timbulnya penyakit.
Angka insiden.batasan
untukm angka insiden ialah proporsi kelompok individu yang terdapat dalam
penduduk suatu wilayah atau Negara yang semula tudak sakit dan menjadi sakit
dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus
baru.rumusnya sebagai berikit
P
=
x
k
P
= (d per n × k)
P=
estimasi
D=
jumlah kasus baru
N=
jumlah individu yang awalnya tidak sakit
K=
konstanta
Akan jumlah kejadian
dalam kurun waktu tertentu dibagi penduduk yang mempunyai resiko (population at
risk) terhadap kejadian tersebut dalam kurun waktu tertentu di kalikan dengan
konstan “k”
Angka
insidensi =
2. Beberapa pertimbnagan
Untuk memperoleh insidensi harus dilakuakn dengan
pengamatan kelompok penduduk yang mempunyai resiko terkena penyakit sasaran
yaitu dengan cara mengikuti sarana prospektif untuk menentukan insidensi kasus
baru.untuk menghitung angka insidensi hendaknya mempertimbangkan hal berikut
1. Pengetahuan
tentang status kesehatan populasi studi.
Kelompok individu dalam populasi menurut
status kesehatan yang diklasifikasikan menjadi “sakit” atau :tidak
sakit”.penemuan ini dapat dilakuakn melalui cacatan yang ada atau melalui
penyaringan atau pemeriksaan lain.hal ini penting untuk menentukan keadaan awal,bahwa
penyakit yang diteliti kelompok individu
belum terjadi.selain itu,penentuan keadaan awal tersebut juga penting
bil hasilnya akan dibandingkan dengan kelompok lain.kedua kelompok harus
memiliki angka insedensi yang dapat di bandingkan dengan variable-variabel
penting yang sama antara kedua kelompok.
2. Menentukan
waktu awal penyakit.
Menentukan kriterian diagnostic saat
mulai timbulnya penyakit bagi kelompok penduduk yang akan dicari insidensinya
merupakan hal yang sangat penting.dalam beberapa hal penemuan ini relative
mudah ditemukan dengan timbulnya gejala,misalnya influenza,kadang-kdang kita
mengalami kesulitan untuk menentukan awal dari penyakit,terutama penyakit
kronis yang awalnya tidak menunjukkan gejala khusus.oleh karena itu hendaknya
di tunjukan tanda-tanda sedini mungkin yang dapat ditentukan secara
objektif.misalnya,penyakit kanker ditemuakn saat terdiagnosisi secara pasti
sebagai wal terjadinya penyakit dan bukannya ditentukan berdasarkan keluhan
yang di rasakan oleh penderita atau hanya kecurigaan dokter yang memeriksanya.
3. Spesifikasi
penyebut.
Bila penelitian epidemiologis untuk
mencari insidensi penyakit dilakukan dalam jangka waktu lama,tidak semua subjek
study dapat mengikuti sepenuhnya sampai penelitian berakhir dan hal ini
disebabkan ada sebagian hal ini disebabkan sebagian ada yang meninggal karena
penyakit lain,pindah atau mengundurkan diri.
4. Spesifikasi
pembilang jumlah orang atau jumlah kejadian.
Contohnya,dapat hal tertentu seorang
dapat mengalami sakit yang sama beberapa akali dalam kurun waktu tertentu,misalnya,influenza.hal
ini mengakibatkan dua angka insidensi dari data yang sam,yaitu angka insidensi
berdsarkan orang yang menderita dan angka insidensi berdasarkan kejadian
penyakit.angka insidensi berdasarkan orang yang menderita dapat ditulis dalam
rumus berikut.
Angka insedensi =
5. Periode
pengamatan.
Angka insidensi harus dinyatakan dalam
waktu kurun tertentu,biasanya satu tahun,tetapi dapt juga dalam periode waktu
lain asalkan cukup panjang.misalnya,pada penyakit dengan frekuensi yang sangat
sedikit membutuhka waktu bertahun-tahun.pada populasi besar,penyebut hendaknya
menggunakan penduduk hasil sensus,misalnya pada pengamatan insidensi penyakit
TBC suatau kota.pada populasi kecilatau terbatas seperti sekolah atau industry,untuk penyebut
di gunakan individu yang benar-benat tidak menderita sakit pada saat di lakukan
pengamatan.untuk penyakit insidensi yang terjadi dalam waktu yang pendek,digunakan istialh
Attack rate
3. Indeks penilain kesehatan masyarakat
Untuk
menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat
digunakan sebagai indicator,indeks kesehatan yang dapat digunakan dalam
epidemiologi,yaitu:ukuran yang banyak digunakan pada indeks kesehatan adalah
angka di samping rasio dan proporsi.
4. Indeks Fertilitas
Ukuran
–ukuran fertilitas yang banyak digunaka dalam kesehatan dan epidemiologi dalah
sebagai berikut.
5. Angka kelahiran kasar ( Crude Bitrh Rate
CBR).
Angka kelahiran
kasar ( crude birth rate
CBR) ialah semua kelahiran hidup yang
cacat dalam satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan pada
tahun yang sama dan dikalikan konstanta (1,000).
Angka
kelahiran kasar =
Atau
Angka
kelahiran kasar =
Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran ini
disebut “kasar” karena sebagai penyebut digunakan jumlah penduduk yang berarti
termasuk pendududk yang tidak mempunyai peluang melahirkan dan juga diikut
sertakan,seperti anak-anak,laki-laki,dan wanita lanjut usia.angka ini dapat
digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu
singkat,tetapi kurang sensitive untuk:
1. Membandingkan
tingkat fertilitas dua wilayah,dan
2. Mengukur
perubahan fertilitas karena perubahan tingkat kelahiran akan menimbulkan
perubahan pada jumlah pendududk.
6. Angka Fertilitas menurun golongan umur (
Age Specific Fertility Rate
ASFR)
Angka
fertilitas golongan umur (ASRF) ialah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada
golongan umur tertentu yang di catat selama sati tahun per 1.000 penduduk
wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama
Angka
fertilitas menurut golongan umur
=
.
Angka
Fertilitas menurut golongan umur dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan angka
kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama
hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti.perhitungan angka fertilitas
menurut golongan umur biasanya dilakuakn denagninterval 5 tahun hingga bila
wanita di anggap berusia subur terletak antara umur 15-49 tahun,akan diperoleh
sebanyak 7 golongan umur.dengan demikian dapat di sususn menjadi distribusi
frekuensi pada setiap golongan umur.dari distribusifrekuensi tersebut,dapat
diketahui pada golongan umur berapa yang mempunyai tingakt keseburan yang
tinggi.hal ini penting untuk menentukan prioritas program keluarga berencana.
7. Angka Fertilitas Total ( Total Fertility
Rate
TFR)
Angka
fertilitas total (AFT) atau total fertility rate (TFR) merupakan jumlah angka
fertilitas menurut golongan umur yang dicatat selama satu tahun.angka
fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut golongan umur dikalikan
konstanta.kelemahan pada perhitungan AFT ialah pada AFT semua wanita selama
masa subur dianggap tidak ada yang meninggal,semuanya menikah,serta mempunyai
anak dengan pola seperti ASFR,padahal hal ini tidak sesuai dengan kenyataan.
8. Indeks Mortalitas dan Morbiditas
Angka
kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang penting dalam
mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.indeks
kesehatan mortalitas dan motbiditas yang banyak digunakan dalam epidemiologi
adalah sebagai berikut.
1. Angka
kematian kasar ( crude death rate
CDR)
2. Angka
kematian berhubungan dengan umur.
a. Angka
kematian menurut golongan umur.
b. Angka
kematian bayi.
c. Angka
kematian neonatal.
d. Angka
kematian perinatal
e. Proporsi
kematian blita.
3. Angka
kematian yang berhubungan dengan sebab tertentu.
4. Angka
morbiditas.
9. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate
CDR).
Angka kematian kasar
(AKK atau CDR) ialah jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun per 1.000
penduduk.pada pertengahan tahun yang sama.angka ini disebut kasar karena
perhitungan kematian dilakukan secara menyeluruh tanpa memperhatikan
kelompok-kelompok di dalam populasi dengan tingkat kematian yang
berbeda-beda.angka kematian dapat ditulis dalam rumus berikut.
AKK
=
Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut
AKK
=
D
= jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun.
P
= jumlah penduduk pertengahna tahun yang sama
K
=konstanta = 1.000
Dari rumus tersebut
bahwa sebagai pembilang,angka kematian dihitung sepanjang tahun,sedangkan untuk
penyebut jumlah penduduk di hitung pada satu saat yaitu pertengahan tahun.karena tidak semua orang dalam satu
satu tahun akan meninggal pada waktu yang bersamaan maka untuk penyebut
sebaiknya dihitung jumlah tahun hidup orang yaitu tahun hidup yang diikuti
selama satu tahun.
10. Angka
Kematian Menurut Golongan Umur ( Age Specipic Dealt Rte
ASDR)
Untuk memperhalus
kematian kasar,dilakukan perhitungan kematian pada setiap golongan umur.angka
kematian berdasarkan golongan umur ini disebut angka kematian
spesifik.spesifikasi dapat pula dilakukan berdasarkan jenis kelamin,pekerjaan
,pendidikan,dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan.ASDR dapt dihitung
dengan rumus.
AKK
rata-rata 1/3 (
)
D
= jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun pada penduduk golongan umur tertentu
P
= jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tertentu.
K
= konstanta
AKK
atau ASDR memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
1. AKK
digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat
denagn melihat kematian tertinggi pada golongan umur.misalnya,bila tingkat
kematian tertinggi terletak pada golongan umur bayi dan anak dibawah lima
tahun,keadaan ini menggambarkan kematian tertinggi terletak pada golongan
lanjut usia menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat yang baik.
2. AKK
dapat pula dignakan untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai
wilayah.
3. AKK
dapat digunakan pula untuk menghitung rata-rata harapan hidup.
11. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality
Rate
IMR)
Angka kematian bayi
ialah jumlah kematian penduduk berumur kurang dan satu tahun yang di catat
selama satu tahun per 1.000 kelairan hidup pada tahun yang sam.rumusnya sebagai
berikut.
Angka
kematian bayi =
Atau
Angka
kematian Bayi =
D
= jumlah kematian bayi yang belum mencapai ulang tahunnya yang pertama yang dicatat selama satu tahun.
B
= jumlah lahir hidup pada tahun yang sama.
K
= konstanta = 1.000
Perhitungan
angka kematian bayi berdasarkan rumus di atas secara demografis disebut infant
death rate dan hanya menggambarkan kematian bayi secara sepintas dan kurang
terinci karena perhitungan dilakukan terhadap kedua jenis kelamin,sedangkan
kita ketahui bahwa kematian laki-laki sama dengan kematian bayi perempuan.selain
itu,pada infant deth rate,kematian dan kelahiran di hitung pada tahun yang sama
yang tidak menggambarkan kohort yang sama.
Perhitungan
angka kematian bayi mempunyai cara yang berbeda dengan cara perhitungan angka
kematian golongan umur yang lain karena sebagai penyebut tidak digunakan angka
kematian golongan umur yang lain karena sebagai penyebut tidak digunakan jumlah
penduduk pertengahan tahun,tetapi digunakan jumlah lahir hidup.hal ini
disebabkan perhitungan jumalh tahun hidup pada bayi sulit dilakukan karena
umumnya kematian bayi tidak merata sepanjang tahun.kita ketahui bahwa kematian
bayi pada hari-hari pertama setelah dilahirkan hingga jumlah penduduk
pertengahan tahun tidak dapat digunakan untuk menafsirkan jumlah tahun hidup.
Berdasarkan
pengalaman dan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah lahir hidup dapat
digunakan untuk menafsirkan jumlah tahun hidup hingga dapat digunakan sebagai
penyebut pada hitungan angka kematian bayi.berdasarkan batasan angka kematian
bayi,jumlah kematian dan kelahiran bayi dicatat pada tahun yang sama,sedangkan
bayi yang mati pada suatu tahun tertentu tidak seluruhnya berasal dari kohort
kelahiran tahun yang sama,tetapi sebagian berasal dari kelahiran tahun
sebelumnya.misalnya kita akan menghitung kematian bayi selama tiga tahun
berturut-turut maka dapat dilihat bahwa kematian bayi pada tahun ke-2 berasal
dari kelahiran bayi yang terjadi pada tahun yang sama ditambah dengan kohort
kelahiran bayi tahun sebelumnya.demikian pula jumlah kematian bayi pada tahun
ke-3 berasal dari kohort kelahiran bayi pada tahun yang sama ditambah dengan
kohort kelahiran payi pada tahun ke-2.
12. Angka Kematian Neonatal ( Neonatal
Mortakity Rate
NMR)
Neonatal
ialah bayi yang berumur kurang dari 28 hari.angka kematian neonatal (AKN atau
NMR) ialah jumlah kematian bayi berumur kurang dari hari yang di catat selama
satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.rumusnya sebagai
brtikut.
AKN
=
Tinggi
rendahnya AKN dapat digunakan untuk mengetahui hal0hal berikut.
1. Tinggi
rendahnya usaha perawatan postnatal
2. Program
imunisasi
3. Pertolongan
persalianan.
4. Penyakit
infeksi terutama salutran nafas bagian atas.
13. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal
Mortality Rate
PMR)
Untuk
perinatal,terdapat beberapa batasan yang dapat digunakan untuk menghitung
perinatal (AKP atau PMR).batasan atas kematian perinatal yang dianjurkan oleh
WHO adalah:angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang
dilahirkan pada usia kehailan 28 minggu atau lebih ditambah denagn jumlah
kematian bayi yang berumur kurang dari tujuhhari dicatat selama satu tahun per
1.000 kelahiran pada tahun yang sama.rumusnya sebagai berikut :
AKN =
Batasan lainnya
dalahuntuk pembilang tidak digunakan kematian bayi yang kurang dari tujuh
hari,tetapi sampai bayi yang berumur 28 hari.selain itu,pada angka kematian
perinatal dimasukkan juga kematian janin berumur 28 minggu atau lebih yang
ditambahkan pada pembilang maupun penyebut.
Jadi,sebagai
penyebut,jumlah lahr ditambah dengan kematian janin berumur 28 minggu ke
atas.dalam hal ini sebagian ahli epidemiologi dan kesehatan tidak setuju dengan
batasan ini karena kematian janin berarti lahir mati dan tidak termasuk ke
dalam lahir hidup.batasan untuk perinatal juga ada dua.
1. Batasan
1.
Perinatal dimulai pada kehamilan 28
minggu sampai 7 hari.
2. Batasa
2.
Perinatal diawali pada janin berumur 28
minggu sampai 28 hari setelah dilahirkan.
Manfaat
angka kematian perinatal,anataralain:angka kematian dapat digunakan untuk
menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan
bayi.faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya AKP adalah sebagai berikut.
1. Banyaknya
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
2. Status
gizi ibu dan bayi.
3. Keadaan
sosial ekonomi.
4. Penyakit
infeksi terutama ISPA.
5. Pertolongan
persalinan.
14. Angka Kematian Balita ( Under Five
Mortality Rate).
Angka kematian balita
merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak 1-4
tahun.angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan
masyarakat karena angka ini merupakan indicator yang sensitive untuk mengukur
status kesehatan bayi dan anak.untuk Negara berkembang,sebagian besar kematian
balita disebabkan infeksi dan gizi kurang.angka kelahiran yang tinggi dengan
jarak antara kelahiran yang pendek,keadaan sosial ekonomi,dan tingkat
pendidikan yang rendah mengakibatkan
kurangnya pengertian ibu dan masyarakat memperberat kondisi tersebut.angka
kematian balita ialah jumlah balita yang dicacat selama satu tahun per 1.000
penduduk balita pada tahun yang sama.rumusnya sebagai berikut.
Angka
kematian balita =
Angka kematian balit
dapat digunakan sebagai indicator kesehatan untuk mengukur status kesehatan
masyarakat.tinggi rendahnya angka kematian balita dipengaruhi oleh program
pelayanan kesehatan,program imunisasi,program perbaikan gizi,dan lain-lain.
15. Proporsi Kematian Balita
Proporsi kematian
balita merupakan perbandingan antara jumlah kematian balita yang dicatat selama
satu tahun dengan jumlah seluruh kematian pada tahun yang sama yang dinyatakan
dalam persen dalam rumus berikut.
Angka
kematian balita =
Perhitungan proporsi
kematian balita lebih praktis dibandingkan dengan perhitungan angka kematian
balita karena pada perhitungan proporsi kematian balita tidak dibutuhkan jumlah
penduduk balita yang sering sulit diperoleh,tetapi nilai yang dihasilkan dari perhitungan proporsi kematian balita
tidak dapat di bandingkan dengan daerah lain.adapun manfaat proporsikematian
balita sama dengan angka kematian bayi.
16. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality
Rate
MMR).
Angka kematian ibu
(AKI) atau maternal mortality rate (MMR) ialah jumlah kematian ibu sebagai
akibat komplikasi kehamilan,persalinan,dan masa nifas yang dicatat selama satu
tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.rumusnya sebagai berikut.
Angka
kematian ibu =
Pembilang tidak
bergantung dari bahaya lamanya kehamilan,tetapi tidak termasuk kematian ibu
karena kecelakaan dan sebab lainnya yang tidak berkaitan dengan kehamilan atau
persalinan.bila pengamatan masa nifas dirasakan terlalu lama,dapat digunakan
pengamatan tujuh hari atau 42 jam setelah berakhirnya kehamilan.kesulitan dalam
perhitungan AKI adalah memperoleh data tentang ibu hamil dan kematian ibu yang
jarang dilaporkan.pengumpulan data yang dilakukan dengan survey khusus terhadap
ibu-ibu pasangan usia subur yang diikuti prospektif untuk menentukan kehamilan
sampai persalinan dan masa nifas,untuk menjamin ketepatan hasil pengamatan
dibutuhkan minimal 50 kematian ibu dank arena kematian ibu cukup kecil akan
dibutuhkan sampel yang sangat besar.contoh:bila diperkirakan angka kematian ibu
sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup maka untuk memperoleh sebanyak 50 kematian
ibu dibutuhkan sebanyak 5.000 ibu hamil dan bila diperkirakan angka sebesar 40
per 1.000 penduduk maka besarnya sampel yang dibutuhkan untuk mendapatkan 50
kematian ibu adalah 125.000 ibu hamil.
Tingkat rendahnya AKI berkaitan dengan
hal berikut.
1. Sosial
ekonomi.
2. Kesehatan
ibu sebelum hamil,bersalin,dan nifas.
3. Pertolongan
persalinan dan perawatan masa nifas.
17. Angka Morbiditas
Angka mortalitas ialah jumlah penderita yang dicatat selama
atau tahun per 1.000 penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama.rumusnya
sebagai berikut.
Angka
morbiditas =
x
1.000
Angka ini dapat digunakan untuk hal-hal
berikut.
1. Menggambarkan
keadaan kesehatan secara umum.
2. Mengetahui
keberhasilan program pemberantasan penyakit.
3. Mengetahui
keadaan sanitasi lingkungan.
4. Memperoleh
gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan.
18. Uji Tipis Untuk Deteksi Penyakit (
Screening Test)
Pencegahan
primer merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit,tetapi bila hal ini tidak
mungkin dilakukan maka mendeteksi tanda,gejala,dan pengobatan penyakit secara
tuntas merupakan pertahanan kedua.untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara
dini menemukan penyakit sebelum menimbulkan gejala dapat dilakukan dengan cara
berikut.
1. Deteksi
tanda dan gejala dini.
Untuk dapat mendeteksi tanda dan gejala
penyakit secara dini dibutuhkan pengetahuan tentang tanda dan gejala tersebut
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan serta masyarakat dengan cara demikian
timbulnya kasus baru dapat segera diketahui dan diberikan pengobatan.biasanya
penderita datang untuk mencari
pengobatan setelah menimbulkan gejala dan mengganggu kegiatan sehari-hari yang
berarti telah berada dalam stadium lanjut.hal ini disebabkan ketidaktahuan dan
ketidakmampuan penderita.
2. Penemuan
kasus sebelum menimbulkan gejala.
Penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan
mengadakan uji tapis terhadap orang-orang yang tampaknya sehat,tetapi mungkin
menderita penderita penyakit.diagnosis dan pengobatan penyakit yang diperoleh
dari penderita yang dating untuk mencari pengobatan setelah timbul gejala
relative sedikit,sekali dibandingkan dengan penderita tanpa gejala.
19. Batasan Uji Tapis
Secara
garis besar,uji tapis ialah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum
tampak melalui tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat
memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang-orang yang
mungkin tidak menderita.jadi,tes untuk uji tapis tidak dimaksudkan untuk
mendiagnosis sehingga pada hasil tes uji tapis yang positif harus dilakukan
pemeriksaan yang lebih intensif untuk menentukan aoakah yang bersangkutan
memang sakit atau tidak kemudian bagi diagnosisnya positif dilakukan pengobatan
intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya,khususnya
bagi penyakit-penyakit menular.
20. Proses Pelaksanaan Uji Tapis
Dari
uraian diatas,jelaslah bahwa proses uji tapis terdiri atas dua tahap yang tahap
pertamanya melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap
mempunyai risiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil tes negative maka
dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.bila hasil tes positif maka
dilakukan pemeriksaan.tahap kedua yaitu pemeriksaan diagnostic yang bila
hasilnya negative uji tapis adalah
pemeriksaan pada tahap pertama pada sekelompok individu yang tampak
sehat dilakuakn pemeriksaan (tes) dan hasil tes dapat positif dan negatif.
Individu
dengan hasil negative pada suatu saat dapat dilakukan tes ulang sedangkan pada
individu dengan hasil tes positif dilakuakn pemeriksaan diagnostic yang lebih
spesifik dan bila hasilnya dilakukan pengobatan secara intensif,sedangakn
individu dengan hasil tes negative dapat dilakukan tes ulang dan seterusnya
sampai semua penderita terjaring.
Pemeriksaan
yang biasa digunakan untuk uji tapi dapat berupa pemeriksaan laboratorium atau
radiologis,misalnya:pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan radiologis untuk
tapis penyakit TBC.pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan alasan:
1. Dengan
cepat dapat memilih sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut (pemeriksaan
diagnostic)
2. Tidak
mahal.
3. Mudah
dilakukan oleh petugas kesehatan,dan
4. Tidak
membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.
21. Tujuan Uji Tapis
Tujuan
uji tapis adalah sebagai berikut.
1. Deteksi
dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap ornag-orang
yang tampak sehat,tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai
risiko tinggi untuk terkena penyakit (population at risk)
2. Dengan
ditemuksn penderita tanpa gejala dapat dilakuakn pengobatan secar tuntas hingga
mudah disembuhkandan tidak membahayakn dirinya maupun lingkungannya dan tidak
sumber penularan hingga kejadian edemi dapat dihindari.Sasaran utama uji tapis
adalah penyakit kronis seperti:
1. Infeksi
bakteri (lepra,TBC,dan lain sebaiknya)
2. Infeksi
virus lepra (hepatitis)
3. Penyakit
noninfeksi,anatar lain:hipertensi,diabetes mellitus,penyakit jantung,karsinoma
serviks,prostat,dan glukoma).
4. AIDS.
22. Istilah-istialh dalam Epidemiologi
1. Karier
adalah orang atau binatang yang mengandung bibit penyakittertentu tanpa
menunjukkan gejala klinis yang jelas dan berpotensi sebagi sumber penularan
penyakit.status sebagai karier bisa bertahan dalam individu dalam waktu yang
lama perjalanan penyakit tanpa menunjukkan gejala klinis yang jelas (dikenal sebagai karier sehat atau asimptomatik).bisa
juga status karier ini terjadi pada waktu masa inkubasi,yaitu pada saat atau
sesudah masa pemulihan di mana gejala klinis penyakitnya jelas (dikenal sebagai
karier inkubasi atau pemulihan).dari berbagai jenis karier di atas,status
karier bisa pendek atau sanagt panjang (disebut sebagai karier sementara atau
transier atau kronis).
2. Angka
kematian kasus (case fatally rate).biasanya dinyatakan dalam persontase orang
yang terdiagnosis penyakit tertentu kemudian meninggal karena penyakit tersebut
dalam kurun waktu tertentu.
3. Kamoprofilaksis.
Kemoprofilaksis adalah pemberian bahan
kimia termasuk antibiotic yang ditujukanuntuk mencegah berkembangnya infeksi
menjadi penyakit yang menetap
kemoprifilaksis juga dimaksudkan untuk mencegah penularan penyakit kepada orang
lain.sementara kemoterapi dimaksudkan pemberian bahan kimia denagn tujuan untuk
mengobati suatu penyakit yang secara klinis sudah manifest dan untuk mencegah
perkembangan penyakit lebih lanjut.
4. Pembersihan.
Pembersihan adalah menghilangkan bahan
organic atau bahan infeksius dari suatu permukaan dengan cara mencuci dan
menggosok menggunakan deterjen atau pembersih vakum di mana agen infeksi ini
kemungkinan tempat yang cocok untuk hidup dan berkembang biak pada permukaan
tersebut.
5. Penyakit
menular
Penyakit menular adalah penyakit yang
disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toksin yang didapatkan
melalui penularan bibit penyakit atau toksin,yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang
terinfeksi;dari reservoir kepada orang yang rentan,baik secara langsung maupun
tidak langsnung ;tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu,vector,atau melalui
lingkunagan.
6. Masa
penularan.
Yaitu pada saat bibit penyakit mulai
ditularkan,baik secara langsung maupun tidak langsung dari orang yang sakit ke
orang lain,dari binatang yang sakit ke manusia atau dari orang sakit ke
binatang yang sakit ke manusia atau dari orang yang sakit ke binatang termasuk
ke artropoda.untuk penyakit tertentu seperti difteri dan infeksi strepiococcus
di mana selaput lender terkena sejak awal masuknya bibit penyakit,maka masa
penularannya dihitung mulai dari saat kontak pertama dengan sumber infeksi
sampai dengan saat bibit penyakit tidak lagi ditularkan dari selaput lender
yang terinfeksi,yaitu waktu sebelum munculnya gejala prodromal sampai
berhentinya status sebagai karier (jika yang bersangkutan berkembang menjadi
karier).
7. Kontaminasi
Yaitu ditemukannya bibit penyakit
dipermukaan tubuh,pakaian,tempat tidur,mainan anak-anak,instrument,duk atau
pada benda-benda lainnya termasuk air dan makanan.polusi berbeda dengan
kontaminasi,di mana polusi di artikan adanya bahan pencemar dalam jumlah yang
berlebihan di dalam lingkungan dan tidak harus berupa agen
infeksius.kontaminasi permukaan tubuh manusia tidak harus berupa agen
infeksius.kontaminasi permukaan tubuh manusia tidak berarti orang tersebut
berperan sebagai “karier”
8. Disinfeksi
Yaitu upaya untuk membunuh bibit penyakit
di luar tubuh manusia dengan menggunakan bahan kimia atau bahan
fisis.disinfeksi pada tingkat yang tinggiakan membunuh semua mikroorganisme
kecuali spora.diperlukan upaya lebih jauh untuk membunuh spora dari
bakteri.untuk membunuh spora diperlukan kontak yang lebih lama dengan
disinfektan dalam kosentrasi tertentu setelah dilakukan pencucian dengan
deterjen secara benar. Kosentrasi bahan kimia yang diperlukan antara lain
Glutaraldehid 2%,H2,O2,6% yang sudah distabilkan, asam parasetat 1%, paling sedikitnya
diberikan minimal 20 menit.
Beberapa istilah terkait dengan
desinfeksi adalah sebagai berikut.
a. Disinfeksi
segera adalah disinfeksi yang dilakukan segera setelah lingkungan tercemar oleh
cairan tubuh dari orang yang sakit atau suatu barang yang tercemar oleh bahan
infeksius. Sebelum dilakukan disinfeksi terhadap barang atau lingkungan
upayakan agar sesedikit mungkin kontak dengan cairan tubuh atau barang – barang
yang terkontaminasi tersebut.
b. Disinfeksi
terminal adalah upaya disinfektar yang dilakukan setelah penderita meninggal
atau setelah penderita dikirim ke rumah sakit atau setelah penderita berhenti
sebagai sumber infeksi atau setelah dilakukan isolasi di rumah sakit atau
setelah tindakan – tindakan lain dihentikan.
c. Sterilisasi
adalah penghancuran semua bentuk dari bibit penyakit baik dengan cara
memenaskan, penyiraman, menggunakan gas ( etilen, oksida, dan formaldehid )
atau dengan pemberian bahan kimia.
9. Disinfestasi
Adalah tindakan yang dilakukan baik fisik
maupun kimiawi dengan maksud untuk menghancurkan atau menghilangkan binatang –
binatang kecil yang tidak diinginkan khususnya artropoda atau rodensia yang
hadir di lingkungan manusia, binatang peliharaan, atau dipakaian di sinfestasi
termasuk menghilangkan kutu yaitu pediculus humanus pada manusia
10. Endemis
Adalah suatu keadaan di mana suatu
penyakit atau agen infeksi tertentu secara terus menerus ditemukan disuatu
wilayah tertentu bisa juga dikatakan sebagai suatu penyakit yang umum ditemukan
disuatu wilayah.
11. Epidemi
( wabah )
Adalah timbulnya suatu penyakit yang
menimpa sekelompok masyarakat atau suatu wilayah dengan angka kejadian yang
melebihi angka normal dari kejadian penyakit tersebut. Beberapa jumlah
penderita untuk bisa dikatakan telah terjadi epidemi sangat bergantung pada
jenis penyakit, jumlah dan tipe pendukung yang tertimpa pengalaman masa lalu
jarangnya terpanjang dengan penyakit tersebut serta waktu dan tempat kejadian.
12. Penyinaran
makanan
Adalah teknologi tertentu yang dapat
memberikan dosis spesifik dari radiasi pengion dari suatu sumber radio isotop (
kobalt 60 ) atau dari mesin yang dapat menghasilka sinar electron atau sinar x
13. Fumigasi
Yaitu proses yang ditujukan untuk
membunuh binatang tertentu seperti artropoda dan rodensia dengan menggunakan
gas kimia.
14. Penyuluhan
kesehatan
Yaitu suatu proses yang ditujukan kepada
individu atau kelompok penduduk agar mereka bisa berprilaku sehat dalam menjaga
dam memelihara kesehatan mereka. Penyuluhan kesehatan mereka dimulai dari
masyarakat dalam keadaan seperti apa adanyacyaitu pandangan mereka selama ini
terhadap masalah kesehatan. Dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada
mereka dimaksudkan untuk mengembangkan sikap tanggung jawab sebagai individu,
anggota keluarga, anggota masyarakat dalam masalah kesehatan.
15. Kekebalan
kelompok ( herd immunity )
Yaitu kekebalan dari kelompok orang atau
masyarakat. Kemampuan dari sekolompok orang untuk menangkal invasi atau
penyebaran suatu penyakit infeksi jika mereka yang kebal mencapai proporsi yang
cukup tinggi di masyarakat.
16. Pejamu
/ tuan rumah / inang ( host )
Ialah orang atau binatang termasuk burung
dan artropoda yang mengandung bibit penyakit tertentu yang didapatkan secara
alamiah ( bukan sebagai hasil eksperimen ).
17. Individu
yang kebal (resisten).
Adalah orang atau binatang yang memiliki antibodi
spesifik dan atau memiliki antibodi seluler akibat infeksi atau bemberian
imunisasi yang dialami sebelumnya. Atau suatu kondisi sebagai akibat pengalaman
spesifik sebelumnya sebagai suatu respons sedemikian rupa mencegah
berkembangnya penyakit terhadap reinfeksi dari bibit penyakit tertentu.
18. Iminitas
Adalah kekebalan yang dikaitkan dengan
adanya antibodi atau sel yang mempunyai tanggap kebal terhadap mikroorganisme
dari penyakit infeksi tertentu atau terhadap toksinnya. Kekebalan yang efektif meliputi
kekebalan seluler berkaitan dengan sentisisasi T-limfosit dan imunitas humural
yang didasarkan kepada reaksi B-limfosit. Kekebalan pasif didapat secara
alamiah maupun dari ibu melalui plasenta atau didapat secara alamiah buatan
dengan memberikan suntikan zat kebal (dari serum binatang yang sudah
dikebalkan, serum hiperium dari orang yang baru sembuh au human immune
serumglobulin), kekebalan yang diberikan relative pendek.
19. Infeksi
yang tidak kelihatan (inapparent infection)
Adalah terjadinya infeksi pada penjamu
tanpa disertai dengan gejala klinis yang jelas. Infeksi ini hanya bisa diketahui
malalui pemeriksaan laboratorium seperti melalui pemeriksaan darah dan tes
kulit.
20. Angka
insideni (incidence rate)
Adalah jymlah kasus baru penyakit tertentuyang dilaporkan pada periode waktu
tertentu,tempat tertentu dibagi dengan jumlah penduduk di mana penyakit
tersebut terjangkit.biasanya dinyatakan dalam jumlah kasus per 1.000 atau per
100.000penduduk pertahun.
21. Masa
inkubasi
Yaitu interval waktu antara kontak awal
dengan bibit penyakit dan awal munculnya gejala penyakit penyakit yang
dikaitkan dengan infeksi tersebut.di dalam tubuh vector adalah waktu antara
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh vector dan waktu di manan vector
tersebut mampu mrnyebarkan penyakit (masa inkubasi ekstrinsik).
22. Infeksi
adalah bibit penyakit atau parasit masuk dan berkembang biak kedalam tubuh
manusia atau bintang.infeksi tidak sama dengan penyakit infeksius,akibatnya
mungkin tidak kelihatan
23. Agen
infeksius adalah organisme (virus,riketsia,bakteri,jamur,protozoa dan cacing)
yang bisa menimbulkan infeksi atau penyakit infeksi infektivitas menunjukkan
kemampuan dari agen infeksius untuk masuk hidup dan berkembangbiak di dalam
tubuh pejamu.
24. Penyakit
infeksius adalah penyakit pada manusia atau binatang yang manifest secara
klinis sebagai akibat dari infeksi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epidemiologi merupakan bagian dari
ilmu kesehatan masyarakat (public healt) yang menekankan perhatian pada
keberadaan penyakit maupun masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Menurut
asal katanya secara elimologis epidemiologi berarti ilmu mengenai ilmu kejadian
yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu dari epi
atau upon yang berarti pada atau tentang demos atau people yang berarti
penduduk;dan logika atau knowledge yang berarti ilmu. Dengan
demikian,epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Pada awal perkembangannya
epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit,dianggap sebatas ilmu tentang
epidemis selanjutnya dalam perkembangan hingga dewasa ini,epidemiologi
diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan
(faktor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk
pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan.epidemiologi tidak hanya dimaksudkan mempelajari penyakit dan epinya
saja.tetapi juga menyangkut masalah kesehatan secara keseluruhan.
B. Saran
1.
Pemerintah
harus menjalankan system SKD daan memantau system tersebut setiap waktu supaya
betul-betul dijalankan agar dapat mencegah timbulnya kasus KLB
2.
Masyarakat
harus mengetahui kegunaan dari surveilans epidemiologi yang bukan hanya sebagai
pengumpul data atau penyelidikan KLB,sehingga tidak menyebabkan aplikasi system
surveilans di Indonesia tidak berjalan
optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah
kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Wahyuningsih, puji heni dkk ;2009,
”Dasar – dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kebidanan”,yogyakarta, FITRAMAYA
2.
Syafrudin,dkk;2009, “ Ilmu Kesehatan
Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan”; jakarta; TRANS INFO MEDIA
3.
Mubarak wahit iqbal; 2012; “ Ilmu
Kesehatan Masyarakat ( konsep dan aplikasi dalam kebidanan ) “; jakarta;
SALEMBA MEDIKA
4.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
5.
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu
Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397.
Jakarta: YBPSP
Soal
1.
Sebutkan langkah-langkah kegitan
surveilan Epidemiologi
a. Tetapkan
tujuan,Tetapkan metode yang hendak di gunakan. Membuat/menetapkan,mempersiapkan
instrument untuk pengumpulan data dan pengolahan data,Pengumpulan dan
pengolahan data,Analisis data,Membuat rencana penanggulangan,Pembuatan laporan.
b. Penelitian
observasional,Penelitian kohort,mengolah data.
c. Dalam
bidang kesehatan masyarakat,menerapkan target.
d. Tidak
melakukan diagnosa trhadap klien,tidak melakukan perencanaan penanggulangan.
Jawabannya:
a. Tetapkan
tujuan,Tetapkan metode yang hendak di gunakan. Membuat/menetapkan,mempersiapkan
instrument untuk pengumpulan data dan pengolahan data,Pengumpulan dan
pengolahan data,Analisis data,Membuat rencana penanggulangan,Pembuatan laporan
2.
apakah yang dapat menyebabkan sehingga
angka kematian balita tersebut tidak menurun bahkan angka kematian balita
penting untuk mengukur taraf dalam kesehatan.coba anda jelaskan.
Jawab.
Angka kematian balita merupakan gabungan antara angka kematian
bayi dan angka kematian anak 1-4 tahun.angka kematian balita sangat penting untuk
mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indicator yang
sensitive untuk mengukur status kesehatan bayi dan anak.untuk Negara
berkembang,sebagian besar kematian balita disebabkan infeksi dan gizi
kurang.angka kelahiran yang tinggi dengan jarak antara kelahiran yang
pendek,keadaan sosial ekonomi,dan tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan kurangnya pengertian ibu dan
masyarakat memperberat kondisi tersebut.angka kematian balita ialah jumlah
balita yang dicacat selama satu tahun per 1.000 penduduk balita pada tahun yang
sama
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking